Oleh : Aulia Gusnita
Pernahkah kamu mendengar istilah komunikasi krisis dan Manajemen Krisis ? seberapa pentingkah komunikasi krisis dalam manajemen krisis?
      Dalam era informasi yang serba cepat, Krisis bisa datang kapan saja dan mengguncang stabilitasi sebuah perusahaan, mengancam reputasi, kinerja bahkan kelangsungan bisnis. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola krisis dengan efektif menjadi kunci bagi kelangsungan dan reputasi sebuah organisasi. Salah satu komponen dalam manajemen krisis adalah komunikasi krisis.
      Pada tahun 1980-an, manajemen komunikasi krisis menjadi semakin dikenal dalam praktik dan ilmu pengetahuan serta dipraktikkan secara lebih sistematis. Perkembangan konsep ini tumbuh dari beberapa krisis signifikan yang menyoroti pentingnya manajemen krisis dan komunikasi yang efektif. Tidak ada  organisasi  sempurna yang kebal terhadap krisis, dan banyak profesional PR menghadapi krisis baik krisis besar maupun krisis kecil, sepanjang karier mereka. Seperti yang dikatakan Coombs (2007) "Apa pun jenis, penyebab, atau tingkat keparahan krisis ini, tidak ada organisasi yang kebal terhadap krisis ini. Organisasi dengan manajemen krisis yang baik mampu mengelola krisis dengan lebih efektif, mengurangi dampak negatif, dan menjaga reputasi baik. Selain itu, manajemen krisis berperan penting dalam melindungi kepentingan pemangku kepentingan seperti pelanggan, karyawan, pemegang saham, dan masyarakat umum.
      Salah satu respons yang harus dilakukan oleh manajer krisis adalah berkomunikasi dengan pemangku kepentingan mengenai krisis yang muncul. Komunikasi merupakan fitur mendasar dalam respons krisis karena komunikasi secara langsung mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap krisis (Coombs, 2007).
Pentingnya Komunikasi dalam krisis
      Komunikasi  krisis memainkan peran yang sangat penting dalam mengelola situasi sulit yang dapat merusak reputasi dan keberlanjutan  organisasi. Tanpa komunikasi yang efektif, situasi krisis dapat memburuk dengan cepat  dan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif menjamin informasi tersampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan secara tepat waktu. Informasi yang cepat dan akurat dapat menyelamatkan nyawa dengan memberikan panduan mengenai tindakan yang harus diambil. Selain itu, komunikasi  krisis membantu menjaga ketenangan dan mengurangi kepanikan. Krisis seringkali menimbulkan ketakutan dan kepanikan di kalangan masyarakat. Dengan memberikan informasi yang jelas tentang apa yang  terjadi, apa yang telah dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut, dan apa yang diharapkan dari masyarakat, pihak berwenang dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan masyarakat. Hal ini sangat penting untuk menjaga ketertiban dan menghindari situasi kacau lebih lanjut. Komunikasi yang baik juga berperan dalam koordinasi antar lembaga dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam manajemen krisis. Tanpa komunikasi yang terorganisir, upaya respons akan menjadi kacau dan tidak efisien. Melalui saluran komunikasi yang baik,  lembaga dan tim dapat berbagi informasi, sumber daya, dan strategi untuk memastikan respons yang terkoordinasi dan efisien.
      Dengan demikian, komunikasi krisis merupakan bagian penting dari manajemen krisis yang efektif. Komunikasi yang efektif mengurangi dampak negatif krisis dan membantu masyarakat bergerak lebih cepat dengan menyebarkan informasi yang tepat waktu dan akurat, mengurangi kepanikan, memastikan koordinasi yang baik, membangun kepercayaan, dan mendorong pemulihan. Oleh karena itu, semua organisasi dan pemerintah harus memprioritaskan komunikasi krisis sebagai bagian dari rencana manajemen krisis mereka.
Peran Komunikasi dalam Manajemen Krisis
            Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau simbol yang bermakna dari satu komunikator ke komunikator lainnya dengan tujuan tertentu. Oleh karena itu, komunikasi merupakan suatu proses, dan setiap proses mengandung makna yang bergantung pada pemahaman dan persepsi komunikator. Jika semua pelaku yang terlibat mempunyai pemahaman yang sama terhadap simbol, maka komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai.
      Menurut Wilbur Schramm (1954), mendefenisikan komunikasi sebagai Proses pertukaran makna antar manusia. Bagi Schramm, komunikasi adalah upaya  menyampaikan pesan dan informasi dengan tujuan menciptakan saling pengertian. Menurut Agus M. Hardjana (2016), Komunikasi adalah tindakan seseorang menyampaikan pesan  kepada orang lain melalui suatu media, kemudian membalasnya kepada pengirim pesan setelah menerima pesan tersebut. Dan Menurut Deddy Mulyana (2015), mendefenisikan Komunikasi adalah proses pertukaran makna antara dua orang atau lebih melalui perilaku verbal dan nonverbal.
      Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses dimana komunikator menyampaikan pesan  berupa  gagasan, ungkapan, dan pemikiran kepada komunikan melalui media tertentu yang efisien dan menyampaikan pengertian atau makna yang sama kepada komunikan. Komunikan memperoleh pengaruh dan mengalami perubahan perilaku selaras dengan komunikator.
      Dalam konteks ini, peran komunikasi dalam manajemen krisis merupakan elemen penting dalam mengelola, merespons, dan mengelola situasi krisis dalam organisasi. Peran komunikasi dalam manajemen krisis mencakup penyediaan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada pemangku kepentingan, membangun dan menjaga reputasi organisasi, mengurangi kebingungan, dan mengoordinasikan upaya respons krisis. Komunikasi yang efektif selama krisis  membantu organisasi menjaga kepercayaan dan dukungan  pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat umum. Komunikasi yang tidak memadai atau tidak tepat pada saat situasi krisis dapat memperburuk situasi, merusak reputasi, dan meningkatkan dampak negatif. Oleh karena itu, manajemen krisis yang sukses selalu memerlukan strategi komunikasi yang canggih dan responsif.
      Manajemen krisis komunikasi adalah pendekatan yang digunakan oleh organisasi untuk merencanakan, merespons, dan mengelola komunikasi dalam situasi krisis dengan tujuan menjaga reputasi, memberikan informasi kepada pemangku kepentingan, dan meminimalkan dampak negatif. Berikut  tahapan umum dalam proses manajemen krisis komunikasi:
- Pra-krisis : organisasi harus mengidentifikasi potensi krisis yang dapat berdampak pada operasi dan mengembangkan rencana krisis yang mencakup penentuan tim manajemen krisis, peran dan tanggung jawab, dan saluran komunikasi.
- Krisis : Ketika krisis terjadi, organisasi merespons peringatan atau tanda-tanda awal krisis, dan tim krisis diaktifkan untuk merespons situasi krisis. Kami juga melakukan komunikasi awal dengan pemangku kepentingan dan berupaya  memberikan informasi yang jelas dan akurat.
- Selama krisis : Organisasi harus terus berkomunikasi dengan pemangku kepentingan selama krisis dan memberikan pembaruan dan informasi penting. Organisasi menanggapi isu dan pertanyaan yang muncul selama krisis dan berupaya mempertahankan atau memulihkan reputasi organisasi.
- Pasca-krisis : organisasi mengevaluasi respons krisis, mengkomunikasikan proses manajemen krisis, dan menggunakan pembelajaran dari krisis untuk meningkatkan perencanaan krisis dan kesiapan di masa depan.
      Dari pembahasan di atas,  dapat disimpulkan bahwa proses manajemen krisis komunikasi sangat penting dalam konteks organisasi karena melibatkan respons yang terorganisir dan efektif terhadap situasi krisis.Komunikasi krisis adalah bagian penting dari manajemen krisis. Jika komunikasi tidak tertangani dengan baik, maka dapat terjadi situasi yang  tidak perlu yang dapat berakibat fatal bahkan melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi dan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, semua organisasi harus memprioritaskan dan menyiapkan strategi komunikasi krisis yang efektif sebagai bagian dari rencana manajemen krisis mereka.
      Â
Referensi :
Agus M. Hardjana. 2016. Ilmu Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya.
Coombs, W.T. 2007. Protecting Organization Reputations During a Crisis; The Development and Application of Situational Crisis Communication Theory. Â Â Corporate Reputation Review.
Mulyana, Deddy. 2015. Ilmu Komunikasi : Suatu pengantar. PT Remaja Rosdakarya.
Schramm, W. 1954. The Process and Effects of Mass Communication. University of Illinois Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H