Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Belajar dari Pencopotan Dekan FK Unair: Tergesa-gesa dan Pertimbangan Akal Sehat

10 Juli 2024   19:50 Diperbarui: 11 Juli 2024   12:23 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di satu sisi, langkah ini menunjukkan bahwa rektor tidak tahan terhadap tekanan dari civitas academika dan mahasiswa yang melakukan mogok mengajar dan demonstrasi. Hal ini tentu saja dapat merusak citranya sebagai pemimpin yang tegas dan berwibawa.

Di sisi lain, keputusan ini juga dapat dilihat sebagai respon positif terhadap aspirasi dan ancaman yang disampaikan oleh civitas academika dan mahasiswa. Rektor menunjukkan bahwa dia terbuka terhadap dialog dan kritik, dan bersedia untuk mempertimbangkan kembali keputusannya jika dirasa kurang tepat.

Namun, rasa malu yang mungkin dirasakan rektor akibat keputusan ini tidak dapat dihindarkan. Ketidaktegasan dan mudahnya terpengaruh tekanan dapat melemahkan kepercayaan publik terhadap kepemimpinannya.

Investigasi dan Rekomendasi

Kasus pencopotan dan pengembalian Dekan FK Unair oleh Rektor Unair memang memicu berbagai pertanyaan dan kekhawatiran. Ketidaktegasan dan mudahnya terpengaruh tekanan dari rektor, serta potensi terulangnya kejadian serupa di fakultas lain, mendorong perlunya investigasi dan rekomendasi dari pihak yang berwenang.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Wali Amanat Universitas Airlangga (Unair) memiliki peran penting dalam memastikan tata kelola yang baik dan akuntabel di universitas. Investigasi terhadap kebijakan rektor dan rekomendasi yang dihasilkan dapat menjadi langkah penting untuk:

  • Menguak fakta dan motif di balik pencopotan dan pengembalian Dekan FK Unair. Apakah keputusan tersebut didasari oleh pertimbangan yang matang dan objektif, atau hanya karena tekanan dan kepentingan tertentu?
  • Menilai kinerja dan kepemimpinan rektor. Apakah rektor telah menunjukkan integritas, profesionalisme, dan komitmen terhadap demokrasi dalam menjalankan tugasnya?
  • Mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Dengan memahami akar permasalahan dan kelemahan dalam sistem tata kelola, kementerian dan wali amanat dapat merumuskan langkah-langkah pencegahan yang efektif.

Rekomendasi yang dihasilkan dari investigasi ini dapat berupa:

  • Teguran kepada rektor. Jika terbukti bahwa rektor telah melakukan pelanggaran atau bertindak tidak profesional, teguran dapat menjadi bentuk peneguran dan pengingat untuk bertindak lebih bijaksana di masa depan.
  • Penggantian rektor. Dalam kasus yang sangat serius, di mana rektor terbukti tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, penggantian rektor mungkin menjadi solusi yang diperlukan.
  • Perubahan regulasi. Jika ditemukan kelemahan dalam regulasi yang mengatur pengambilan keputusan di universitas, perubahan regulasi dapat dilakukan untuk memperkuat sistem tata kelola dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
  • Peningkatan komunikasi dan koordinasi. Penting untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara rektor, dekan, civitas academika, dan mahasiswa untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik.
  • Penguatan mekanisme pengawasan. Perlu dibentuk mekanisme pengawasan yang independen dan transparan untuk memastikan bahwa rektor dan pejabat universitas lainnya menjalankan tugasnya dengan baik dan akuntabel.

Penutup

Kasus pencopotan Dekan FK Unair menjadi cerminan betapa pentingnya pengambilan keputusan yang matang dan didasarkan pada logika serta akal sehat. Tergesa-gesa dalam bertindak tidak hanya merugikan individu, tetapi juga institusi dan masyarakat luas. Dalam era yang semakin kompleks ini, kolaborasi, transparansi, dan penghormatan terhadap kebebasan akademik adalah kunci untuk mencapai kemajuan bersama. Mari kita belajar dari kasus ini untuk membangun masa depan yang lebih baik, dengan keputusan-keputusan yang bijaksana dan berbasis pada logika yang kuat.

Sumber:

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4ng2dgzjj5o
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240704232335-20-1117764/pemecatan-dekan-fk-unair-dinilai-tak-sesuai-prosedur-dan-tergesa-gesa/komentar
https://www.radicalismstudies.org/20874/2024/07/news/media-highlight-pakar/dekan-fk-unair-dicopot-civitas-academica-ancam-mogok-ngajar.html
https://www.radicalismstudies.org/20874/2024/07/news/media-highlight-pakar/dekan-fk-unair-dicopot-civitas-academica-ancam-mogok-ngajar.html
https://nasional.kompas.com/read/2024/07/05/12052521/kemendikbud-peringatkan-rektor-unair-yang-copot-dekan-fk-karena-tolak-dokter?page=all
https://www.radicalismstudies.org/20874/2024/07/news/media-highlight-pakar/dekan-fk-unair-dicopot-civitas-academica-ancam-mogok-ngajar.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun