di tempat kerjaan jangan bilang “Ok/siap” tetapi harus bilang “Noted”,
orang yang genit sekarang dinamai “Flirtatious behavior”’ jika genitnya sampai megang-megang dinamai “Physical Thouch”,
jika genitnya omongan disebut “Word Affirmation”,
orang yang sedang “mutung/ngambek” disebut “Silent Treatment”,
dan jika mutung/ngambeknya dikarenakan suami memainkan game/media sosial disebut dengan “cyber widow”,
pasangan yang menjadi panutan dinamakan “Couple Goals”,
keluarga yang menjadi panutan dinamakan “Family Goals”.
Itulah sedikit beberapa contoh dari Bahasa campuran atau Bahasa yang dipakai anak – anak remaja di Daerah Kota Jakarta Selatan yang mungkin hampir semua anak – anak remaja dari daerah / kota lain sudah tidak asing lagi di telinga mereka yang sudah terbiasa mendengar atau membaca melalu media sosial tentang hal tersebut.
Pada dasarnya bahasa selalu tumbuh dan berkembang seiring meningkatnya kreativitas manusia untuk menemukan bahasa yang baru, segar, dan berwarna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H