Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Trik Menjaga Anak-Anak agar Tidak Terjebak Judi Online

26 Juni 2024   19:22 Diperbarui: 26 Juni 2024   19:22 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak yang memiliki teman yang bermain judi online lebih berisiko terpengaruh dan ikut bermain. Penelitian oleh Brown et al. (2014) menemukan bahwa tekanan dari teman sebaya merupakan salah satu faktor utama yang mendorong remaja terlibat dalam perilaku berisiko, termasuk judi online.

Kurangnya Kontrol Diri dan Impulsivitas: Anak-anak masih dalam proses mengembangkan kemampuan kontrol diri dan regulasi emosi. Hal ini membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh iming-iming keuntungan besar dan sensasi yang ditawarkan oleh judi online.

Anak-anak yang merasa bosan atau jenuh dengan rutinitas sehari-hari mungkin mencari pelarian melalui judi online. Teori “sensation seeking” oleh Eastin (2006) menjelaskan bahwa individu yang mencari sensasi dan kegembiraan baru lebih rentan terhadap perilaku berisiko seperti judi online, terutama ketika mereka merasa bosan atau tidak puas dengan kehidupan mereka.

Ketidakmampuan Mengatasi Emosi Negatif: Anak-anak yang sering mengalami emosi negatif seperti stres, kecemasan, atau kebosanan mungkin mencari pelarian dalam judi online. Judi online dapat memberikan mereka rasa senang dan "lupa" dari masalah yang mereka hadapi.

Kemudahan Akses: Smartphone dan internet yang mudah diakses memungkinkan anak-anak bermain judi online kapan saja dan di mana saja. Sebuah studi oleh Turney (2019) menemukan bahwa 93% remaja di Amerika Serikat memiliki akses ke smartphone, dan 75% dari mereka menggunakannya untuk mengakses internet setiap hari1. Kemudahan akses ini memungkinkan anak-anak bermain judi tanpa sepengetahuan orang tua.

Lemahnya Pengawasan: Orang tua yang kurang memantau aktivitas online anak-anak memungkinkan mereka mengakses situs judi tanpa sepengetahuan. Penelitian oleh Kowalski et al. (2016) menunjukkan bahwa hanya 67% orang tua di Amerika Serikat yang memantau aktivitas online anak-anak mereka dengan cermat. Kurangnya pengawasan ini membuat anak-anak bebas menjelajahi internet dan berisiko terpapar konten berbahaya seperti judi online.


Iming-iming Keuntungan: Judi online sering menjanjikan keuntungan besar dengan cara yang mudah, menarik bagi anak-anak yang ingin mendapatkan uang cepat. Teori “sensation seeking” oleh Zuckerman (1971) menjelaskan bahwa individu yang mencari sensasi dan kegembiraan baru lebih rentan terhadap perilaku yang melibatkan risiko dan potensi imbalan besar, seperti judi online.

Judi online bagaikan virus yang tidak hanya menjerat orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kemudahan akses internet dan kurangnya pengawasan orang tua membuat anak-anak rentan terjerumus ke dalam dunia perjudian online yang penuh bahaya. Meskipun data statistik resmi mengenai jumlah anak-anak yang terjebak judi online di Indonesia masih minim, berbagai sumber menunjukkan bahwa fenomena ini kian mengkhawatirkan.

Indikator Tingginya Risiko Anak-anak Terlibat Judi Online

Berbagai studi kasus menunjukkan tingginya risiko anak-anak terlibat dalam judi online. Sebuah studi oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2022 menemukan bahwa 15% dari anak-anak di Yogyakarta pernah bermain judi online. Riset Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 10% dari pelajar di Solo pernah terpapar judi online.

Data dari Yayasan Pulih pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 20% dari anak-anak yang mereka bantu untuk keluar dari kecanduan internet mengaku pernah bermain judi online. Meningkatnya kasus anak-anak yang terjerat judi online juga terlihat dari berbagai pemberitaan media massa, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pihak kepolisian dan lembaga perlindungan anak juga menyatakan keprihatinan mereka atas fenomena ini. Banyak orang tua yang mengaku prihatin dengan perilaku anak-anak mereka yang menghabiskan waktu bermain di internet dan khawatir mereka terpapar judi online.

Dampak Negatif Judi Online pada Anak-anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun