Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Judi Online: Sebuah Penipuan yang Dikemas dalam Bentuk Permainan Psikologis

1 Juli 2024   12:55 Diperbarui: 1 Juli 2024   12:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjudian online semakin menjadi perhatian global karena dampak psikologis dan sosialnya yang signifikan. Faktor-faktor psikologis yang mendorong individu menuju perjudian online sangat kompleks, melibatkan kombinasi dari pencarian pelarian dari stres, mencari kesenangan, dan pengaruh media sosial serta kesulitan finansial. Berikut ini adalah kajian lebih mendalam mengenai faktor-faktor psikologis tersebut:

Banyak individu yang terjerat dalam perjudian online mencari pelarian dari stres kehidupan sehari-hari. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami tingkat stres yang tinggi lebih rentan terhadap perilaku adiktif, termasuk perjudian. Stres akibat masalah pekerjaan, hubungan, atau masalah kesehatan dapat mendorong individu untuk mencari hiburan atau pelarian dalam bentuk perjudian online. 

Aktivitas ini memberikan sensasi sementara yang dapat mengalihkan perhatian dari masalah yang sedang dihadapi.

Perjudian online sering kali dikaitkan dengan pencarian kesenangan dan sensasi. Teori perilaku adiktif menjelaskan bahwa perjudian dapat memberikan stimulus positif yang kuat, seperti kegembiraan dan euforia, yang memperkuat perilaku tersebut. Mesin slot dan permainan kasino lainnya dirancang untuk memberikan kemenangan kecil yang sporadis, yang menciptakan efek "near-miss" dan memotivasi pemain untuk terus bermain. 

Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman menang, meskipun jarang, dapat memicu pelepasan dopamin di otak, yang merupakan neurotransmiter yang terkait dengan perasaan senang dan kepuasan.

Media sosial memiliki peran besar dalam mempengaruhi perilaku perjudian online. Iklan perjudian yang menargetkan pengguna media sosial sering kali menggunakan strategi pemasaran yang menarik dan manipulatif. Mereka menampilkan gambar-gambar kemenangan besar dan gaya hidup mewah yang dapat dicapai melalui perjudian, menciptakan harapan yang tidak realistis. 

Studi menunjukkan bahwa eksposur yang berulang terhadap iklan semacam ini dapat meningkatkan minat dan keterlibatan dalam perjudian online, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.

Kesulitan finansial sering kali menjadi pemicu utama individu terlibat dalam perjudian online. Pandemi COVID-19, misalnya, telah menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan menghadapi ketidakpastian finansial. Dalam situasi seperti ini, perjudian online sering kali dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang. Namun, realitanya, perjudian online lebih sering mengakibatkan kerugian finansial yang lebih besar. 

Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pendapatan rendah dan masalah keuangan lebih rentan terhadap perjudian patologis.

Akses Mudah bagi Anak-Anak dan Remaja

Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan dari perjudian online adalah akses mudah yang dimiliki oleh anak-anak dan remaja. Dengan persyaratan finansial yang minimal dan anonimitas internet, anak-anak dapat dengan mudah terlibat dalam aktivitas perjudian online. 

Penelitian menunjukkan bahwa paparan dini terhadap perjudian dapat meningkatkan risiko berkembangnya perilaku perjudian bermasalah di kemudian hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun