Mohon tunggu...
Aulia Khairina
Aulia Khairina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok

Saya hobi menonton film dan drama dari Korea dan Tiongkok

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Wolf Totem (2015) dan Sinopsis perbandingan Film Wolf Totem (2015) dengan Novel Wolf Totem

4 Februari 2024   18:00 Diperbarui: 4 Februari 2024   20:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRm2YMsaidw5j9WjK_qfyCHHz7tnpZ3hr7GWA&usqp=CAU

Identitas Film 

Judul Resensi: Kisah Alam dengan Manusia

Judul Film : Wolf Totem (2015)

Sutradara : Jean-Jacques Annaud (Prancis)

Penulis :- Jean- Jancques Annaud

                   -Alain Godard

                   -John Collee

                   -Lu Wei

Produser :- Jean- Jancques Annaud

                      -Xavier Castano

                      -La Peikang

                      -Bill Kong 

Perusahaan produksi: China Film Group Corporation, Beijing Forbidden City Film Co.

Pemeran :- Feng Shaofeng

                      -Shawn Dou

                      -Ankhnyam Ragchaa

                      -Basen Zhabu

                      -Yin Zhusheng

Tahun rilis : 19 Februari 2015 (Tiongkok)

                          25 Februari 2015 (Prancis)

Negara asal Film: Tiongkok

Bahasa :- Mandarin

                  -Mongolia

Nominasi : Penghargaan Hundred Flower untuk Aktor Terbaik.

Durasi : 121 menit

Diadaptasi : Novel Wolf Totem oleh Jiang Rong


Sinopsis Film Wolf Totem :

Film ini menceritakan kisah seorang siswa bernama Chen Zhen dan Yang Ke. Pada tahun 1967 stahun kedua Revolusi Kebudayaan yang di Beijing, dia dikirim ke pedesaan tetapi dia dan Yang Ke mengajukan diri dan memilih untuk tinggal di mongolia dan melakukan penelitian di Suku Mongolia dalam. Suku Mongolia adalah pengembala yang terus berpindah(nomanden) dan bergantung hidupnya dengan alam. Setelah tinggal dengan mereka, Chen Zhen terkejut melihat tradisi penduduk untuk berdoa pada dewa mereka yang sering disebut Tengger. Ketika mereka bertemu dengan anak serigala mereka akan melemparkan anak serigala yang baru lahir dengan memegang ekor anak serigala lalu di putar-putar lalu di lempar ke langit dan jatuh hingga tewas. Karena menurut tradisi mereka jika mereka melakukan itu untuk persembahan tengger dari mereka.

Tradisi ini membuat populasi serigala terancam, dan hanya tersisa satu anak serigala yang di rawat diam-diam oleh Chen Zhen. Karena kalau ketahuan maka anak serigala akan di berlakukan seperti tadi. Chen Zhen beralasan ingin merawat anak serigala sabagai bahan penelitian. Chen Zhen merawat anak serigala diam-diam tetapi tetap ketahuan, penduduk ingin Chen Zhen mengembalikan anak serigala itu tapi Chen Zhen menolak. Namun, serigala ini dianggap sebagai hama yang akan memangsa hewan-hewan penduduk mongolia. Hubungan manusia dan serigala menjadi tegang, ketika penduduk dari kota memburu semua serigala yang masih tersisa. Kini, hanya tinggal satu serigala milik Chen Zhen yang masih hidup dan beranjak dewasa. Apa yang akan dilakukan penduduk pada anak serigala nya Chen Zhen?

Sedangkan dalam novel Wolf Totem, Selama masa Revolusi Kebudayaan tahun 1960-an dikirim ke Mongolia untuk hidup sebagai seorang gembala di antara para penggembala dari Olonbulag, sebuah padang rumput yang luas di Mongolia. Di sana, dia menjalani kehidupan yang sulit di tengah para penggembala dan berkenalan dengan serigala, makhluk yang paling penting dan dihormati di padang rumput. Keinginan Chen sangat besar sehingga dia akhirnya menangkap dan membesarkan seekor serigala. 

Serigala kecil itu secara bertahap mengambil hati Chen. Setiap gerakannya membuat Chen kagum dan takjub, dan dia berharap bisa bersahabat dengan hewan cerdas itu.Namun, Chen menyadari bahwa keputusannya itu telah menyinggung perasaan mayoritas penggembala. Dia dipandang sebagai orang asing yang tidak menghormati tradisi padang rumput.

Masalah terbesar muncul tak lama kemudian ketika Pemerintah Mao memerintahkan eksekusi massal serigala untuk membangun sistem pertanian kolektif warga Tiongkok Han. Chen Zhen merasa tidak bisa tinggal diam. Apakah dia dapat menyelamatkan serigala Mongolia dan melawan negaranya sendiri?

Kelebihan:
• Ceritanya lebih menarik daripada novel wolf totem sendiri karena kita langsung bisa melihat di filmnya tanpa harus membayangkan terlebih dahulu.
• Alunya lebih menarik daripada di novel wolf totem karena di filmnya ada sedikit genre percintaan.
• Pengambilan gambar sangat bagus sesuai dengan yang di novel wolf totem.
• Tokoh-tokoh nya sangat cocok untuk peranin di film wolf totem.

Kekurangan:

• Cerita di film lebih di persingkat daripada novel wolf totem. 

• Ada beberapa nama tokoh nya berbeda dengan novel wolf totem. 

• Ada beberapa Alur cerita nya berbeda dengan novel wolf totem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun