Mohon tunggu...
Aulia Rahma Roshida
Aulia Rahma Roshida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan hasil belajar pendidikan pancasila melalui pembelajaran PBL di kelas VI SDN Dadapsari

19 Desember 2024   13:04 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:04 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu pembelajaran dengan model PBL juga memudahkan siswa dalam memahami materi. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian formatif, dimana 80% siswa menjawab soal dengan tingkat kesulitan sedang hingga tinggi dengan benar. Dengan diskusi interaktif dan media audiovisual yang memungkinkan siswa lebih mudah memahami tentang nilai-nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat, teman dan sekolah. Sebaliknya, diskusi interaktif dan penggunaan media audio visual juga membantu mengatasi kebosanan siswa dalam pembelajaran tradisional, sehingga mereka lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses belajar secara aktif. Media audiovisual mampu memberikan gambaran yang nyata dan konkret, sehingga konsep abstrak seperti nilai-nilai Pancasila menjadi lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenai pemahaman materi, analisis hasil soal evaluasi menunjukan rata-rata nilai siswa kelas IV SDN Dadapsari rata rata mencapai 80,26 Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) yang didukung media audiovisual dan diskusi interaktif membantu siswa dalam memahami materi. peningkatan ini juga menunjukan bahwa pendekatan interaktif dan kolaboratif dapat mendorong siswa untuk lebih fokus dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Dadapsari dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan, terutama dalam aspek antusiasme dan pemahaman siswa. Dalam pendekatan ini, sekitar 90% siswa berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran, seperti mendengarkan penjelasan dari guru, berdiskusi dalam kelompok, dan menjawab pertanyaan. Partisipasi ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengemukakan pendapat, tetapi juga mendorong mereka untuk berkolaborasi dan bertukar ide guna menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Kemampuan berpikir kritis dan logis siswa dikembangkan secara efektif melalui diskusi interaktif selama pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya siswa yang dapat menanggapi pertanyaan dengan benar dan memberikan jawaban yang relevan terhadap masalah yang diajukan. Karena siswa dapat menerapkan teori ke dalam situasi yang sebenarnya, pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih signifikan.

Analisis hasil evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas IV SDN Dadapsari meningkat secara signifikan. Sebanyak 80% siswa mampu menjawab soal dengan tingkat kesulitan sedang hingga tinggi dengan benar. Pembelajaran berbasis PBL, yang didukung oleh media audiovisual, membantu siswa memahami nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan sehari-hari. Media audiovisual memberikan gambaran konkret yang membuat konsep abstrak lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.

Penerapan model Problem Based Learning (PBL) di SD Negeri Dadapsari telah menunjukkan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Dengan dukungan diskusi interaktif dan media audiovisual, siswa tidak hanya lebih antusias tetapi juga mampu memahami materi dengan lebih baik. Keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran mendorong mereka untuk lebih fokus dan berkolaborasi, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dari tabel Pengajar 1 dan pengajar 2 bisa dikatakan terdapat kenaikan yang spesifik antara pengajar 1 dengan pengajar 2 Menurut Junaedi, (2022) Pembelajaran menggunakan metode Problem Based Learning dapat menjadi salah satu cara dalam meningkatkan hasil belajar siswa mendapatkan kriteria ketuntasan minimum siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dalam hasil belajar. Penerapan Model Problem Based Learning cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa 

dilihat dari nilai ngain skor dan ngain persen rata rata dari kedua nilai tersebut menunjukan bahwa penerapan model PBL cukup efektif digunakan pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan karena nilai ngain score lebih besar dari kriteria ngain yaitu 0,3<0,6 dan nilai ngain persen lebih besar dari kriteria nilai ngain yaitu 56<60 bedasarkan penafsiran data tersebut model PBL cukup efektif digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 

SIMPULAN

Metode problem based learning (PBL dapat meningkatkan antusiasme dan pemahaman siswa, pada siswa kelas V SD Negeri Dadapsari 90% berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Metode problem based learning ini juga meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengemukaan pendapat, berpikir kritis dan logis siswa

Metode Problem Based Learning dapat mening meningkatkan hasil belajar siswa, pada pengajar pertama hasil belajar siswa sudah mecapai nilai KKTP dengan rata-rata nilai 77, 57 sedangkan pada pengajar ke 2 rata rata siswa mendapatkan rata-rata 80, 26 .  

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun