Mohon tunggu...
Muhammad AuliaRahman
Muhammad AuliaRahman Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

hanya untuk sekedar sharing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir + Keihklasan=...

19 Agustus 2024   12:41 Diperbarui: 19 Agustus 2024   12:43 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                     Pernah gak sih kalian menginginkan sesuatu, tapi hasilnya berbeda apa yang diharapkan? Atau sudah berusaha mati-matian semaksimal mungkin, tapi hasilnya jauh dari ekpekstasi (wuihhhh nyesek banget pasti)

Saya meyakini semua orang pernah mengalami fase ini, harapan yang kandas, kekecewaan yang sangat besar. Saya harapkan tulisan ini bisa memberikan sedikit motivasi serta harapan bagi kalian semua yang tetap terus berjuang dan tidak menyerah

Tulisan ini merupakan salah satu kisah saudara saya, bahkan perlu bertahun-tahun untuk bisa memahami hikmah dibalik itu. (ya walaupun ada unsur fiksinya ya hehe)

Saya harap semoga kalian bisa membacanya sampai habis, sehingga kalian bisa memahami kenapa saya memberikan judul Takdir + Keihhlasan =...

Alkisah, hiduplah seorang gadis bernama Bunga, Ia baru saja menyelesaikan pendidikan SMA nya dan sangat berambisi untuk melanjutkan pendidikan kedokteran. Bunga memiliki watak yang periang dan pekerja keras.  

Bahkan saat dulu SMA, Bunga hampir selalu mendapatkan ranking serta nilai yang sempurna. Semata-mata karena Bunga ingin meraih cita-citanya yaitu melanjutkan pendidikan kedokteran dan menjadi seorang dokter.

Cerita berlanjut pada Bunga yang sudah berbulan-bulan mempersiapkan tes kedokteran di salah satu kampus terbaik di kota Malang. Mulai dari Bimble Private, diskusi bersama teman Sampai materi video yang berkaitan dengan tes masuk.

Cerita berlanjut saat hari pengumuman seleksi beasiswa, hari itu Bunga mengalami kegugupan yang luar biasa, dedikasi dan kerja keras yang ia lakukan bertahun-tahun akan segera Ia lihat, Apakah ia bisa masuk sekolah kedokteran ataukah harus mengubur mimpinya

Seperti cerita roman pada umumnya, Bunga dinyatakan tidak lulus seleksi kedokteran, kerja keras yang ia lakukan gagal, seakan-akan dunia begitu gelap, Apalagi ditambah keluarga Bunga tidak punya uang untuk memasukan Bunga secara mandiri.

Saat itu Bunga hanya bisa menangisi kegagalan di kamarnya, ia pun mengurung dirinya berhari-hari seakan-akan tidak memiliki tujuan lagi, Tapi kehidupan harus tetap berlanjut. Bunga akhirnya melanjutkan studi keperawatan. Toh Pikirnya jika ia tidak bisa menjadi dokter setidaknya ia bisa membantu dokter dalam merawat pasien.

Biarlah waktu yang menjadi obat untuk keikhlasan. Singkat cerita Bunga pun lulus setelah 4 tahun pendidikannya, 1 tahun setelahnya Bunga pun di angkat menjadi PNS pada rumah sakit kota, seperti keinginan orang-orang pada umumnya yaitu lulus kuliah dan langsung bekerja

Lalu 1 tahun berikutnya setelah Bunga bekerja, terjadi kejadian yang tidak terduga, Ayah Bunga sakit dan meninggal dunia, Bunga tentunya sangat sedih karena Ayahnya lah Bunga bisa bangkit dan menerima kegagalan demi kegagalan dalam hidupnya.

Seperti Judul Takdir+keikhlasan =...
titik- titik adalah hasil dari perjalanan cerita Bunga, bagaimana Bunga belajar untuk tetap menerima takdir dari sebuah keputusan yang sudah ditetapkan semesta,  

Andai kata Bunga tetap memaksakan pada keinginannya sekola kedokteran, mungkin Bunga bisajadi tidak mendapatkan pekerjaan serta kehidupan sekarang serta kuliahnya tidak akan selesai karena sang tulang punggung Ayah sudah tiada.

Perlu 6 tahun lamanya Bunga bisa menyadari dan memahami apa pilihan yang terbaik dalam hidupnya yang diberikan oleh Semesta

Sama seperti judul ini, Takdir+keihlasan=....

versi Bunga mungkin menjadi pilihan terbaik yang ia dapatkan dalam kehidupannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun