Mohon tunggu...
Aulia.T.Q
Aulia.T.Q Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Barang Siapa yang Bersungguh-sungguh, Maka Dapatlah Ia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik Self Management Sebagai Upaya Mendorong Produktivitas Pelajar pada Masa Pandemi Covid-19

14 Desember 2021   05:20 Diperbarui: 14 Desember 2021   05:59 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini disusun oleh :

Andika Satria Yoga Suharno, Arianisa Dyah Perwitasari, Aris Rizky, Aulia Tsaabita Qurrotu'ain

Sejarah Covid-19

Pada 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) telah resmi mengumumkan kejadian luar biasa virus korona atau Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sebagai pandemi global. Membuat semua orang tersentak. Sebagian mungkin awam dengan istilah pandemi, namun dapat dirasakan bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi. Seiring waktu, terbukti bahwa pandemi Covid-19 memang sebuah kejadian luar biasa. Hingga 31 Mei 2021, virus tersebut telah tersebar dengan pesat setidaknya di 219 negara/teritori, dengan total infeksi global lebih dari 171,5 juta kasus dan 3,7 juta kematian. Tingginya kecepatan penyebaran wabah ini memberikan dampak negatif yang luar biasa besar bagi seluruh negara, baik dari sisi kesehatan, sosial dan kesejahteraan, maupun ekonomi.

Kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di pasar ikan Wuhan, Tiongkok. Hewan diprediksi menjadi medium penyebaran virus ini. Berdasarkan klasifikasinya, Covid-19 dikategorikan mirip dengan wabah SARS pada 2002 dan MERS 2012, tetapi dengan tingkat penularan yang lebih tinggi dan mampu menginfeksi manusia dengan cepat. Pada kasus yang menjangkiti orang lanjut usia atau dengan riwayat penyakit tertentu, Covid-19 dapat menjadikan penyakit tersebut lebih parah sehingga berpotensi menyebabkan kematian.

Mulanya, Covid-19 menyebar cepat dalam waktu singkat di Tiongkok hingga mendorong Pemerintahnya melakukan lockdown ketat, kebijakan yang pada waktu itu dinilai kontroversial dan disebut draconian measure oleh dunia. Selama bulan Januari hingga awal Februari 2020, fokus penanganan Covid-19 memang masih terkonsentrasi di Tiongkok. Pada titik ini, belum banyak informasi yang diketahui mengenai virus ini, penyebaran yang luas secara global dan cepat belum terbayang secara gamblang sehingga antisipasi yang dilakukan oleh negara di luar Tiongkok relatif masih terbatas. Dengan mobilitas manusia yang masih tinggi, penyebaran virus ini pun semakin tidak terelakkan, terutama bagi mereka yang baru bepergian ke atau dari Tiongkok.

Memasuki bulan Februari 2020, beberapa negara mulai melaporkan peningkatan kasus positif yang cukup signifikan seperti Iran, Korea Selatan, dan Italia. Hal tersebut diikuti dengan beberapa langkah yang dilakukan untuk menekan penyebarannya yang lebih luas seperti pelarangan/pengurangan perjalanan (travel ban/restriction). Arab Saudi bahkan mengambil langkah tegas untuk menutup seluruh penerbangan dan menangguhkan kedatangan para wisatawan yang akan melakukan umrah dari luar negaranya. Penundaan kegiatan umrah tersebut menjadi salah satu langkah paling monumental yang menandai ancaman besar sedang terjadi secara global. Travel ban seolah menjadi penarik tuas rem pariwisata sebagai sektor yang tumbuh sangat pesat.

Bulan Maret 2020 menjadi titik waktu penyebaran Covid-19 yang lebih luas lagi, khususnya di Eropa dan Amerika. Per 31 Maret 2020, sudah terdapat 941 ribu orang yang positif dan tersebar di 202 negara/teritori. Jumlah kasus tersebut kemudian meningkat lebih dari 3 kali lipat hingga mencapai 3,2 juta kasus pada akhir April 2020. Amerika Serikat (AS) telah menjadi episenter baru virus ini dengan jumlah kasus mencapai 30 persen dari total kasus kumulatif Covid-19 di dunia. Dengan kecepatan penyebaran yang semakin eksponensial, upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan masyarakat semakin intensif dilakukan. Kebijakan lockdown pada periode ini semakin awam digunakan oleh berbagai negara. Selain lockdown dan travel ban, negara-negara juga menerapkan penutupan perbatasan, memberlakukan physical distancing melalui penutupan sekolah, perkantoran, dan pembatasan berbagai kegiatan yang melibatkan pengumpulan banyak orang. Tercatat 59 negara memberlakukan travel ban dan total border shutdown serta sebanyak 85 negara memberlakukan partial border shutdown. Selain itu, kurang lebih 160 negara menutup sekolahsekolah yang dimilikinya untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Kebijakan pembatasan sosial berupa physical distancing hingga lockdown mulai berdampak terhadap penurunan tren kurva pandemi di beberapa negara. Pada 8 April 2020, Tiongkok menjadi negara pertama yang mencabut lockdown setelah berjalan selama kurang lebih 76 hari di Wuhan. Langkah ini kemudian diikuti oleh negara-negara lain di Eropa yang mulai mampu mengendalikan penyebaran Covid-19, seperti Italia, Jerman, Spanyol, dan Perancis. Pada bulan Mei, pelonggaran pembatasan sosial semakin gencar dilakukan oleh berbagai negara di dunia. Mulai terkendalinya kasus serta dilakukannya pelonggaran pada periode-periode awal ini cukup memberi harapan, namun pandemi ternyata masih jauh dari usai. Pelonggaran di sebagian besar negara kerap berujung pada kembali naiknya kasus. Hanya sedikit negara yang benar-benar mampu menjaga terkendalinya kasus pada tingkat yang rendah secara konsisten.

Dampak sosial dan ekonomi semakin intensif sehingga mendorong banyak negara dengan kenaikan kasus yang masih tinggi untuk ikut dalam tren relaksasi dan reopening, seperti Amerika Serikat, negara-negara Amerika Selatan, negara-negara Asia Selatan, serta negara berkembang lainnya. Konsekuensinya, penyebaran pandemi justru semakin meluas dengan kenaikan kasus signifikan. Pusat penyebaran pandemi beralih ke negara berkembang hingga pada 1 Juni 2020. WHO secara resmi menyatakan Amerika Latin sebagai episenter baru pandemi.

Teknik Self Managemet

Waktu merupakan sebuah lingkar perjalanan yang tidak pernah dapat kembali. Sebagai manusia tentu saja diperlukan adanya kesadaran management waktu. Kesadaran untuk memanfaatkan sebaik mungkin merupakan sebuah keharusan bagi manusia pembelajar. Sudah seharusnya manusia mengatur waktunya sebaik mungkin dan dapat mengendalikannya untuk hal-hal yang bermanfaat.

Seseorang memerlukan usaha untuk memastikan waktu yang digunakan agar efektif dan efisien sesuai kadar kemampuan dan keinginannya. Untuk mencapai hal itu, diperlukannya kemampuan mengelola diri (Self Management), dengan ciri dan teknik masing-masing individu. Menurut Knowles, Self Management adalah berbagai upaya individu untuk melaksanakan perencanaan, perhatian dan fokus pekerjaan yang nantinya akan dilakukan, dan evaluasi aktivitas yang telah dilaksanakan (Elvina S N, 2019).

Sedangkan menurut Ian Munro, dalam artikel berjudul "What Is Self-Management and how can you Improver itu?" Self Management adalah kemampuan untuk mengelola perilaku, pikiran, dan emosi secara sadar dan produktif. Untuk menjadi pribadi yang terampil dalam manajemen diri, diperlukan sebuah tindakan dalam mengendalikan diri sendiri dan memanfaatkan waktu sebaik baik, agar kesaharian yang individu bersifat produktif secara continue. Menghindari berbagai distraksi dan menetapkan berbagai rencana yang akan dilaksanakan setiap harinya.

