Mohon tunggu...
Aulia Rahma Roshida
Aulia Rahma Roshida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan hasil belajar pendidikan pancasila melalui pembelajaran PBL di kelas VI SDN Dadapsari

19 Desember 2024   13:04 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:04 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas IV SDN Dadapsari. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pengajar 1 dan pengajar 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila secara signifikan. Rata-rata nilai siswa meningkat sebesar 80% setelah mengikuti pembelajaran PBL. Selain itu, siswa juga menunjukkan peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis dan kerja sama. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran PBL efektif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila di kelas IV SDN Dadapsari.

Kata Kunci

Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, Diskusi Interaktif

ABSTRACT

This study aims to enhance Pancasila education learning outcomes through Problem-Based Learning (PBL) in Grade IV at SDN Dadapsari. Using an experimental teach 1 and teacht 2 design, the results indicate significant improvements in learning outcomes. Students' average scores increased by 80% after participating in PBL. Additionally, students demonstrated enhanced critical thinking and collaboration skills. These findings suggest that PBL effectively improves Pancasila education learning outcomes in Grade IV at SDN Dadapsari.

Kata Kunci (Keywords)

Problem-Based Learning (PBL), Learning Outcomes, Interactive Discussion

PENDAHULUAN

Saat ini, pendidikan di Indonesia telah beralih ke Kurikulum Merdeka, yang berfokus pada pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada siswa. Kurikulum ini bertujuan untuk membangun kompetensi holistik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan zaman. Ini mengarah pada keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan berkreasi. Di SD Negeri Dadapsari, salah satu tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan antusiasme dan pemahaman siswa kelas IV, karena metode pembelajaran yang tradisional yang tidak berfokus pada siswa sering dianggap tidak menarik. Model pembelajaran Problem Based Learning  menjadi solusi inovatif  dengan mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dalam konteks kehidupan nyata. Penerapan PBL  menciptakan suasana belajar yang hal ini dikarenakan metode PBL melibatkan level tinggi dari aktivitas dan keterlibatan di level berpikir kritis serta kreatif.  Selain itu dengan pendekatan diskusi interaktif, pembelajaran menjadi lebih menarik karena siswa diberi kesempatan untuk aktif berpartisipasi dalam proses tanya jawab. Guru berperan sebagai fasilitator yang memandu siswa untuk mengeksplorasi konsep-konsep yang berkaitan dengan pengalaman nilai-nilai Pancasila melalui pertanyaan-pertanyaan yang menantang dan relevan. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengemukakan pendapat, bertukar pikiran, dan mendengarkan pandangan teman-teman mereka, sehingga keterampilan berpikir kritis dan komunikasi mereka berkembang. Diskusi interaktif juga mendorong keterlibatan siswa secara emosional dan intelektual, menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan kontekstual. Dalam konteks Pendidikan Pancasila, metode ini dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi sekaligus mendorong mereka untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan metode yang menarik untuk mengatasi masalah rendahnya minat dan pemahaman siswa. Dengan membaca masalah, dengan cara siswa menyebutkan apa yang mereka tidak ketahui sehingga hal tersebut bisa memunculkan inti masalah. selanjutnya dari masalah tersebut siswa bisa berdiskusi lalu meringkasnya dan mengutarakan pendapatnya. Dari situlah siswa aktif untuk menyelesaikan masalah dari sudut pandang masing-masing. Agar penerapan PBL lebih optimal, diskusi interaktif juga diperlukan karena dengan adanya diskusi interaktif  siswa dapat memperkuat pemahaman, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta komunikasi secara lebih mendalam. Dengan metode ini, diharapkan pembelajaran menjadi lebih signifikan sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi dan memperoleh kemampuan abad ke-21 yang diperlukan untuk masa depan.

Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan studi oleh Sari dan Rosidah (2023) model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah membantu siswa melakukan penelitian dalam kelompok atau individu (Rahmawati, 2022). Model pembelajaran ini mendorong kerja sama siswa-guru, memberikan siswa kesempatan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Di sisi lain, guru memberikan penjelasan tambahan tentang topik yang telah dibahas sebelumnya. Pembelajaran berbasis masalah (PBL) melibatkan siswa bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, rasa ingin tahu mereka, dan keinginan mereka untuk belajar (Alam, 2023). Untuk menentukan seberapa efektif PBL dalam meningkatkan antusiasme dan pemahaman siswa di kelas IV SD Negeri Dadapsari, penelitian ini menggunakan Diskusi interaktif. Menurut Rusman (2011) Model pembelajaran problem based learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pemecahan masalah, di mana kemampuan berpikir siswa dioptimalkan melalui kerja kelompok. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkelanjutan. Rubi juga mengatakan (2012) Dalam PBL, siswa belajar dengan mengatasi permasalahan praktis yang berkaitan dengan kehidupan nyata dan diarahkan untuk menyelesaikannya melalui langkah-langkah pembelajaran yang terstruktur. Dengan demikian, PBL dapat disimpulkan sebagai strategi pengajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mereka terbiasa berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi serta menyelesaikan berbagai masalah.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Tiara et al.,  (2024) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terdiri dari lima tahapan 1) mengorganisasikan peserta didik terhadap masalah 2) mengorganisasi peserta didik untuk belajar 3) membimbing peserta didik dalam penyelidikan individu dan kelompok 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berikut adalah langkah-langkah dalam penerapan model Problem Based Learning (PBL): 1) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
Pada tahap ini, guru memperkenalkan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik dan bersemangat dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga menumbuhkan minat mereka untuk aktif berpartisipasi. 2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Guru mengorganisasikan siswa dengan mengarahkan mereka dalam menyelesaikan tugas yang ada. Proses ini melibatkan tanya jawab antara guru dan siswa, di mana guru bertindak sebagai fasilitator yang memberikan informasi penting untuk mendukung pembelajaran. 3)Membimbing peserta didik dalam penyelidikan individu dan kelompok 4) Pada tahap ini, guru membimbing siswa dalam menyampaikan informasi yang telah mereka kumpulkan kepada kelompoknya. Guru juga membantu siswa untuk menemukan solusi dari masalah yang telah diberikan. Peran guru adalah memastikan semua siswa terlibat aktif dalam proses pencarian dan penyelesaian masalah. 5) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa 6) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan atau masukan. Selain itu, guru memberikan penguatan dan penjelasan tambahan terkait hasil diskusi, sehingga siswa dapat memahami materi secara lebih mendalam.7) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guru melakukan refleksi atau menyusun rangkuman hasil pembelajaran. Guru juga membimbing siswa dalam menganalisis masalah dan membuat kesimpulan dari proses yang telah dilakukan. Siswa diharapkan mencermati dan memahami refleksi yang diberikan sebagai bagian dari penguatan pembelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Windari et al., (2021) Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) memiliki beberapa keunggulan, antara lain: (1) mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, (2) melatih keterampilan kerja sama tim dan sosial, (3) mendorong siswa untuk belajar secara aktif, (4) meningkatkan motivasi belajar siswa dari dalam diri mereka, dan (5) membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Namun, model ini juga memiliki kekurangan, seperti membutuhkan waktu yang relatif lama dalam penerapannya, dan jika masalah yang diberikan dianggap terlalu sulit, siswa mungkin merasa enggan untuk mencoba menyelesaikannya.

  1. KERANGKA BERPIKIR

Permasalahan yang dihadapi siswa kelas VI SD Negeri Dadapsari adalah kurangnya minat dan pemahaman terhadap materi pelajaran karena metode pengajaran yang tradisional yang kurang menarik. Metode Problem Based Learning (PBL)  menawarkan pendekatan kolaboratif yang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dalam konteks kehidupan nyata. 

Untuk mendukung penerapan PBL, diskusi interaktif digunakan agar siswa lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan berbagi ide,  sementara sementara media digital menambahkan unsur visual dan interaktif untuk memperkaya pengalaman belajar. Kombinasi kedua jenis media ini diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang interaktif, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. 

Kerangka pemikiran ini didasarkan pada asumsi bahwa penggunaan PBL  dengan dukungan diskusi interaktif  dan digital tidak hanya akan meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga memperkuat pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, pendekatan ini diharapkan menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas IV SD Negeri Dadapsari. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pembelajaran berbasis model Problem Based Learning (PBL) dengan diskusi yang interaktif dan berbasis digital di SD Negeri Dadapsari menunjukan hasil yang sangat positif terutama dari segi antusiasme dan pemahaman siswa. Dari Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, menunjukan 90% siswa berpartisipasi aktif dalam mendengarkan penjelasan guru, diskusi kelompok, menjawab pertanyaan. Keterlibatan siswa dalam diskusi interaktif mendorong mereka untuk lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat, bekerja sama dengan teman sekelompok, dan saling bertukar ide untuk memecahkan masalah yang diberikan. Selain itu, diskusi interaktif juga membantu siswa mengasah kemampuan berpikir kritis dan logis, yang berdampak positif pada pemahaman materi pelajaran secara mendalam. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat dan memberikan solusi yang relevan terhadap masalah yang diangkat dalam pembelajaran. Dengan pendekatan ini, tidak hanya antusiasme siswa yang meningkat, tetapi juga kemampuan mereka untuk menghubungkan teori dengan situasi kehidupan nyata, menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan efektif.

Selain itu pembelajaran dengan model PBL juga memudahkan siswa dalam memahami materi. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian formatif, dimana 80% siswa menjawab soal dengan tingkat kesulitan sedang hingga tinggi dengan benar. Dengan diskusi interaktif dan media audiovisual yang memungkinkan siswa lebih mudah memahami tentang nilai-nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat, teman dan sekolah. Sebaliknya, diskusi interaktif dan penggunaan media audio visual juga membantu mengatasi kebosanan siswa dalam pembelajaran tradisional, sehingga mereka lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses belajar secara aktif. Media audiovisual mampu memberikan gambaran yang nyata dan konkret, sehingga konsep abstrak seperti nilai-nilai Pancasila menjadi lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenai pemahaman materi, analisis hasil soal evaluasi menunjukan rata-rata nilai siswa kelas IV SDN Dadapsari rata rata mencapai 80,26 Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) yang didukung media audiovisual dan diskusi interaktif membantu siswa dalam memahami materi. peningkatan ini juga menunjukan bahwa pendekatan interaktif dan kolaboratif dapat mendorong siswa untuk lebih fokus dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Dadapsari dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan, terutama dalam aspek antusiasme dan pemahaman siswa. Dalam pendekatan ini, sekitar 90% siswa berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran, seperti mendengarkan penjelasan dari guru, berdiskusi dalam kelompok, dan menjawab pertanyaan. Partisipasi ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengemukakan pendapat, tetapi juga mendorong mereka untuk berkolaborasi dan bertukar ide guna menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Kemampuan berpikir kritis dan logis siswa dikembangkan secara efektif melalui diskusi interaktif selama pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya siswa yang dapat menanggapi pertanyaan dengan benar dan memberikan jawaban yang relevan terhadap masalah yang diajukan. Karena siswa dapat menerapkan teori ke dalam situasi yang sebenarnya, pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih signifikan.

Analisis hasil evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas IV SDN Dadapsari meningkat secara signifikan. Sebanyak 80% siswa mampu menjawab soal dengan tingkat kesulitan sedang hingga tinggi dengan benar. Pembelajaran berbasis PBL, yang didukung oleh media audiovisual, membantu siswa memahami nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan sehari-hari. Media audiovisual memberikan gambaran konkret yang membuat konsep abstrak lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.

Penerapan model Problem Based Learning (PBL) di SD Negeri Dadapsari telah menunjukkan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Dengan dukungan diskusi interaktif dan media audiovisual, siswa tidak hanya lebih antusias tetapi juga mampu memahami materi dengan lebih baik. Keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran mendorong mereka untuk lebih fokus dan berkolaborasi, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dari tabel Pengajar 1 dan pengajar 2 bisa dikatakan terdapat kenaikan yang spesifik antara pengajar 1 dengan pengajar 2 Menurut Junaedi, (2022) Pembelajaran menggunakan metode Problem Based Learning dapat menjadi salah satu cara dalam meningkatkan hasil belajar siswa mendapatkan kriteria ketuntasan minimum siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dalam hasil belajar. Penerapan Model Problem Based Learning cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa 

dilihat dari nilai ngain skor dan ngain persen rata rata dari kedua nilai tersebut menunjukan bahwa penerapan model PBL cukup efektif digunakan pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan karena nilai ngain score lebih besar dari kriteria ngain yaitu 0,3<0,6 dan nilai ngain persen lebih besar dari kriteria nilai ngain yaitu 56<60 bedasarkan penafsiran data tersebut model PBL cukup efektif digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 

SIMPULAN

Metode problem based learning (PBL dapat meningkatkan antusiasme dan pemahaman siswa, pada siswa kelas V SD Negeri Dadapsari 90% berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Metode problem based learning ini juga meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengemukaan pendapat, berpikir kritis dan logis siswa

Metode Problem Based Learning dapat mening meningkatkan hasil belajar siswa, pada pengajar pertama hasil belajar siswa sudah mecapai nilai KKTP dengan rata-rata nilai 77, 57 sedangkan pada pengajar ke 2 rata rata siswa mendapatkan rata-rata 80, 26 .  

DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, J. (2021). Metode Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1). 

Sari, M., & Rosidah, A. (2023). Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar IPS SD. Jurnal Ilmiah Pendidik Indonesia, 2(1), 8-17. 

Alam, S. (2023). Penerapan model pembelajaran problem based learning upaya peningkatan keterampilan membaca mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VI MI Ujung Bulo. Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya, 2(1), 106-121.

Azahra, A. C., Nisrina, N., Mumtaza, N., & Rahmawati, I. (2022, May). Pembelajaran Kolaboratif Untuk Melatih Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa Dalam Pembelajaran Fisika. In Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan. 

Rubi, A. P. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Diklat Praktik Dasar Instalasi Listrik di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Abstrak Hasil Penelitian IKIP Yogyakarta. 

Rusman. (2011). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru. Rajawali Pers/PT Raja Grafindo Persada. 

Tiara, V., Ninawati, N., Liska, F., Alya, R., & Barella, Y. (2024). Menggali Potensi Problem Based Learning: Definisi, Sintaks, Dan Contoh Nyata. SOSIAL: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPS, 2(2), 121-128. 

Windari, E. P., Mulyati, Y., & Kurniawan, K. (2021). Bagaimana Implementasi Model Problem Based Learning dalam Berbagai Disiplin Ilmu?. In Seminar Internasional Riksa Bahasa (pp. 118-123). 

Junaedi, J. (2021). Metode Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun