Kebebasan ini mencangkup hak hak dasar seperti bebas berpendapat, bebas berekspresi dan bebas beragama. "Kebebasan" dan "tanggung jawab" tampaknya memiliki arti yang sama. Jika seseorang mengatakan bahwa "manusia itu bebas", itu berarti mereka juga mengatakan bahwa "manusia itu bertanggung jawab".Â
Sebaliknya, ketika kita memikirkan "tanggung jawab", kita selalu memikirkan "kebebasan" juga. Tidak mungkin untuk memiliki tanggung jawab tanpa kebebasan---setidaknya dalam arti sebenarnya---dan kebebasan tanpa tanggung jawab. Semua orang tahu apa itu kebebasan karena kita semua tahu itu. Kebebasan adalah komponen penting dalam hidup setiap orang. Karena kita semua manusia, kita semua menikmati kebebasan, tetapi kesulitan mulai ketika kita ingin mengungkapkannya melalui refleksi.Â
Filsafat selalu berbicara tentang kebebasan. Kebebasan adalah fakta yang sangat kompleks dalam hidup manusia. Kebebasan memiliki banyak aspek. Kata "bebas" telah digunakan dengan banyak arti dalam bahasa sehari-hari, dan setelah pemeriksaan lebih lanjut, banyak arti yang tidak boleh digabungkan. Filsafat mencoba menemukan kejelasan dengan membedakan dan menganalisis banyak arti. Para filsuf mendefinisikan kebebasan dalam berbagai cara.Â
Tidak berguna dan tidak mungkin untuk menyebutkan semua arti yang telah diperdebatkan dalam filsafat di sini. Selain itu, pembedaan mereka seringkali tidak dapat dicocokkan karena didasarkan pada prinsip yang berbeda. Pertama-tama harus dibedakan antara kebebasan sosial-politik dan kebebasan individual. Subyek kebebasan sosial-politik artinya, yang disebut bebas di siniadalah suatu bangsa atau rakyat.Â
Sedang subyek kebebasan individual adalah manusia perorangan. Kebebasan sosial-politik bukannya sesuatu yang selalu sudah ada, melainkan sebagian besar merupakan produk perkembangan sejarah atau, lebih tepat lagi, produk perjuangan sepanjang sejarah. Dalam sejarah modern dapat dibedakan dua bentuk. Bentuk AULIA AYUNINGRUM/173231147 pertama adalah tercapainya kebebasan politik rakyat dengan mem- batasi kekuasaan absolut para raja.Â
Bentuk kedua terdiri dari kemerdekaan yang dicapai oleh negara-negara muda terhadap negara-negara penjajah. Hubungan antara hati nurani dan kebebasan ini sangat sangat penting dimana hati nurani memiliki fungsi sebagai filter moral yang membimbing kita dalam menggunakan hak kebebasan. Artinya hati nurani ini sebagai pengingat atau alarm bahwa kebebasan yang kita gunakan harus disertai tanggung jawab dengan mempertimbangkan implikasi moral dari semua tindakan dan keputusan yang diambil.Â
Sebagai contoh di era sekarang yang serba digital dan serba terhubung penggunaan media sosial sangat berperan penting dalam sarana utama untuk berekspresi maupun berinteraksi dengan orang lain. Namun seringkali penggunaan media sosial ini menghadirkan dilema moral bagi individu, yang mana kebebasan berekspresi bertabrakan dengan nilai nilai moral yang dimiliki hati nurani. Media sosial ini memberi kita ruang untuk menyuarakan pendapat, mengungkapkan perasaan, dan berbagi informasi secara luas seperti informasi pribadi. Hal ini merupakan bentuk kebebasan yang dihargai dalam dunia masyarakat di era sekarang.Â
Namun disamping hal tersebut dampak negative yang dapat dilihat dari penggunaan media sosial yakni pencurian informasi pribadi yang nantinya dapat menimbulkan salah satu contoh yakni hack akun yang mana akun kita dapat disalah gunakan oleh orang lain yang mungkin tidak kita kenal, contoh lain yakni kasus penyebaran berita palsu atau disinformasi. Individu mungkin saja tergoda untuk menyebarkan infromasi yang tidak diverivikasi secara benar dan akhirnya merugikan orang lain dan melanggar prinsip kejujuran yang ditanamkan hati nurani. Dari contoh diatas kita dapat menerapkan pentingnya kesadaran moral dalam penggunaan kebebasan, dimana individu perlu menyadari tanggung jawab moral mereka dalam menggunakan kebebasan terutama di media sosial.Â
Hubungan antara hati nurani dan kebebasan semakin penting dalam dunia digital yang semakin kompleks dan terhubung. Studi kasus penggunaan media sosial menunjukkan bagaimana interaksi antara keduanya dapat memengaruhi perkembangan seseorang dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, hati nurani harus terus diperkuat sebagai pedoman moral dalam menggunakan kebebasan agar kita dapat membangun masyarakat yang lebih berharga dan beradab.Â
Disisi lain, kebebasan juga memainkan peran penting dalam memungkinkan seseorang untuk mengikuti hati nuraninya. Tanpa kebebasan, individu mungkin tidak dapat mengambil tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral mereka, karena mereka dibatasi oleh tekanan eksternal atau otoritas yang otoriter. Sebagai contoh seseorang memiliki kebebasan beragama, dimana hal tersebut memungkinkan seseorang untuk mengikuti keyakinan dan praktek keagmanaan sesuai hati nurani mereka.Â
Tanpa kebebasan beragama ini mungkin individu dipaksa untuk mengikuti keyakinan yang mungkin saja bertentangan dengan hati nurani mereka yang akhirnya menimbulkan konflik batin dan ketidakpuasan. Contoh lain yakni aktivis hak asasi manusia, dimana mereka memilih untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan di negaranya meskipun mereka harus dihadapkan oleh tekanan politik dan resiko keamanan. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kebebasan untuk mengikuti hati nurani.Â