"Halo, ini Heru. Pulsaku habis," seterusnya bapak itu bicara sampai dia mengucap perpisahan. Sambil senyum, dia berterima kasih pada perempuan itu. Dia menyodorkan uang kepadanya, tetapi ditolak secara halus. Setelah kembali berterima kasih, bapak itu naik ke jembatan, menyeberang.
"Mbak..." akhirnya aku sapa dia juga, Kawan.
Dia menoleh dengan menorehkan senyuman, "Ya?"
"Lain kali, hati-hati, Mbak. Di sini banyak orang jahat."
Senyumnya berubah penuh rasa malu, "Iya..."
Setidaknya untuk ke depannya dia bisa lebih memikirkan konsekuensi atas niat baiknya. Ah, tanggung betul, sudah sempat bicara dengannya lalu kembali diam. Maka aku berusaha untuk mengajak dia bicara lagi.
"Mbak orang mana?"
Dia menoleh lagi, "Ibu Sunda, Bapak Jakarta."
Hahaha, sebenarnya bukan itu yang aku maksudkan. Jadi aku coba tanya lagi, "Kalau Mbaknya tinggal di mana?"
"Di Ciputat."
"Mbak kuliah?"