Berdasarkan tinjuan berbagai literatur dan laporan Robert Wood Johnson, manajemen diri dibagi menjadi lima keterampilan, yaitu pemecahan masalah, pengambilan keputusan, pemanfaatan sumber daya, pembentukan kesehatan, dan keputusan dalam bertindak (Lorig K R dan Holman H R, 2003). Sehingga, apabila peserta didik mampu, menjaga dan mengembangkan berbagai keterampilan dalam Self Management pasti hidup yang dialami akan baik dalam kondisi psikis maupun fisik.

Anggapan dasar Self Management merupakan teknik konseling behavior setiap perilaku manusia dalam melaksanakan proses belajar yang menghasilkan pembelajaran sehingga mampu menerima stimulus dan lingkungan. Dapat dikatakan, bahwa untuk mengelola diri, dibutuhkan merancang prosedu yang mengatur pola perilakunya sendiri. Bertujuan agar individu berkembang menjadi adaptif dalam menghadapi berbagai keadaan dan menumbuhkan sikap produktivitas.

Manajemen diri memiliki hubungan dengan kecerdasan emosional. Berdasarkan definisi manajemen diri berakar pada teori kecerdasan emosional. Pengaturan manajemen diri perlu di support berdasarkan kemampuan kapasitas kesadaran diri tiap-tiap individu, untuk membantu menciptakan kesadaran dalam berpikir, mengatur keinginan, dan perasaan. Sehingga segala tindakan didasarkan oleh kesadaran dan dikendalikan secara penuh (Ian Munro, 2021).

Penelitian Corbin dan Strauss mendasarkan bahwa manajemen diri individu didasarkan pada kondisi permasalahan dan persepsi yang ada. Planning manajemen individu harus sesuai dengan tantangan yang sedang dihadapinya (Lorig K R dan Holman H R, 2003). Misalnya, seorang calon guru sejarah perlu memiliki sumber ilmu pengetahuan sejarah dari berbagai referensi, oleh karena itu calon guru sejarah harus memiliki minat baca yang tinggi dengan berbagai sumber bacaan.

Produktivitas

Produktivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu "Product" dan "Activity" yang berarti kegiatan untuk menghasilkan sesuatu, baik itu produk ataupun sebuah jasa atau layanan. Terdapat beberapa pengertian produktivitas menurut para ahli, diantaranya :

  • Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk menghasilkan hasil tersebut. (Daryanto, 2012:41)
  • Produktivitas adalah hubungan antara masukan-masukan dan keluaran-keluaran suatu sistem produktif. Dalam teori, sering mudah untuk mengukur hubungan ini sebagai rasio keluaran dibagi masukan. Bila lebih banyak keluaran diproduksi dengan jumlah masukan sama, produktivitas naik. Begitu juga, bila lebih sedikit masukan digunakan untuk sejumlah keluaran sama, produktivitas juga naik. (Handoko, 2011:210)
  • Produktivitas adalah produksi atau output yang dihasilkan dalam satu kesatuan waktu untuk input. (Smith dan Wekeley, 1995)
  • Produktivitas adalah suatu konsep yang menunjukan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk seorang tenaga kerja. (Revianto, 1985)
  • Produktivitas sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. (Sinungan, 2000)

Dari pengertian menurut para ahli, dapat diketahui bahwa produktivitas memiliki tiga unsur penting, yaitu efektivitas, efisiensi, dan kualitas. Adapun pengertian secara umum adalah, produktivitas adalah kemampuan setiap orang, sistem, atau suatu perusahaan dalam menghasilkan suatu yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Produktivitas pelajar saat pandemi semakin berkurang dari masa ke masa, hal itu menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia menurun juga. Sistem online mewajibkan para pelajar untuk belajar jarak jauh atau dari rumah. Banyak orang tua yang merasa khawatir akan pemahaman yang dicapai anaknya. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dari semua pihak untuk meningkatkan produktivitas pelajar atau anak didik saat di rumah, diantaranya :

