Energi bersih adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya alam yang terbarukan dan ramah lingkungan, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan energi air. Energi bersih sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan. Di sisi lain, masyarakat membutuhkan energi terjangkau yang dapat diakses dan digunakan dengan biaya yang sangat terjangkau. Energi terjangkau sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat memiliki akses terhadap sumber energi yang cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Energi bersih dan terbarukan digunakan untuk mengganti penggunaan energi fosil yang sering digunakan manusia dimana energi ini terbatas dan memiliki dampak pada lingkungan. Energi bersih dan terbarukan dapat berupa energi air, energi angin, energi panas bumi dan solar cell, dan lainnya yang dapat digunakan terus menurus. Energi-energi tersebut sangat banyak ditemukan di Indonesia dan apabila dimanfaatkan dengan baik akan dapat berpotensi menggantikan energi fosil dan dapat meminimalisir kerusakan lingkungan.
Meskipun sudah menjadi prioritas, namun untuk menjalankan transisi energi terdapat tiga hal yang menjadi faktor pendukung. Pertama, pembiayaan untuk menghentikan operasional pembangkit listrik batu bara agar bisa berpindah ke energi terbarukan. Kedua, pendanaan untuk membangun energi terbarukan karena permintaan terus bertambah. Menkeu menyebutkan bahwa perlunya pendanaan baik domestic maupun global untuk membantu APBN mencapai target tersebut. Ketiga, mekanisme transisi energi harus memperhatikan tenaga kerja yang terlibat karena bisa berdampak pada kehilangan pendapatan. Dengan demikian, transisi energi bisa dinikmati seluruh kalangan.
Energi penyediaan serta distribusinya sudah menjadi hal yang penting. Kebutuhan energi akan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk dan sumber energi yang digunakan jumlahnya terbatas sehingga perlu dicari dan mulai digunakan energi alternatif yang lebih berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai tujuan untuk menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua lapisan masyarakat, ditetapkan 5 targer yang diukur melalu enam indikator. Target-targetnya meliputi akses universal layanan energi yang terjangkau, andal dan modern, maningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global dan melakukan perbaikan efisiensi energi di tingkat global.
Untuk menwujudkan tujuan energi bersih dan terjangkau dalam poin ke tujuh SDGs, pemerintah melakukan upaya didasarkan pada strategi pemenuhan layanan dasar masyarakat miskin, dengan arah kebijakan; pertama, meningkatkan pasokan energi dan ketenagalistrikan dengan memperhatikan jaminan pasokan energi primer, bauran energi, dan pengendalian pemanfaatan yang sejalan dengan pelaksanaan konversi energi. kedua, meningkatkan peranan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi. Ketiga, meningkatkan aksesibilitas energi. Keempat, meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
Peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemerintah menargetkan penggunaan EBT minimum 23 persen pada 2025 dan 31 persen di 2050. Pemerintah terus mendorong pengembangan EBT, meskipun sempat terhadang tantangan berat akibat pertumbuhan ekonomi yang menurun karena dampak pandemic Covid-19. Apalagi EBT bukanlah suatu pilihan, tetapi suatu kebutuhan, terutama untuk mendukung SDGs.
Â
Kesimpulan
Kesimpulannya, energi yang terjangkau dan bersih dangat penting bagi Kesehatan masyarakat. Penggunaan bahan bakar fosil yang kotor untuk produksi energi dapat berdampak negatif terhadap kualitas udara dan sumber daya air, sehingga perlu adanya energi alternatif yang lebih berkelanjutan.
Di sisi lain, sumber energi bersih dapat memebantu meningkatkan kualitas udara dan melindungi sumber daya air. Permintaan energi kemungkinan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dunia, sehingga transisi ke sumber energi bersih dan terjangkau menjadi semakin penting. Selain itu, dampak perubahan iklim, seperti kenaikan suhu dan permukaan laut, kekeringan, dan kemiskinan dan pengungsian, dapat memberikan dampak yang tidak proposional terhadap masyarakat yang kurang beruntung dan memperburuk kesenjangan Kesehatan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya