Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau keadaan dibawah alam sadar dimana otak kita mengalami penurunan aktivitas dan respon namun masih dapat dibangunkan dengan rangsangan sensorik ataupun rangsangan lainnya. Ketika sedang tidur, maka sel-sel didalam tubuh akan memperbaiki atau mengembalikan sistem yang ada dalam tubuh seperti semula, sehingga ketika bangun tubuh akan menjadi lebih fresh jika kualitas tidur baik.
Namun bagaimana jika kita mengalami gangguan tidur seperti insomnia? Insomnia dapat diartikan sebagai kondisi dimana seseorang tidak bisa tidur pada malam hari atau bahkan tidak tidur hingga pagi hari (kekurangan tidur). Rata-rata insomnia terjadi pada remaja dan orang dewasa. Insomnia terjadi karena banyak hal diantaranya yaitu keributan, rasa tidak nyaman dengan ruang tidur, stres, sakit atau juga kecemasan. Pada artikel ini kita akan berfokus pada insomnia yang disebabkan oleh kecemasan.
Kecemasan adalah rasa yang berasal dari rasa ketakutan dan keprihatinan tentang masa-masa yang akan datang atau suatu peristiwa yang telah terjadi yang bersifat individual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kecemasan juga diartikan sebagai gelisah. Sedangkan dalam ilmu Psikologi kecemasan biasanya disebut anxiety. Kecemasan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita lebih sering merasa cemas ketika kita ingin beristirahat. Mengapa demikian? Karena ketika kita akan beristirahat tubuh dan otak kita mengolah kembali hal apa saja yang telah terjadi pada hari yang telah kita lewati tadi, sehingga kadang kala muncul hal-hal yang membuat kita menjadi cemas akan apa yang akan terjadi selanjutnya atau mungkin apa yang akan dihadapi nantinya.
Menurut Kartini Kartono kecemasan dibagi menjadi dua jenis yaitu Kecemasan Ringan dan Kecemasan Berat.
Kecemasan Ringan
Ada 2 kategori dalam kecemasan ringan ini yaitu ringan sebentar dan ringan lama. Kecemasan ringan yang sebentar merupakan kecemasan pada umumnya yang terjadi pada seorang individu dikarenakan situasi yang mengancam dan individu tidak dapat menghadapinya sehingga timbullah rasa cemas. Sedangkan kecemasan ringan yang lama merupakan kecemasan yang sebenarnya dapat diatasi, namun karena tidak segara ditangani sehingga kecemasan itu berada lama didalam diri individu.
Kecemasan Berat
Kecemasan berat merupakan kecemasan yang tergolong berat dan berakar yang sudah mendalam didalam diri individu. Kecemasan ini merugikan dan menghambat perkembangan kepribadian seseorang. Ada 2 katergori dalam kecemasan ini, yaitu yang sebentar dan yang lama. Kecemasan berat sebentar merupakan kecemasan yang menimbulkan rasa traumatis jika inndividu dihadapkan dengan situasi yang sama dengan penyebab munculnya kecemasan. Sedangkan kecemasan berat lama bersifat merusak. Kecemasan ini akan menetap bertahun-tahun dalam diri individu dan dapat merusak individu. Kecemasan ini mengakibatkan individu dapat terserang penyakit seperti hipertensi, tachycardia atau juga excited.
Gejala Kecemasan.
Seseorang yang memiliki kecemasan memiliki gejala sebagai berikut :
Tangan dingin
Detak jantung meningkat
Berkeringat dingin
Nafsu makan berkurang
Susah tidur atau tidur tidak nyenyak
Dada sesak
Ketakutan merasa akan bahaya
Tidak bisa memfokuskan perhatian
Tidak tenang dan tentram
Sering mengelak dan ingin lari dari kenyataan
Faktor Penyebab Kecemasan.
Ketika seseorang merasakan sebuah ancaman oleh sesuatu walaupun sesuatu itu tidak jelas adanya.
Kekhawatiran yang dilandasi rasa sayang dimana muncul rasa takut kehilangan.
Perkiraan yang berlebihan terhadap rasa takut.
Stres pascatrauma dimana kondisi seseorang terus teringat akan sesuatu yang buruk yang bersifat traumatis.
Faktor lingkungan yang bersifat menekan dan menuntut sehingga mengakibatkan frustasi, pengkhianatan dan sebagainya.
Rasa bersalah dan berdosa yang bertentangan dengan hati nurani.
Lemahnya keimanan dan kepercayaan terhadap Allah.
Terlalu memikirkan masa depan yang cerah dengan pola pikir dan pandangan yang negatif.
Mudah terpengaruh oleh nafsu, ambisi, keserakahan dan kegoisan yang berlebih.
Berkeyakinan bahwa keberhasilan didapat dari diri sendiri tanpa memikirkan sang pencipta.
Ada beberapa cara untuk menangani kecemasan yang dihadapi. Beberapa diantaranya yaitu :
Bantuan Farmakologis.
Orang yang mengalami gangguan kecemasan biasanya mencari bantuan obat-obatan sebagai penenang. Obat-obatan anxiolytic (anti-kecemasan) yang paling dikenal ialah benzodiazepin, seperti diazepam dengan nama dagang Valium, chlordiazepoxide atau librium dan alprazolam atau xanax.
 Bantuan Kegamaan
Islam mengajarkan para umatnya untuk lebih mendekatkan diri dan lebih bertaqwa kepada Allah swt. Agar terhindar dari hal-hal buruk dan juga permasalahan duniawi. Salah satu jalan keluar dari kecemasan yaitu dengan merasakan tuma'ninah (berdiam diri sementara). Adapun cara menghadapi kecemasan berdasarkan Islam sebagai berikut :
Mengambil wudhu.
Melakukan sholat wajib (jika waktu bertepatan dengan waktu sholat)
Berdzikir dan bersholawat
dan lebih bertawakal kepada Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA
Kalat, J. W. (2020). BIOPSIKOLOGI. Jakarta: Salemba Humanika.
Nasrudin, M. (2018). GANGGUAN KECEMASAN DALAM PRESPEKTIF AL-QUR'AN. Pendekatan Psikologi, 17-65.
Nuhaya, H. U. (2020). SIKOLOGI KECEMASAN DALAM AL-QUR'AN. Tafsir tematik atas ayat-ayat syifa tentang kecemasan, 19-25.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H