Mohon tunggu...
Lily
Lily Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - kebetulan lahir dari rahim perempuan sebagai seorang perempuan

membenamkan diri dalam kata-kata adalah caraku melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan yang terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku adalah Rasa

3 Maret 2021   15:51 Diperbarui: 3 Maret 2021   16:04 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku adalah rasa, atas untaian kata tak terucap yang membeku di lidahku. melalui panjangnya malam di bawah kelamnya cakrawala itu, serta gemuruh rindu memadu riuhnya angan.

selamat malam, rembulan. kita tak dapat jumpa, bukan? istirahatlah dengan selimut harap. semoga dalam mimpi ada angan yang dapat dipadu. lantas sajak 'kan terangkai, terlukis pada malam dan dibuai awan. lalu tersabda oleh semesta, terukir prolog awal kisah.

sedang angin pun berbisik lembut namun dingin, kiranya angan seringkali tak linier dengan realita. dan secercah harap tak khayal layaknya satu bintang di antara luasnya cakrawala kelam.

barangkali, ada rasa yang tak perlu diucap, ada rindu yang tak perlu disampaikan. hingga sampai waktunya nanti.

17 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun