Mohon tunggu...
Aulia Ramadhani D
Aulia Ramadhani D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga program studi Teknik Industri angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Energi Bersih Ramah LIngkungan dan Terjangkau untuk Masyarakat

11 September 2023   16:57 Diperbarui: 11 September 2023   17:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan Energi Bersih Ramah Lingkungan dan Terjangkau Untuk Masyarakat Dalam Mengoptimalkan Suistainable Development Goals (SDGs)

Nama :

Aulia Ramadhani Darmawan

NIM : 

165231046

Kelompok :

Consultant

Mentor :  

Ariella Bethanya Sari

PRODUK 2023

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISIPLIN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2023

Tema Esai : Energi Bersih dan Terjangkau

Latar Belakang

Pembangunan ekonomi dan kesehatan memiliki hubungan dua arah. Di sisi lain, pembangunan ekonomi akan mempengaruhi kemampuan penduduk dalam memelihara sistem pendukung yang dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan yang sehat dan berkualitas. SDG smerupakan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup generasi sekarang dan masa depan masyarakat seluruh dunia tanpa menggunakan sumber daya alam di luar daya dukung dan daya tampung bumi. Sustainable Development Goals atau SDGs adalah rencana aksi global yang disepakati dan disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia (memberantas kemiskinan, mengurangi ketimpangan dan melindungi lingkungan).

Konsep pembangunan berkelanjutan menetapkan serangkaian tujuan secara universal dengan menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan, yaitu lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Sasaran tersebut dirumuskan pada 19 Juli 2014 dan diserahkan kepada Sidang Umum PBB oleh Open Working Group on Sustainable Development Goals. Dalam proposal tersebut terdapat 17 tujuan dan 169 capaian yang mencakup isu-isu pembangunan berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri, presiden Ir. Joko Widodo, telah menetapkan peraturan presiden tentang pelaksanaan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan membentuk tim koordinasi nasional yang diketuai langsung oleh presiden Indonesia. Indonesia berfokus pada 7 dari 17 tujuan  SDGs, yaitu mengakhiri kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, kesetaraan gender, ekosistem lautan, kemitraan untuk mencapai tujuan serta industri, inovasi, dan insfrastruktur.

Untuk itu pemerintah melakukan upaya dalam pengembangan Suistainable Development Goals (SDGs) dengan beberapa cara yaitu mengurangi angka kelaparan dan memperbaiki gizi masyarakat. Beberapa cara untuk mengurangi angka kelaparan dan memperbaiki gizi masyaraktat adalah memberikan bantuan pangan maupun non pangan, memberikan bantuan sembako murah, meningkatkan ketahanan pangan Indonesia, penguatan pelaksanaan dan pengawasan keamanan pangan,  pemberdayaan masyarakat, terutama ibu rumah tangga, untuk meningkatkan konsumsi pangan berbasis pangan lokal, serta peningkatan jangkauan dan layanan kesehatan masyarakat.

 

Pembahasan

Energi bersih adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya alam yang terbarukan dan ramah lingkungan, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan energi air. Energi bersih sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan. Di sisi lain, masyarakat membutuhkan energi terjangkau yang dapat diakses dan digunakan dengan biaya yang sangat terjangkau. Energi terjangkau sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat memiliki akses terhadap sumber energi yang cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Energi bersih dan terbarukan digunakan untuk mengganti penggunaan energi fosil yang sering digunakan manusia dimana energi ini terbatas dan memiliki dampak pada lingkungan. Energi bersih dan terbarukan dapat berupa energi air, energi angin, energi panas bumi dan solar cell, dan lainnya yang dapat digunakan terus menurus. Energi-energi tersebut sangat banyak ditemukan di Indonesia dan apabila dimanfaatkan dengan baik akan dapat berpotensi menggantikan energi fosil dan dapat meminimalisir kerusakan lingkungan.

