Desa Limbangan, 1 Agustus 2024 – Desa Limbangan kembali mencuri perhatian dengan gebrakan inovatif dari para mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kali ini, mereka memperkenalkan produk UMKM yang unik dan potensial: Segulim, serundeng gurih khas Limbangan. Inisiatif ini adalah bagian dari program TERUMBU (Terapkan Rantai Usaha Mandiri dan Bunga e-Commerce), yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan mempromosikan ekonomi lokal melalui e-commerce.
Apa itu Segulim?
Segulim adalah singkatan dari Serundeng Gurih Limbangan, sebuah produk kuliner khas yang diolah dari kelapa parut yang digoreng dengan bumbu rempah khas Limbangan. Produk ini memiliki cita rasa yang gurih dan lezat, cocok untuk dijadikan lauk atau camilan. Dengan tekstur yang renyah dan aroma yang menggoda, Segulim diharapkan menjadi ikon kuliner yang dapat memperkenalkan Desa Limbangan ke kancah yang lebih luas.
Mengapa Segulim?
Desa Limbangan memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, terutama kelapa. Namun, pemanfaatan kelapa selama ini masih terbatas pada konsumsi sehari-hari. Melalui inovasi Segulim, para mahasiswa KKN ingin meningkatkan nilai tambah dari kelapa dan memberdayakan masyarakat setempat. Selain itu, produk ini diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi desa dan memperkenalkan Limbangan sebagai destinasi kuliner.
Proses Kreatif di Balik Segulim
Ide pembuatan Segulim berawal dari diskusi antara mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Limbangan. Mereka melihat potensi besar pada kelapa, namun belum banyak yang tahu cara mengolahnya menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Dengan semangat kolaborasi, mahasiswa KKN mengajak warga untuk belajar membuat serundeng gurih ini.
Sosialisasi dan Pelatihan: Pada tanggal 1 Agustus, diadakan sosialisasi dan pelatihan tentang cara membuat Segulim. Mahasiswa KKN mengajarkan teknik mengolah kelapa parut, mulai dari proses pemarutan, pencampuran bumbu, hingga penggorengan. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga memotivasi masyarakat untuk berinovasi dalam menciptakan produk yang menarik.
Branding dan Pemasaran: Tidak hanya fokus pada produksi, mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan tentang branding dan pemasaran. Mereka memperkenalkan konsep e-commerce dan cara memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan Segulim. Dengan desain kemasan yang menarik dan strategi pemasaran digital yang tepat, Segulim diharapkan dapat menarik perhatian pasar yang lebih luas.
Antusiasme dan Dukungan Masyarakat
Sambutan masyarakat terhadap Segulim sangat positif. Banyak warga yang antusias mengikuti pelatihan dan mencoba membuat Segulim sendiri di rumah. Mereka merasa bangga bisa menghasilkan produk yang tidak hanya enak, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar. Selain itu, adanya dukungan dari pemerintah desa dan tokoh masyarakat semakin memperkuat semangat kolaborasi antara mahasiswa KKN dan warga.
"Saya sangat berterimakasih kepada mahasiswa KKN UNMA yang sudah menciptakan inovasi baru dengan membuat produk Segulim yang akan dijadikan sebagai ikon desa Limbangan. Saya harap produk ini dapat menjadi ciri khas dan meningkatkan ekonomi desa Limbangan," kata pak Kodir, salah satu tester produk Segulim.
Mengapa Inisiatif Ini Penting?
Inisiatif ini penting karena mampu memberdayakan masyarakat secara langsung. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan, masyarakat Desa Limbangan bisa lebih mandiri dalam mengembangkan usaha mereka. Selain itu, produk Segulim juga bisa menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan budaya dan kekayaan kuliner Limbangan ke dunia luar.
Penggunaan e-commerce sebagai sarana pemasaran juga menjadi langkah strategis untuk menghadapi tantangan zaman. Dengan akses yang lebih luas melalui internet, produk UMKM seperti Segulim bisa dikenal oleh konsumen di berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri.
Harapan ke Depan
Dengan harapan diluncurkannya Segulim di tahun 2025, Desa Limbangan bisa semakin dikenal sebagai desa yang inovatif dan kreatif. Produk ini bukan hanya soal makanan, tetapi juga simbol dari kerja keras dan kolaborasi antara mahasiswa KKN dan masyarakat. Ke depannya, diharapkan akan ada lebih banyak produk-produk kreatif lainnya yang lahir dari desa ini.
Mahasiswa KKN juga berharap bahwa program Terumbu bisa terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Mereka berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam mengembangkan usaha dan memanfaatkan teknologi untuk pemasaran.
Pengenalan Segulim sebagai produk UMKM khas Desa Limbangan adalah langkah inovatif yang patut diapresiasi. Melalui sosialisasi dan pelatihan yang diberikan oleh mahasiswa KKN, masyarakat Desa Limbangan kini memiliki keterampilan baru dalam mengolah kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Dengan strategi branding dan pemasaran yang tepat, Segulim diharapkan bisa menembus pasar yang lebih luas dan memperkenalkan Desa Limbangan sebagai desa yang kaya akan inovasi kuliner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H