Kanker darah atau juga dikenal dengan nama leukemia merupakan salah satu penyakit yang dikenal ganas dan berbahaya. Kanker ini menyerang sumsum tulang belakang yang memproduksi sel darah putih, dan secara bersamaan juga merusak sel darah putih pada tubuh yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit.
Sel kanker ini akan membuat sel darah putih semakin berkembang dan terpecah-pecah. Akibatnya, jumlah sel darah putih akan lebih banyak dibanding sel darah merah dan mengganggu fungsi sel normal lainnya yang ada pada tubuh.
Normalnya, sel darah yang sehat akan mati dalam beberapa saat dan kemudian digantikan oleh sel baru yang diproduksi oleh sumsum tulang belakang. Namun sel darah yang abnormal tidak akan mati meski sudah waktunya, sehingga akan menumpuk dan memenuhi ruang.
Sel darah putih yang sehat pun akan berhenti diproduksi oleh sumsum tulang belakang karena sudah tak ada ruang.
Terdapat empat jenis leukemia yang sering terjadi. Pertama, leukemia limfotik akut (Acute Lymphocytic Leukemia atau ALL) yang dapat menghambat fungsi limfosit, sehingga penderitanya berpotensi mengalami infeksi serius.Â
Kedua, leukemia mielogen akut (Acute Myelogenous Leukemia atau AML) yang membentuk sel-sel mieloid tak sempurna dan dapat menyumbat pembuluh darah. Ketiga, leukemia limfotik kronis (Chronic Lymphotytic Leukemia atau CLL), jenis kanker darah yang hanya dialami orang dewasa. Dan terakhir, leukemia mielogen kronis (Chronic Myelogenous Leukemia atau CML)
Sampai sekarang, peneliti masih belum bisa menemukan penyebab pasti dari leukemia. Namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang leukemia, diantaranya adalah:
1. Radiasi
Radiasi dapat memberi dampak buruk dan meningkatkan risiko terkena kanker darah. Meskipun dalam jumlah yang rendah, namun jika terpapar secara terus menerus tetap akan berdampak bagi tubuh.
Orang yang tinggal atau bekerja di wilayah yang terpapar radiasi tinggi juga memiliki peluang yang besar untuk terkena kanker darah, contohnya adalah pegawai radiologi.