  • Mengatur jam belajar, adanya aturan jam belajar ini, menjadikan peserta didik merasa seperti di sekolah. Ia sudah mengerti, kapan waktu untuk belajar dan bermain. Dan terus menggantinya tiap dua minggu sekali. Sehingga, para peserta didik tidak cepat merasa bosan dengan hal-hal yang monoton. Dan selalu tegaskan kepada peserta didik untuk selalu mentaati aturan yang telaah disepakati agar peserta didik juga merasa nyaman. Bagi pelajar yang sudah dewasa, hendaknya ia sudah dapat mengatur waktunya sendiri. Karena, pemahaman orang dewasa pun juga lebih matang daripada anak-anak.
  • Mengecek tugas dengan rutin, walaupun berada di rumah, para orang tua harus tetap memantau kegiatan anak-anaknya. Masih banyak orang tua yang seringkali mengabaikan kegiatan anak-anaknya karena sibuk dengan pekerjaan pribadinya. Hal ini menjadikan anak lebih merasa bebas dan tidak paham akan kewajibannya. Untuk itu, orang tua wajib memastikan tugas-tugas sekolah dapat terseleseikan dengann baik dan selalu jalin komunikasi satu antar lainnya.
  • Konsultasi dengan guru, bukan hanya peserta didik saja yang harus diperhatikan dalam proses belajar, akan tetapi orang tua juga dituntut aktif bekonsultasi dengan guru tentang proses belajar yang dilalui anaknya, terlebih pada masa pandemi

Kondisi Pelajar Pada Masa Pandemi Covid-19

Kondisi pelajar pada masa pandemi, lebih baik atau lebih buruk. Pembelajaran online memberikan efek apa terhadap produktivitas.

Pendidikan adalah upaya, usaha dan semua kegiatan untuk menjadikan masyarakat dapat berfikir berkembang dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, juga memiliki keterampilan yang di perlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Tak hanya itu, pendidikan juga usaha untuk membentuk manusia secara utuh lahir, batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur.

Pendidikan juga merupakan sebuah aktifitas yang memiliki maksud atau tujuan tertentu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki manusia baik sebagai manusia ataupun sebagai masyarakat dengan sepenuhnya.

Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut terdampak covid sehingga harus melakukan kegiatan belajar mengajar secara online. Dimana biasanya kegiatan belajar mengajar dilakukan secara langsung, namun sudah beberapa bulan ini di lakukan via online. Bukan hanya tenaga pengajar yang bekerja keras dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tapi orang tua juga ikut dalam mendampingi anak anak-anak belajar dirumah untuk ikut membantu menjelaskan berbagai macam mata pelajaran dan menemani anak-anak mengerjakan tugas sekolah. Ditengah pembatasan sosial akibat covid 19 ini kita harus tetap semangat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Kebijakan physical distancing yang bertujuan untuk memutuskan penyebaran wabah, memaksa perubahan sistem dari pendidikan formal di sekolah atau perguruan tinggi dengan sistem online skala nasional.

Berbagai macam tantangan banyak di hadapi dalam pembelajaran online seperti saat ini. Pembelajaran daring memberikan dampak positif dan negative. Dalam penerapan belajar online ini, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor : Pertama, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi, kasus ini banyak terjadi pada siswa tingkat TK dan SD (Sekolah Dasar). Kalaupun orang tua peserta didik memiliki gadged yang mendukung, belum tentu orang tua peserta didik maupun peserta didik mampu mengakses platform-platform yang menunjang proses pembelajaran yang mana platform-platform itu masih asing karena belum perah mereka gunakan.

Selain itu, masalah utama yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut, realita yang ada juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan siswa atau anak dalam proses belajar daring ini.

Kedua, kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa karena dalam pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas melaui via whatsapp. Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan tersebut.

Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat lagi dalam mengerjakan tugas.