Meskipun sudah menjadi prioritas, namun untuk menjalankan transisi energi terdapat tiga hal yang menjadi faktor pendukung. Pertama, pembiayaan untuk menghentikan operasional pembangkit listrik batu bara agar bisa berpindah ke energi terbarukan. Kedua, pendanaan untuk membangun energi terbarukan karena permintaan terus bertambah. Menkeu menyebutkan bahwa perlunya pendanaan baik domestic maupun global untuk membantu APBN mencapai target tersebut. Ketiga, mekanisme transisi energi harus memperhatikan tenaga kerja yang terlibat karena bisa berdampak pada kehilangan pendapatan. Dengan demikian, transisi energi bisa dinikmati seluruh kalangan.

Energi penyediaan serta distribusinya sudah menjadi hal yang penting. Kebutuhan energi akan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk dan sumber energi yang digunakan jumlahnya terbatas sehingga perlu dicari dan mulai digunakan energi alternatif yang lebih berkelanjutan.

Dalam rangka mencapai tujuan untuk menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua lapisan masyarakat, ditetapkan 5 targer yang diukur melalu enam indikator. Target-targetnya meliputi akses universal layanan energi yang terjangkau, andal dan modern, maningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global dan melakukan perbaikan efisiensi energi di tingkat global.

Untuk menwujudkan tujuan energi bersih dan terjangkau dalam poin ke tujuh SDGs, pemerintah melakukan upaya didasarkan pada strategi pemenuhan layanan dasar masyarakat miskin, dengan arah kebijakan; pertama, meningkatkan pasokan energi dan ketenagalistrikan dengan memperhatikan jaminan pasokan energi primer, bauran energi, dan pengendalian pemanfaatan yang sejalan dengan pelaksanaan konversi energi. kedua, meningkatkan peranan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi. Ketiga, meningkatkan aksesibilitas energi. Keempat, meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

Peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemerintah menargetkan penggunaan EBT minimum 23 persen pada 2025 dan 31 persen di 2050. Pemerintah terus mendorong pengembangan EBT, meskipun sempat terhadang tantangan berat akibat pertumbuhan ekonomi yang menurun karena dampak pandemic Covid-19. Apalagi EBT bukanlah suatu pilihan, tetapi suatu kebutuhan, terutama untuk mendukung SDGs.

 

Kesimpulan

Kesimpulannya, energi yang terjangkau dan bersih dangat penting bagi Kesehatan masyarakat. Penggunaan bahan bakar fosil yang kotor untuk produksi energi dapat berdampak negatif terhadap kualitas udara dan sumber daya air, sehingga perlu adanya energi alternatif yang lebih berkelanjutan.

Di sisi lain, sumber energi bersih dapat memebantu meningkatkan kualitas udara dan melindungi sumber daya air. Permintaan energi kemungkinan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dunia, sehingga transisi ke sumber energi bersih dan terjangkau menjadi semakin penting. Selain itu, dampak perubahan iklim, seperti kenaikan suhu dan permukaan laut, kekeringan, dan kemiskinan dan pengungsian, dapat memberikan dampak yang tidak proposional terhadap masyarakat yang kurang beruntung dan memperburuk kesenjangan Kesehatan.

Semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan indivisu harus bekerja sama untuk mendorong transisi energi ramah lingkungan dan memastikan energi tersebut dapat diakses oleh semua orang.

 

Daftar Pustaka

https://sadata.bappelitbang.bandung.go.id/berita/read/energi

Anindita, Hayyu. (2021). Suistainable Development Goals : Definisi, Latar Belakang, dan Tujuannya. Diakses 9 September 2023, https://www.jojonomic.com/blog/sustainable-development-goals/

Aeni, Siti Nur. (2022). Mengenal Transisi Energi Bersih, Kendala dan Peluangnya. Diakses 9 sSeptember 2023, https://katadata.co.id/safrezi/ekonomi-hijau/61d688a567c7a/mengenal-transisi-energi-bersih-kendala-dan-peluangnya

 

Nauli, Bunga Putro. (2022). Industry, Innovation, and Infrastructure during the COVID-19 Pandemic in Indonesia. Diakses pada 11 September 2023, https://journal.umy.ac.id/index.php/jhi/article/view/12196 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun