Mohon tunggu...
Aulia Isna Ulinnuha
Aulia Isna Ulinnuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta NIM: 21107030153 Asal dari Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gen Z: si Paling Healing!

21 Mei 2022   07:15 Diperbarui: 21 Mei 2022   07:25 2438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya banyak dari kita yang bisa jadi sering ngebanding-bandingkan diri ngerasa bahwa kita nggak seberhasil itu atau mungkin kita merasa bahwa kita tuh harusnya lebih oke dari situasi yang sekarang terjadi pada kita. Dampaknya adalah katanya banyak orang di generasi ini yang sukses dan berhasil dalam waktu singkat, generasi instan lah intinya. 

Pas gagal jadinya down banget dan ditambah lagi kita ngebandingin diri kita sama orang lain yang bisa jadi nggak serealistis itu untuk dibandingin atau bahkan ternyata kita ngebandingin sama orang yang bisa jadi nipu juga, cuma brand doang, cuma image doang tidak tau kan dibelakangnya kayak gimana. Kita terpapar sosmed memang dari kecil.

Kalau kita lihat dari sudut pandang psikologi perkembangan masa remaja merupakan waktu pencariaj identitas. Dan ketika kita nggak ngedapetin hal itu atau ketika kira memang krisisnya kurang tepat di fase itu gitu kita jadi lebih gampang merasa down. Belum lagi memang sekarang juga kita baru berada di masa pandemi dimana kehidupan kita berubah secara total. 

Ada yang akhirnya jadi sukses dan besar dari sini. Tapi banyak juga yang mungkin gara-gara pandemi jadi gagal atau ngerasain dampak buruk dari pandemi ini akhirnya malah jadi ngedown.

Yang ketiga jawabanya adalah banyak yang bilang bahwa sekarang itu sebenarnya nggak beda-beda banget sama dulu, jadi sama-sama aja katanya. Bedanya adalah orang sekarang itu lebih humanis, lebih mandang manusia lebih baik daripada dulu dan lagi-lagi memang lebih melek soal kesehatan mental. 

Jadinya ketika ada gejala yang dulu dianggap sepele karena sekarang udah lebih terbuka ya dicari tau meskipun dampaknya bisa jadi mungkin sekarang banyak self diagnosis atau mungkin banyak yang merasa bahwa dia butuh penyelesaian atau dalam bahasa psikologi butuh yang namanya stes coping. 

Nah masalahnya di stes coping inilah healing-healing ini tu sebenarnya stres coping. 

Memang generasi sekarang itu lebih melek tentang kesehatan mental tapi tidak bisa dipungkiri juga pemahaman soal gimana cara kita ngejaga kesehatan mental kita atau mengahadapi stres itu sebenarnya jarang banget di bahas gitu, kita nggak pernah kan belajar tentang ini di sekolahan.

Kecuali anak-anak yang belajar tentang kesehatan mental yang notabene biasanya belajar di kuliah misal anak psikologi, kesejahteraan sosial dan lain sebagainya.

Cara untuk menghadapi stres nggak cuma healing saja dan tentunya yang namanya stres solusinya tentu ada banyak. Nggak semua stres juga bisa kita handle tanpa healing. Yang jelas yang pertama kalian harus tau sebenarnya bahwa healing yang kita kenal sekarang yang menjadi perspeksi banyak orang tentang healing seperti liburan, istirahat, dan lain sebagainya. 

Healing hanya salah sati jenis dari penanganan masalah, cuma salah satu bentuk stres coping dan ini enggak cocok buat semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun