Mohon tunggu...
Aulia.T.Q
Aulia.T.Q Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Barang Siapa yang Bersungguh-sungguh, Maka Dapatlah Ia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik Self Management Sebagai Upaya Mendorong Produktivitas Pelajar pada Masa Pandemi Covid-19

14 Desember 2021   05:20 Diperbarui: 14 Desember 2021   05:59 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu merupakan sebuah lingkar perjalanan yang tidak pernah dapat kembali. Sebagai manusia tentu saja diperlukan adanya kesadaran management waktu. Kesadaran untuk memanfaatkan sebaik mungkin merupakan sebuah keharusan bagi manusia pembelajar. Sudah seharusnya manusia mengatur waktunya sebaik mungkin dan dapat mengendalikannya untuk hal-hal yang bermanfaat.

Seseorang memerlukan usaha untuk memastikan waktu yang digunakan agar efektif dan efisien sesuai kadar kemampuan dan keinginannya. Untuk mencapai hal itu, diperlukannya kemampuan mengelola diri (Self Management), dengan ciri dan teknik masing-masing individu. Menurut Knowles, Self Management adalah berbagai upaya individu untuk melaksanakan perencanaan, perhatian dan fokus pekerjaan yang nantinya akan dilakukan, dan evaluasi aktivitas yang telah dilaksanakan (Elvina S N, 2019).

Sedangkan menurut Ian Munro, dalam artikel berjudul "What Is Self-Management and how can you Improver itu?" Self Management adalah kemampuan untuk mengelola perilaku, pikiran, dan emosi secara sadar dan produktif. Untuk menjadi pribadi yang terampil dalam manajemen diri, diperlukan sebuah tindakan dalam mengendalikan diri sendiri dan memanfaatkan waktu sebaik baik, agar kesaharian yang individu bersifat produktif secara continue. Menghindari berbagai distraksi dan menetapkan berbagai rencana yang akan dilaksanakan setiap harinya.

Berdasarkan tinjuan berbagai literatur dan laporan Robert Wood Johnson, manajemen diri dibagi menjadi lima keterampilan, yaitu pemecahan masalah, pengambilan keputusan, pemanfaatan sumber daya, pembentukan kesehatan, dan keputusan dalam bertindak (Lorig K R dan Holman H R, 2003). Sehingga, apabila peserta didik mampu, menjaga dan mengembangkan berbagai keterampilan dalam Self Management pasti hidup yang dialami akan baik dalam kondisi psikis maupun fisik.

Anggapan dasar Self Management merupakan teknik konseling behavior setiap perilaku manusia dalam melaksanakan proses belajar yang menghasilkan pembelajaran sehingga mampu menerima stimulus dan lingkungan. Dapat dikatakan, bahwa untuk mengelola diri, dibutuhkan merancang prosedu yang mengatur pola perilakunya sendiri. Bertujuan agar individu berkembang menjadi adaptif dalam menghadapi berbagai keadaan dan menumbuhkan sikap produktivitas.

Manajemen diri memiliki hubungan dengan kecerdasan emosional. Berdasarkan definisi manajemen diri berakar pada teori kecerdasan emosional. Pengaturan manajemen diri perlu di support berdasarkan kemampuan kapasitas kesadaran diri tiap-tiap individu, untuk membantu menciptakan kesadaran dalam berpikir, mengatur keinginan, dan perasaan. Sehingga segala tindakan didasarkan oleh kesadaran dan dikendalikan secara penuh (Ian Munro, 2021).

Penelitian Corbin dan Strauss mendasarkan bahwa manajemen diri individu didasarkan pada kondisi permasalahan dan persepsi yang ada. Planning manajemen individu harus sesuai dengan tantangan yang sedang dihadapinya (Lorig K R dan Holman H R, 2003). Misalnya, seorang calon guru sejarah perlu memiliki sumber ilmu pengetahuan sejarah dari berbagai referensi, oleh karena itu calon guru sejarah harus memiliki minat baca yang tinggi dengan berbagai sumber bacaan.

Produktivitas

Produktivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu "Product" dan "Activity" yang berarti kegiatan untuk menghasilkan sesuatu, baik itu produk ataupun sebuah jasa atau layanan. Terdapat beberapa pengertian produktivitas menurut para ahli, diantaranya :

  • Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk menghasilkan hasil tersebut. (Daryanto, 2012:41)
  • Produktivitas adalah hubungan antara masukan-masukan dan keluaran-keluaran suatu sistem produktif. Dalam teori, sering mudah untuk mengukur hubungan ini sebagai rasio keluaran dibagi masukan. Bila lebih banyak keluaran diproduksi dengan jumlah masukan sama, produktivitas naik. Begitu juga, bila lebih sedikit masukan digunakan untuk sejumlah keluaran sama, produktivitas juga naik. (Handoko, 2011:210)
  • Produktivitas adalah produksi atau output yang dihasilkan dalam satu kesatuan waktu untuk input. (Smith dan Wekeley, 1995)
  • Produktivitas adalah suatu konsep yang menunjukan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk seorang tenaga kerja. (Revianto, 1985)
  • Produktivitas sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. (Sinungan, 2000)

Dari pengertian menurut para ahli, dapat diketahui bahwa produktivitas memiliki tiga unsur penting, yaitu efektivitas, efisiensi, dan kualitas. Adapun pengertian secara umum adalah, produktivitas adalah kemampuan setiap orang, sistem, atau suatu perusahaan dalam menghasilkan suatu yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Produktivitas pelajar saat pandemi semakin berkurang dari masa ke masa, hal itu menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia menurun juga. Sistem online mewajibkan para pelajar untuk belajar jarak jauh atau dari rumah. Banyak orang tua yang merasa khawatir akan pemahaman yang dicapai anaknya. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dari semua pihak untuk meningkatkan produktivitas pelajar atau anak didik saat di rumah, diantaranya :

  • Mengatur jam belajar, adanya aturan jam belajar ini, menjadikan peserta didik merasa seperti di sekolah. Ia sudah mengerti, kapan waktu untuk belajar dan bermain. Dan terus menggantinya tiap dua minggu sekali. Sehingga, para peserta didik tidak cepat merasa bosan dengan hal-hal yang monoton. Dan selalu tegaskan kepada peserta didik untuk selalu mentaati aturan yang telaah disepakati agar peserta didik juga merasa nyaman. Bagi pelajar yang sudah dewasa, hendaknya ia sudah dapat mengatur waktunya sendiri. Karena, pemahaman orang dewasa pun juga lebih matang daripada anak-anak.
  • Mengecek tugas dengan rutin, walaupun berada di rumah, para orang tua harus tetap memantau kegiatan anak-anaknya. Masih banyak orang tua yang seringkali mengabaikan kegiatan anak-anaknya karena sibuk dengan pekerjaan pribadinya. Hal ini menjadikan anak lebih merasa bebas dan tidak paham akan kewajibannya. Untuk itu, orang tua wajib memastikan tugas-tugas sekolah dapat terseleseikan dengann baik dan selalu jalin komunikasi satu antar lainnya.
  • Konsultasi dengan guru, bukan hanya peserta didik saja yang harus diperhatikan dalam proses belajar, akan tetapi orang tua juga dituntut aktif bekonsultasi dengan guru tentang proses belajar yang dilalui anaknya, terlebih pada masa pandemi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun