Mohon tunggu...
aulia zuliyanti
aulia zuliyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kepemimpinan Dalam Organisasi

Kepemimpinan dalam organisasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artikel Kepemimpinan dalam Organisasi

21 Juni 2021   18:00 Diperbarui: 24 Juni 2021   12:35 4822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


1. Gaya demokratis
Gaya demokratis berarti mencari kolaborasi dan konsensus. Anggota tim adalah bagian dari proses pengambilan keputusan. Arus komunikasi naik, turun, dan melintasi bagan organisasi. Gaya demokratis itu kolaboratif. Penulis dan pembicara motivasi Simon Sinek adalah contoh dari seorang pemimpin yang tampaknya memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis


2. Gaya otokratis
Kepemimpinan otokratis disebut juga kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut. Mereka menentukan apa yang harus dilakukan orang lain dan mengharapkan mereka mematuhinya. Kritik yang muncul adalah bahwa pendekatan ini tidak akan efektif dalam jangka panjang.


3. Gaya transformasional
Pemimpin transformasional mendorong perubahan. Mereka masuk ke organisasi untuk membalikkan keadaan, mengembalikan keuntungan, atau meningkatkan budaya. Sebagai alternatif, pemimpin transformasional mungkin memiliki visi untuk apa yang mungkin dibutuhkan pelanggan, pemangku kepentingan, atau konstituen di masa depan dan bekerja untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka adalah agen perubahan yang berfokus pada masa depan. Contoh pemimpin transformasional adalah Oprah dan Robert C. Smith, miliarder yang telah menawarkan untuk melunasi hutang pinjaman mahasiswa dari seluruh kelas kelulusan 2019 di Morehouse College.

4. Gaya transaksional
Pemimpin transaksional melanjutkan agenda langsung. Mereka khawatir tentang menyelesaikan tugas dan melakukan apa yang mereka katakan telah mereka lakukan. Mereka kurang tertarik untuk mengubah status quo dan lebih fokus untuk memastikan bahwa orang melakukan tugas khusus yang harus mereka lakukan. Gaya kepemimpinan transaksional berpusat pada perencanaan jangka pendek. Gaya ini dapat menahan kreativitas dan membuat karyawan terjebak dalam peran mereka saat ini.

5. Gaya delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.

6. Gaya partisipatif
Kepemimpinan partisipatif juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas atau nondirective. Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya. Disini tugas pemimpin adalah mengarahkan tim kepada tercapainya consensus. Asumsi yang mendasari gaya kepemimpinan ini adalah bahwa para karyawan akan lebih siap menerima tanggungjawab terhadap solusi, tujuan, dan strategi di mana mereka diberdayakan untuk mengembangkannya.

7. Gaya visioner
Gaya kepemimpinan selanjutnya adalah visioner. Dalam hal ini, seorang pemimpin perlu menjadi individu yang visioner, dimana dirinya mampu untuk merancang tujuan dan visi misi yang jelas, serta meyakinkan seluruh anggotanya bahwa mereka sedang menuju jalan keberhasilan. Selain itu, mereka juga mampu untuk mempertimbangkan dan mengintegrasikan berbagai perspektif orang lain dengan pemikiran original yang mereka miliki. Tidak hanya itu, sebagai pemimpin yang visioner, mereka mampu bekerja dengan baik dalam tim dan membimbing anggotanya untuk menuju visi misi yang diharapkan.

8. Kepemimpinan ala Arsitek
Untuk jenis ini, para pemimpin ahli dalam merancang masa depan, mendesain organisasi menjadi sebuah sistem yang transparan dan canggih. Selain itu, para pemimpin juga diharapkan secara berkala memeriksa desain inti dari dasar organisasi tersebut. Misalnya, mengecek kembali tentang bagaimana produk-produk organisasi dapat diproduksi secara efisien, bagaimana jumlah penjualan dapat ditingkatkan, bagaimana cara meningkatkan produktivitas dan motivasi karyawan, dan lain-lain.

9. Kepemimpinan sebagai Pelatih
Kepemimpinan dalam organisasi akan terasa tidak lengkap jika pemimpinnya tidak bertindak sebagai pelatih (coach) bagi para karyawan atau anggota timnya. Ketika seorang pemimpin berhasil membimbing para anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan, maka secara otomatis organisasi tersebut akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan. Tidak hanya itu, para karyawannya juga akan berpikir lebih strategis dan mencoba mengasah kemampuan mereka untuk bekerja lebih baik dalam kolaborasi yang harmonis.

10. Kepemimpinan situasional
Gaya kepemimpinan ini dikenal pula sebagai kepemimpinan tak tetap(fluid) atau kontingensi. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer dalam segala kondisi. Oleh karena itu gaya kepemimpinan situasional akan menerapkan suatu gaya tertentu berdasarkan pertimbangan atas factor-faktor sep[erti pemimpin, pengikut, dan situasi( dalam arti struktur tugas, peta kekuasaan, dan dinamika kelompok ). Hal ini sering dikenal dengan istilah hukum situasi (law of the situation).

F. CONTOH KEPEMIMPINAN
 => Menginspirasi dan Memotivasi
    Pemimpin yang hebat menciptakan proyeksi masa depan. Dia akan memberikan gambaran masa depan yang jelas serta menarik memotivasi orang lain supaya bisa meraihnya.Kalau Anda sedang memegang jabatan sebagai manejer, memotivasi serta mendorong rekan tim menjadi tugas utama Anda agar tujuan perusahaan tercapai. Hal tersebut termasuk bisnis yang baru berkembang.
=>  Mempunyai Integritas dan Kejujuran Tinggi
    Kepemimpinan juga mencakup integritas serta kejujuran yang tinggi. Lakukan apa yang pernah Anda katakan serta mereka akan melakukan hal yang sama. Dalam beberapa isu, bawahan atau tim akan menanyakan beberapa pertanyaan menjebak.
Wajib untuk menjawabnya dengan jujur. Walaupun mereka pada akhirnya tak menyukai jawaban Anda, Tapi mereka pasti dapat menerima serta melewati dengan baik asal Anda tetap bekerja bersama mereka.
=>  Pelajari dan Selesaikan Masalahnya
    Seorang pemimpin direkrut, dilatih, serta dipilih guna menyelesaikan masalah serta mencari peluang pasar. Tak hanya kecerdasan yang dibutuhkan, Namun kemampuan menganalisa yang baik serta skill lain yang tidak dipunyai oleh rekanan lainnya.
=> Bekerja Supaya Hasilnya Tercapai
    Beberapa orang biasanya hanya menonton di belakang serta melihat prosesnya. Tapi seorang leader yang baik akan terjun bersama timnya supaya tujuan organisasi tercapai dengan baik. Seorang leader mempunyai ketekunan, patuh serta dorongan yang tinggi supaya targetnya tercapai di waktu yang tepat.
=>  Komunikasi yang Bagus
    Ada banyak sekali cara berkomunikasi seorang leader dengan timya. Ada yang memakai skype, telepon, meeting, email, blog dan media lainnya. Hal tersebut menjadi tidak penting sering-sering bertemu namun tugas tidak langsung dijalankan.
Hal yang paling penting untuk pemimpin ialah tugas selesai dengan baik serta targetnya tercapai. Apa saja media komunikasinya. Tak lupa dia memberikan detail job yang jelas serta terus berkomunikasi dengan tim supaya pekerjaan berjalan di jalan yang benar.
=>  Mempunyai Hubungan Erat
    Kepemimpinan juga wajib mengikutsertan hubungan yang erat antar anggota. Dia percaya pada bawahan berlaku sebaliknya. Seorang pemimpin memegang tanggung jawab yang besar atas pekerjaan timnya. Berarti hubungan yang baik di lingkaran mereka wajib tercipta dengan baik.
=> Bersikap Profesional
    Seorang pemimpin wajib mempunyai keahlian yang khusus.
=> Memberikan Strategi
    Pemimpin tentu saja mempunyai visi jangka panjang. Dia tahu bagaimana menghindari kesalahan fatal yang akibatnya pada perkembangan bisnis. Mereka sering dituntut menjadi orang yang taktis dalam menghadapi persaingan pasar.
=>  Bersifat Membangun
    Kepemimpinan menurut temuan Jack Zenger dan Joseph Folkman mengikutkan aspek pembangunan. Berarti, pemimpin yang baik harusnya terus belajar mengembangkan skill teknis serta profesionalitasnya. Mereka mencari karyawan yang paling menjanjikan serta memberikan training yang baik sehingga mampu menjadi generasi penerus perusahaan.
=>  Melakukan Inovasi
    Dalam bidang bisnis, inovasi bukan merupakan hal baru. Bahkan secara langsung pasar menggeret pelaku bisnis serta perusahaan untuk terus berinovasi supaya mampu bertahan di tengah kompetisi yang ketat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun