Langkah ini tentu saja memicu keprihatinan besar Amerika Serikat dan para sekutunya, mereka menganggap bahwa Korea Utara seperti meningkatkan unjuk kekuatan militer negara itu sendiri dihadapan internasional. Penggunaan senjata nuklir yang lebih besar diketahui telah lama menakut-nakuti setiap negara karena dapat meluluh lantahkan suatu wilayah dan mengakibatkan banyaknya korban jiwa dalam jumlah yang besar. Sementara itu, para pejabat Tiongkok terus melakukan upaya diplomasi dan meminta agar seluruh  pihak dapat menahan diri sembari menekankan pada  Amerika Serikat untuk terus berupaya  membentuk konsesi dalam proses pemajuan denuklirisasi.
Korea Utara juga telah melakukan upaya untuk memata-matai kegiatan diplomatik Tiongkok dengan melakukan peluncuran satelit yang mengintai pada kegiatan KTT Seoul yang baru-baru  ini dilakukan untuk membahas denuklirisasi semenanjung Korea yang dihadiri Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang. Meskipun peluncuran satelit tersebut gagal, para pengamat politik dan keamanan yang berbasis di Washington berpendapat bahwa Korea Utara tampaknya menaruh curiga kepada Tiongkok dan mengatakan bahwa ada hubungan yang telah meregang diantara keduanya. Diketahui, selama ini Tiongkok merupakan negara mitra terbesar dalam perekonomian Korea Utara dan satu-satunya negara yang beraliansi dengan negara tersebut di wilayah Asia Timur karena menganut ideologi yang sama.
Hingga saat ini, Korea Utara  terus melakukan beberapa manuver seperti melakukan banyak uji coba berbagai macam senjata dan yang terbaru, Korea Utara telah menembakkan rudal-rudal balistik ke laut Jepang hingga mengirim balon-balon yang berisi sampah hingga tinja ke Korea Selatan yang mengganggu aktivitas warga. Tindakan ini tentunya mendapatkan protes keras dari sejumlah pejabat Jepang dan Korea Selatan serta kutukan keras dari Amerika Serikat. Mereka menganggap bahwa manuver yang dilakukan Korea Utara telah melanggar resolusi keamanan internasional yang terlalu jauh.
Meski Korea Utara terus menerus mengabaikan kutukan dan kecaman dari sejumlah pejabat internasional dengan melakukan serangan serta uji coba persenjataan mereka utamanya ke arah Korea Selatan dan Jepang, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa Jepang akan semakin memperkuat dan meningkatkan kerja sama dengan Amerika Serikat serta Korea Selatan dalam pengumpulan dan menganalisis berbagai informasi yang diperlukan untuk memantau situasi pertahanan dan keamanan wilayah Asia Timur. Selain itu, ketiga  negara tersebut terus berupaya menyiapkan berbagai strategi guna mengantisipasi kemungkinan Korea Utara menggunakan senjata nuklir yang lebih besar usai pengesahan konstitusi baru di negara tersebut.
Dari perubahan konstitusi yang dilakukan oleh Denmark dan Korea Utara kini, dapat terlihat dengan jelas bahwa pertahanan dan keamanan telah memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kestabilan politik baik dalam maupun luar negeri suatu negara. Disisi lain, keterlibatan beberapa negara terhadap politik luar negeri suatu negara telah lama menjadi faktor pemicu ketegangan dalam skala yang lebih besar dan meluas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI