قُلْ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ
Katakanlah (Muhammad), "Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar (hari Kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku." QS. Al-An'am Ayat 15
Ayat diatas dijelaskan bahwa emosi didapatkan dari respon stimulus yang tampil secara tulus dan spontan. Azab yang diberikan Allah SWT di hari kiamat membuat spontan kita merasa takut dan segera melaksanakan perintah Allah.
وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar. QS. Al-Isra' Ayat 31
Pada ayat diatas, Allah melarang membunuh anak-anak kita sendiri, seperti yang dilakukan oleh bangsa Arab Jahiliah yang menganggap anak tidak mampu mencari rezeki, padahal kita tidak perlu takut akan rezeki karena Allah SWT telah mengatur rezeki kita. Respon takut yang dirasakan oleh bangsa Arab Jahiliah adalah situasi yang timbul terhadap suatu bahaya, yaitu takut miskin.
Memuncaknya emosi yang tak terkendali memunculkan maslah yang runyam, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Emosi takut akan dibarengi banyak perubahan pada fungsi fisiologis yang tersumbat, raut wajah berubah, nada suara sampai kepada keadaan fisik. Manusia merespons keadaan bahaya yang mengancamnya dan emosi takut dengan bergerak menjauh dan lari dari bahaya tersebut. Al-Qur'an telah mendeskripsikan respons manusia tersebut berupa lari dari berbagai keadaan bahaya yang mengancam serta bangkitnya rasa takut.
Pengendalian emosi takut sangatlah penting dalam kehidupan, AlQur'an memberi petunjuk pada manusia agar mengendalikan emosinya guna mengurangi ketegangan-ketegangan fisik dan psikis serta efek negatifnya. Emosi takut berlebihan akan membuat individu mengalami kecemasan, jadi sebisa mungkin kita dapat mengendalikan emosi dengan beberapa cara, yaitu hadapi rasa takut tersebut, jangan menghindar karena situasi akan menjadi buruk, dan bersyukur membuat kita berfokus pada hal-hal yang positif.
Refrensi: Ulya, Miftah. 2019. Emosi positif manusia perspektif al-qur'an dan aplikasinya dalam pendidikan. Jurnal El-Furqania. 05(2). 152-171.
Hude, M. Darwis. 2006. Emosi: Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi Manusia di dalam Alquran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Diana, R. Rachmy. 2015. Pengendalian emosi menurut psikologi islam. Jurnal UNISIA, 37(82). 42-46.