Mohon tunggu...
Aulia Isna Ulinnuha
Aulia Isna Ulinnuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta NIM: 21107030153 Asal dari Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Kelangkaan Minyak Goreng Kemasan!

21 Februari 2022   07:39 Diperbarui: 21 Februari 2022   16:38 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar stok minyak goreng kemasan/dokumentasi pribadi

Kelangkaan minyak goreng kemasan kini terjadi pada bulan bulan terakhir ini. Tidak hanya disatu daerah tetapi terjadi di sejumlah daerah bahkan seluruh provinsi di Indonesia.

Untuk itu pemerintah melalui kementrian perdagangan ini melakukan intervensi menerbitkan kebijakan, menentukan standart harga pada minyak goreng melalui harga eceran tertinggi yang mana kebijakan ini tertuang dalam permendag Nomor 6 Tahun 2022 dimana tertulis bahwa harga minyak goreng curah seharga Rp 11.500/liter, kemudian harga minyak goreng kemasan seharga Rp 13.500/liter dan minyak goreng kemasan premium dengan harga Rp 14.000/liter dan saat ini kebijakan tersebut sudah diterapkan sejak 1 Februari 2022 lalu.

Namun ditemukan beberapa kendala yang juga belum sesuai dengan harapan. Para pedagang minyak goreng kemasan juga mengeluh karena mereka sudah order minyak tersebut tetapi tidak pernah datang, mereka sangat kesulita untuk mendapat stok minyak goreng yang banyak dan juga dengan harga yang sesuai dengan HET.

Para pembeli juga sulit mendapat minyak goreng yang awalnya banyak dijual dipasaran sekarang sangat sulit untuk didapatkan. Dengan meningkatnya harga minyak nabati di Dunia yang terus meningkat juga menyebabkan harga minyak sawit yang menjadi bahan baku minyak goreng juga ikut melonjak harganya.

"Penyebab kekosongan stok dikarenakan terlambatnya pengiriman minyak goreng dari distributor dan tingginya antusias masyarakat untuk membeli minyak goreng," kata Brigjen Pol Whisnu, dalam keterangan resmi, Minggu (6/2/2022).

Dengan begitu beliau menyarakan untuk membeli minyak goreng kemasan di ritel modern, karena mereka menjual dengan harga sesuai dengan kebijakan pemerintah sesuai dengan HET yaitu Rp 14.000/liter.

Minimarket dan toko besar sekarang sudah menyediakan atau menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp 14.000/liter tetapi dibatasi pembelianya yaitu setiap satu orang hanya bisa membeli 1 pcs minyak goreng. Banyak yang menggunakan kesempatan mengajak keluarga nya untuk berburu minyak goreng dengan cara mengantri sendiri sendiri antar anggota keluarga agar dapt mendapat minyak goreng lebih banyak.

Tetapi berbeda dengan dipasar, bahkan ada pedagang pasar yang menghabiskan stok minyak goreng dan menjualnya dengan harga sampai dengan Rp20.000/liter. Bahkan di social media pun sedang ramai pembelian minyak goreng yang dijual dengan harga Rp 16.000/liter sampai dengan Rp 18.000/liter.

Selain dengan langka nya minyak goreng kemasan, kini terjadi peningkatan harga sembako lainya antara lain telur,gula, dan ayam. Bahkan sampai tempe dan tahu juga harganya ikut naik dikarenakan kelangkaan bahan baku yaitu kedelai dan menyebabkan beberapa pengusaha tempe terancam gulung tikar.

Dijelaskan oleh para ekonom bahwa faktor yang menyebabkan kenaikan harga sembako itu disebabkan oleh cuaca. Cuaca dapat mempengaruhi harga suatu komoditas. Contohnya kenaikan harga cabai disebabkan oleh cuaca, yang terjadi saat ini yaitu saat memasuki musim hujan. Menunjuk fenomena alam La Nina sebagai penyebab naiknya harga cabai rawit karena para petani cabai gagal panen bukanlah jalan keluar. Kenaikan harga cabai ini juga terjadi di setiap tahun, terutama pada musim penghujan saat bulan November sampai dengan januari.

Kenaikan harga telur juga mengalami kenaikan yang menjadi penyebabnya adalah naiknya harga pakan jagung yang membuat peternak sulit mendapatkan harga jagung yang murah. Begitu juga dengan menyebutnya turunya produksi sebagai penyebab naiknya harga telur.

Momen hari raya dan tahun baru juga merupakan salah satu faktor kenaikan harga sembako. Kenaikan harga sembako menuju bulan ramadhan juga sudah menjadi hal yang biasa. Karena menyangkut hajat hidup semua orang, gejolak harga sembako selalu jadi bahan isu yang sangat sensitif. Maka dari itu jangan sekali kali menyederhanakan hal tersebut.

Kenaikan sejumlah kebutuhan pokok menjadi 'hadiah' tahun baru 2022 yang sangat membuat sesak dada. Melonjaknya harga sembako terjadi karena manajemen pengawasan tidak bekerja secara efektif. Sehingga gagal menghadirkan kebijakan antisipatif. Turun naik nya harga sembako itu tidak tiba-tiba, melainkan terbentuk dari sebuah proses yang dipahami sebagai dinamika pasar.

Faktor-faktor yang lazim mempengaruhi dinamika pasar dan harga sembako antara lain kesediaan bahan baku, biaya produksi, faktor dari distributor ,soal efektivutas manajemen stok, gangguan alam contohnya cuaca hingga perilaku menyimpang penimbunan atau spekulasi. Jika dinamika pasar tersebut diamati dan dipelajari dengan seksama secara berkelanjutan, gejolak harga bisa di kendalikan.

Kenaikan harga bisa jadi tidak dapat dihindari, tetapi tetap pada skala kenaikan yang bisa di toleransi oleh konsumen. Masyarakat juga akan segera bereaksi jika harga sembako sudah melewati batas wajar.

Dalam konteks melonjak nya harga sembako atau kebutuhan pokok, masyarakat Indonesia itu syarat pengalaman. Sebab di tahun-tahun sebelumnya juga kenaikan harga sembako selalu mengalami kenaikan harga. Faktor penyebabnya pun setiap tahun selalu sama tidak lain yaitu jika menjelang hari-hari besar keagamaan.

Ketika harga kebutuhan pokok naik dengan skala diluar batas wajar, yang dibutuhkan masyarakat sebagai konsumen bukanlah aladan atau penyebab kenaikan harga. Tanpa diminta pemerintah pun sebagau regulator wajib menghadirkan jalan keluar demi terwujudnya harga supaya kembali stabil.

Ketika hukum sebab-akibat itu sudah menjadi keniscayaan, yang harus segera di rumuskan adalah langkah atau kebijakan antisipatif yang bertujuan mengamankan stok dan menjaga fluktuasi harga agar tetap dalam batas wajar. Dengan begitu, terjaganya efektifitas manajemen pengendalian stok selalu mengacu pada dinamika pasar menjadi sangat penting. Karena dinamika pasar itu yang bisa dipersiapkan rancangan kebijakan antisipatif.

Hari-hari ini masyakat belum nyaman dengan lonjakan harga sembako atau kebutuhan pokok. Maka dari itu pemerintah fokus kepada upaya terkait hendaknya fokus pada upaya stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun