Hallo nama saya Aulia Wijayanti biasa dipanggil aul, penerima beasiswa unggulan STP Trisakti 2019 kali ini saya akan meceritakan pengalaman saya melakukan pelatihan di desa wisata Panjangrejo.
Sebelumnya saya mau bertanya ke temen temen jika kita ingin membeli gerabah dan sejenisnya Ketika di Yogyakarta kemana? Kasongan? Yapp itu jawaban saya sebelum mengetahui desa wisata Panjangrejo. Kenapa mari kita simak!
Mungkin kebanyakan wisatawan termasuk saya mengetahui Kasongan merupakan satu-satunya desa wisata dan sentra produk gerabah/keramik di Yogyakarta.Â
Namun siapa sangka ternyata sejarah industri gerabah di Yogyakarta bermula dari kawasan Pundong. Di Kawasan Pundong sendiri terdapat tiga dusun yang telah memproduksi gerabah sejak lama, yaitu Jetis, Pundong, dan Panjangrejo.
Bahkan di desa Panjangrejo hampir semua masyarakatnya menjadi pengrajin gerabah, pada saat saya survey ke lokasi benar saja disetiap depan rumah warga pasti ada gerabah basah yang sedang dijemur, atau sedang proses pengeringan.Â
Setelah saya bertanya kepada bapak dukuh ternyata memang semua masyarakat di desa panjangrejo hampir 75% menjadi pengrajin gerabah sisanya merantau. Wow, dan mereka dapat membuat beribu ribu pesanan karena dominan menjadi pengrajin gerabah.
Namun saat ini desa Panjangrejo kurang dilirik masyarakat karna kurangnya promosi dan pengetahuan dari para wisatawan. Tapi buat teman teman yang mau mencari hasil karya mereka bisa di cek Instagram @Soevenirnikahunik.
Kerajinan gerabah yang diproduksi di desa Panjangrejo sangat bervariatif, mulai dari alat-alat rumah tangga berbahan tanah liat seperti tungku, tempat wudhu, penampungan air, sampai ke hiasan modern seperti vas, tempat lilin, topeng, kap lampu, wine cooler, dan berbagai souvenir menarik lainnya.
Tidak hanya produk gerabah yang bervariatif, para pengrajin gerabah pun semakin berinovasi mengembangkan hasil kerajinannya. Hasil kerajinan gerabah yang ada di desa Panjangrejo tidak hanya polosan atau pewarnaan saja, namun kini juga telah menggunakan teknik cover.
Teknik cover dilakukan dengan menutup bentuk gerabah menggunakan media lain seperti eceng gondok, rota, pelepah pisang kering, atau daun kering sehingga menambah kesan artistik dan tentu saja lebih bernilah secara ekonomi. Terbukti dengan adanya variasi gerabah cover, peminat kerajinan gerabah Panjangrejo semakin meningkat.
Menarik bukan soo, buat teman teman yang lagi cari souvenir, hiasan atau produk gerabah lainya bisa banget buat kepoin yaa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H