Mohon tunggu...
Aulia Rinda Chairina
Aulia Rinda Chairina Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Kuningan

mencari jati diri dengan menyelami hobi

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Beauty Trend Indonesia : Apakah Lebih Cinta Produk Luar Negeri?

26 Januari 2025   08:19 Diperbarui: 26 Januari 2025   08:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : freepik / lookstudio https://asset.kompas.com/crops/j2evW_tQGtjxxVWXN

Tren kecantikan (beauty trend) menjadi suatu berita yang cukup up to date di Indonesia saat ini. Beauty trend menawarkan banyak sekali produk kecantikan seperti, skincare, bodycare, personal care dan kosmetik. Produk kecantikan ini menempati posisi pertama sebagai produk yang paling laris dipasaran, karena orang cenderung akan repurchase setelah produknya habis terlebih lagi jika produknya sangat cocok. Karena pembelian dari produk yang repurchase tersebut,Maka, tak heran banyak orang ingin menjadi owner dari produk kecantikan, mengingat keuntungan yang berlimpah dari bisnis kecantikan ini.

Sadar atau tidak, kita menjadi saksi atas munculnya brand baru dan tutupnya brand lama yang gagal bertahan dan bersaing dipasaran. Mengapa demikian? Semakin banyak brand baru yang bermunculan, semakin kuat juga persaingan antar brand. Seolah-olah hukum rimba berlaku, yang tidak kuat bersaing akan tergeser.

Brand-brand baru yang bermunculan ternyata diduga kuat terafiliasi dengan luar negri. Tentunya hal ini sangat merugikan negara kita sendiri, karena perputaran uang sebenarnya sedang terjadi membuat negara kita sendiri kehilangan miliaran rupiah.

Brand yang sudah tidak asing seperti skintific, bioaqua, grace and glow, o.two.o, dan brand baru, glad2glow dan the originote yang mampu bersaing dan bertahan sampai sekarang. Semua brand ini mampu menyalip brand lokal bahkan sampai menggesernya di pasaran. Seolah-olah kita sedang menjajah negara kita sendiri dengan terus menggunakan produk kecantikan luar negeri.

Bagaimana imbasnya pada produk lokal? 

Sebagai imbasnya, produk lokal tentu saja tidak ingin kalah dari produk luar negeri. Mereka akan terus berlomba-lomba untuk menandingi produk luar baik dari segi ingredients, fungsi, dan marketing. Hal ini dilakukan tidak serta merta untuk mengalahkan produk luar tetapi juga menandakan bahwa produk lokal mampu bersaing dengan produk luar yang mungkin jauh lebih unggul dari mereka.

Brand lokal seperti wardah, emina, instaperfect, kahf, viva, sariayu, somethinc, azarine, madamgie,bening's dan lainnya membuktikan bahwa mereka masih eksis sampai saat ini karena mereka mampu bersaing dengan mengikuti alur perkembangan teknologi dan kebutuhan para customer. Tetapi banyak juga produk lokal juga yang terpaksa tutup dan hilang dari peredaran pasar seperti noolab, SYCA, Beet Beauty, Runa beauty, Innertrue dan lainnya.

Sebenarnya, di zaman yang serba modern ini tentunya banyak brand yang menggunakan teknologi canggih untuk memproduksi produknya. Namun, hal ini mengakibatkan fenomena fast beauty, yang mau tidak mau semua brand akan meniru hal itu. Sebagai contoh, skintific mengeluarkan produk skincare exfoliating serum dengan kadar AHA BHA 12%, tentunya ini menjadi gebrakan didunia per skincare-an dan akan menjadi tren pasar. Maka untuk mengikuti tren pasar, semua brand berlomba-lomba untuk memenuhi tren pasar tersebut dengan langsung memproduksi dan mendistribusikan produk skincare yang sama.

Fast beauty ini mengakibatkan adanya persaingan antar brand. Brand yang tidak dapat bersaing dan mengikuti tren pasar, tentu tidak akan diminati customer. Sehingga membuat nama brand mereka tidak dikenal atau dilupakan sehingga menghilang dari pasaran.

Benarkah membeli produk luar tidak cinta produk dalam negeri? lebih cinta produk luar?

Ada banyak sekali alasan mengapa masyarakat indonesia lebih memilih menggunakan produk luar dibanding produk lokal. Banyak masyarakat yang menilai bahwa produk luar jauh lebih unggul dibanding produk lokal, hal ini bisa dilihat dari ingredients, usefull, packaging, serta "keistimewaan" lainnya. Ditambah produk tersebut memiliki brand yang sudah terkenal dengan penjualan tinggi, tentunya masyarakat berbondong-bondong untuk membelinya bahkan tak jarang menjadi ajang gengsi. tidak masalah harganya mahal atau pricey, asalkan worth it dengan kepuasan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun