Takhalli adalah membersihkan diri sifat-sifat tercela dan juga dari kotoran atau penyakit hati yang merusak. Takhalli dapat dinyatakan menjauhkan diri dari kemaksiatan, kemewahan dunia, serta melepaskan diri dari hawa nafsu yang jahat, semua itu adalah penyakit hati yang merusak. Salah satu akhlak tercela yang paling banyak membawa pengaruh terhadap timbulnya akhlak buruk lainnya adalah ketergantungan pada kelezatan duniawi. Pada hakekatnya, maksiat batin ini lebih berbahaya dari pada maksiat fisik. Jenis maksiatini cenderung tidak tersadari oleh manusia karena jenis maksiat ini adalah jenis maksiat yangtidak terlihat, tidak seperti maksiat fisik yang cenderung sering tersadari dan terlihat.Â
b) Tahalli
  Tahalli adalah upaya mengisi atau menghiasi diri dengan cara untuk mengenalkan diri pada sikap, perilaku, dan etika yang terpuji.  Definisi lain menerangkan bahwa $ahalli adalah menghias diri, dengan membiasakan diri dengan sifat dan sikap serta perbuatan yang baik. Tahap tahalli dilakukan oleh para sufi setelah jiwa dibersihkan dari akhlak yang buruk. pada tahap tahalli, kaum sufi berusaha untuk memastikan bahwa segala perilaku selalu didasarkan pada kecendrungan keagamaan, baik kewajiban 'eksternal' maupun 'internal'. Jadi, tahap thalli adalah tahap pengisian jiwa yang kosong. Sebabjika suatu kebiasaan ditinggalkan tanpa segera digantikan, kekosongan tersebut dapat menimbulkan rasa frustasi.Oleh karena itu, ketika kebiasaan lama ditinggalkan, harus segera diisi dengan satu kebiasaan baru yang baik Jiwa manusia, seperti kata Al-Ghazali, dapat diubah, dilatih, dikuasai, dan dibentuk sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri.
c) Tajalli
   Tahap tajalli di gapai oleh seorang hamba ketika mereka telah mampu melewati tahap takhalli dan tahalli. Hal ini berarti untuk menempuh tahap tajalli seorang hamba harus melakukan suatu usaha serta latihan-latihan kejiwaan atau kerohanian, yakni denganmembersihkan dirinya dari penyakit-penyakit jiwa seperti berbagai bentuk perbuatan maksiatdan tercela, kemegahan dan kenikmatan dunia lalu mengisinya dengan perbuatan-perbuatan,sikap, dan sifat-sifat yang terpuji, memperbanyak dzikir, ingat kepada Allah, memperbanyak ibadah dan menghiasi diri dengan amalan-amalan mahmudah yang dapat menghilangkan penyakit jiwa dalam hati atau dir seorang hamba.Â
   Para sufi sependapat bahwa tingkat kesempurnaan kesucian jiwa hanya dapat ditempuh dengan satu jalan, yaitu cinta kepada Allah dan memperdalam rasa cinta itu. Dengan kesucian jiwa, jalan untuk mencapai tuhan akan terbuka. Tanpa jalan ini, tidak ada kemungkinan terlaksananya tujuan dan perbuatan yang dilakukan pun tidak dianggap sebagai perbuatan yang baik.
    4. Tasawuf Amali
      Merupakan tasawuf yang metode pengamalannya menekankan keterpaduan ilmu dan amal dengan prinsip ilmu amaliah dan amal ilmiah. Maksudnya, tasawuf amali adalah tasawuf yang berpangkal pada ilmu dan berakhir pada amal, yaitu diawali dengan pengetahuan dan bermuara pada pengamalan. Jika akidah merupakan fondasi dan syariat merupakan tiang, maka tasawuf amali adalah energi yang menjadikan seorang muslim memiliki spirit untuk hidup bersih, jernih, bening, indah, dan memesona. seorang muslim, dengan memadukan ilmu, amal, pikiran, perasaan, dan rohani yang bening akan mempersembahkan hidup dan kehidupannya untuk islam dan kaum muslimin serta menjadi mujahid yang mengharumkan islam.Â
    Tasawuf amali adalah tasawuf yang mengusung misi 'menjadikan diri kita pribadi tahir mutahhir, yaitu berih dan membersihkan orang lain, dekat dengan Allah SWT, sahabat Allah SWT, dan kekasih Allah SWT, dekat dengan umat, sahabat umat, dan melayani umat dengan memberikan yang terbaik bagi umat.
   5. Tasawuf Salafi
     Adalah tasawuf dengan mengikuti amaliah sahabat, tabiin, pengikut tabiin, dan salaf saleh, yaitu para ulama terdahulu yang saleh, sebagai teladan dalam pengamalan tasawuf setelah Rasulullah SAW.Â