Ketiga, tugas yang diberikan guru banyak, sementara waktu yang diberikan sangat singkat. Bagaimana anak bisa belajar dengan baik dalam kondisi yang seperti ini.

Keempat, akibat kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, otomatis berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan seorang guru ke dalam diri siswa. Ini akan mengakibatkan degradasi moral pada anak atau siswa, karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar, mentrasferkan ilmu pengetahuan (pelajaran) saja, tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik (pembentukan akhlak dan karakter) siswa. Namun, hal ini tidak boleh mematahkan semagat guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, tidak boleh mematahkan semagat siswa dalam belajar, pandemi covid ini tidak boleh mematahkan semangat dan harapan kita semua.

Media pembelajaran jarak jauh pun dicoba dan digunakan. Sarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran online antara lain, e-learning, aplikasi zoom, google classroom, youtube, maupun media sosial whatsapp. Setelah pendidik mampu menguasai berbagai sarana pembelajaran online, maka akan tercipta pemikiran mengenai metode dan model pembelajaran lebih bervariasi yang belum pernah dilakukan oleh pendidik. Misalnya, guru membuat konten video kreatif sebagai bahan pengajaran. Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat peserta didik semakin tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru melalui video kreatif tersebut. Peserta didik tentu akan dapat memahami apa yang dijelaskan oleh guru melalui video kreatif yang dibuat oleh guru tersebut. Sehingga dengan adanya penerapan model pembelajaran di rumah ini, membuat siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran secara online.

Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, juga dapat menimbulkan kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri, tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang telah disampaikan oleh guru. Adanya pandemi covid-19 juga memberikan hikmah yang lainnya. Pembelajaran yang dilakukan di rumah, dapat membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan belajar anak secara langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak dirumah. Hal tersebut akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua. Orang tua dapat melakukan pembimbingan secara langsung kepada anak mengenai materi pembelajaran yang belum dimengerti oleh anak. Dimana sebenarnya orang tua adalah institusi pertama dalam pendidikan anak. Dalam kegiatan pembelajaran secara online yang diberikan oleh guru, maka orang tua dapat memantau sejauh mana kompetensi dan kemampuan anaknya. Kemudian ketidakjelasan dari materi yang diberikan oleh guru, membuat komunikasi antara orang tua dengan anak semakin terjalin dengan baik. Orang tua dapat membantu kesulitan materi yang dihadapi anak.

DAFTAR PUSTAKA

Andina Amalia, Nurus Sa'adah. (2020). "Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Di Indonesia". Jurnal Psikologi. Vol 13, No 2.

Dwi, Arie Satrio. (2020). Epidemiolog Sebut Dampak COVID-19 Terbesar dalam Sejarah Pandemi. Diakses melalui https://nasional.sindonews.com/read/147694/15/epidemiolog-sebut-dampak-covid-19-terbesar-dalam-sejarah-pandemi-1598656135

Elvina, S. N. (2019). Teknik self management dalam pengelolan strategi waktu kehidupan pribadi yang efektif. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 3(2), 123-138.

Humasptpn.(2018). Pengertian Produktivitas dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas. Diakses melalui http://ptpn1.co.id/artikel/pengertian-produktivitas-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-produktivitas

Ian Munro. (2021) What Is self-management, and how can you improve it?. Retrieved December 13, 2021, from Betterup.com website: https://www.betterup.com/blog/what-is-self-management-and-how-can-you-improve-it

Lorig, K. R., & Holman, H. R. (2003). Self-management education: history, definition, outcomes, and mechanisms. Annals of behavioral medicine, 26(1), 1-7.

Luh Devi, Nurhasanah, Maria Enjelina, Heru. (2020). "Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19". Vol 22, No 1.

Penabur.(2020).5 Cara Agar Anak Lebih Produktif dalam Belajar Selama di Rumah. Diakses melalui https://bpkpenabur.or.id/news/blog/5-cara-agar-anak-lebih-produktif-dalam-belajar-selama-di-rumah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun