Mohon tunggu...
Aulia Wijayanti
Aulia Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Aulia

Aulcantik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Wisata Panjangrejo Pusat Gerabah Jogja yang Jarang Dilirik Wisatawan

23 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 23 Juli 2022   19:12 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo nama saya Aulia Wijayanti biasa dipanggil aul, penerima beasiswa unggulan STP Trisakti 2019 kali ini saya akan meceritakan pengalaman saya melakukan pelatihan di desa wisata Panjangrejo.

Sebelumnya saya mau bertanya ke temen temen jika kita ingin membeli gerabah dan sejenisnya Ketika di Yogyakarta kemana? Kasongan? Yapp itu jawaban saya sebelum mengetahui desa wisata Panjangrejo. Kenapa mari kita simak!

Mungkin kebanyakan wisatawan termasuk saya mengetahui Kasongan merupakan satu-satunya desa wisata dan sentra produk gerabah/keramik di Yogyakarta. 

Namun siapa sangka ternyata sejarah industri gerabah di Yogyakarta bermula dari kawasan Pundong. Di Kawasan Pundong sendiri terdapat tiga dusun yang telah memproduksi gerabah sejak lama, yaitu Jetis, Pundong, dan Panjangrejo.

Bahkan di desa Panjangrejo hampir semua masyarakatnya menjadi pengrajin gerabah, pada saat saya survey ke lokasi benar saja disetiap depan rumah warga pasti ada gerabah basah yang sedang dijemur, atau sedang proses pengeringan. 

Setelah saya bertanya kepada bapak dukuh ternyata memang semua masyarakat di desa panjangrejo hampir 75% menjadi pengrajin gerabah sisanya merantau. Wow, dan mereka dapat membuat beribu ribu pesanan karena dominan menjadi pengrajin gerabah.

Namun saat ini desa Panjangrejo kurang dilirik masyarakat karna kurangnya promosi dan pengetahuan dari para wisatawan. Tapi buat teman teman yang mau mencari hasil karya mereka bisa di cek Instagram @Soevenirnikahunik.

Kerajinan gerabah yang diproduksi di desa Panjangrejo sangat bervariatif, mulai dari alat-alat rumah tangga berbahan tanah liat seperti tungku, tempat wudhu, penampungan air, sampai ke hiasan modern seperti vas, tempat lilin, topeng, kap lampu, wine cooler, dan berbagai souvenir menarik lainnya.

Tidak hanya produk gerabah yang bervariatif, para pengrajin gerabah pun semakin berinovasi mengembangkan hasil kerajinannya. Hasil kerajinan gerabah yang ada di desa Panjangrejo tidak hanya polosan atau pewarnaan saja, namun kini juga telah menggunakan teknik cover.

Teknik cover dilakukan dengan menutup bentuk gerabah menggunakan media lain seperti eceng gondok, rota, pelepah pisang kering, atau daun kering sehingga menambah kesan artistik dan tentu saja lebih bernilah secara ekonomi. Terbukti dengan adanya variasi gerabah cover, peminat kerajinan gerabah Panjangrejo semakin meningkat.

Menarik bukan soo, buat teman teman yang lagi cari souvenir, hiasan atau produk gerabah lainya bisa banget buat kepoin yaa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun