Menurut sumber, gejala awal dari penyakit ini biasanya terlihat pada bentuk ibu jari kaki yang lebih pendek dan tumbuh berlawanan dari jari-jari lainnya.
Hal ini serupa dengan kondisiku sejak lahir, yang selama ini tak pernah membuatku penasaran apa penyebabnya. Aku sadari yang terlihat memang sangat berbeda, namun sejak kecil kondisi itu tak pernah menjadi masalah yang berarti bagiku.
Selain itu, pertumbuhan tulang baru sering juga diawali dengan peradangan akut yang berakibat pada pembengkakan, panas dan rasa nyeri tak tertahankan. Namun setelah semua rasa sakit itu hilang dan berhasil dikalahkan, sendi yang berada disekitarnya akan terkunci karena telah ditumbuhi tulang baru, membuat pergerakan semakin terbatas.
Hal ini pun mulai terjadi padaku sejak usia 12 tahun. Diawali dengan persendian di pangkal paha kiriku, lalu pangkal paha kanan, bahu, siku, dan pergelangan tangan kanan lalu ke tangan kiri, lutut kanan, lalu pergelangan kaki kiri dan kanan.
Tak ketinggalan, rasa sakit gigi hingga pipi bengkak dan membuatku menangis hampir tiap malam pada saat itu, menjadikan rahangku pun berubah kaku, tidak bisa terbuka. Namun tetap bersyukur, setidaknya aku masih bisa makan meski dengan waktu yang sedikit lebih lama dibanding yang lainnya.
Kalau dilihat dari gejalanya, aku merasa FOP lebih cocok untukku dibandingkan AS (Ankylosing Spondylitis) yang dikatakan salah satu ahli bedah ortopedi pada tahun 2014 lalu padaku.
Tapi masih belum jelas, karena aku sendiri pun belum tahu pendapat Dokter mengenai penyakit ini, berikut diagnosa yang harus dibarengi dengan pemeriksaan lebih lanjut.
By the way, menurut dari beberapa sumber juga penyakit FOP ini masih sangat jarang diketahui, bahkan oleh Dokter sekalipun karena saking langkanya. Perbandingannya bisa 1 banding 2.000.000 orang diseluruh dunia, atau 0,5 kasus perjuta jiwa.
Entah aku termasuk atau tidak, yang jelas kondisi ini tak akan pernah membuatku menyerah begitu saja. Meski jujur dalam hal tertentu sudah pasti ada kondisi dan situasi yang membuatku merasa tak berdaya, bahkan tak berguna.
Namun yang pasti, semangat itu akan tetap selalu ada. Entah itu banyak maupun sedikit, ada pengaruh dari orang sekitar atau tidak, hanya aku sendiri yang tahu cara agar tetap bisa mempertahankannya.
Yaa, meski pengaruh dan support dari orang sekitar sebenarnya justru lebih bagus lagi sih! Kalaupun tak ada, aku bisa apa dong? Hehe.. Maaf, bercandaku garing. :v