Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Etika Profesi: Menyikapi Dampak Perubahan Batas Usia dalam Pemilihan Daerah

6 Juni 2024   18:14 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:39 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jayakartanews.com/wp-content/uploads/2020/01/bk-dan-kennedy.jpg

Pengalaman dari negara lain menunjukkan bahwa mendorong lahirnya pemimpin muda bisa memberikan hasil yang bervariasi. Di Prancis, Emmanuel Macron menjadi presiden pada usia 39 tahun, membawa perspektif muda dan reformis ke dalam politik Prancis.

Di sisi lain, Jepang menghadapi tantangan dalam melibatkan generasi muda dalam politik, di mana struktur politik yang konservatif dan dominasi politikus senior membuat sulit bagi calon muda untuk berkompetisi.

Di Indonesia, terdapat contoh sukses seperti Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, yang mulai menjabat pada usia 38 tahun dan berhasil melakukan berbagai inovasi signifikan bagi daerahnya.

Namun, terdapat juga contoh kegagalan ketika beberapa calon muda yang kurang pengalaman menghadapi kesulitan dalam mengelola pemerintahan daerah, yang akhirnya merugikan masyarakat setempat.

Pro dan Kontra Putusan MA

Keputusan MA ini jelas menimbulkan pro dan kontra. Banyak yang melihatnya sebagai kabar baik bagi kaum muda, memberi mereka kesempatan untuk ikut serta dalam kontestasi pemilihan kepala daerah tanpa harus menunggu lama.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa memimpin suatu wilayah memerlukan jam terbang yang tinggi dan pengalaman yang matang, sehingga putusan ini dapat berpotensi merusak tatanan yang ada jika wilayah dijadikan uji coba pelatihan kepemimpinan.

Mahfud MD berpendapat bahwa, "Meskipun usia muda membawa energi dan ide-ide baru, pengalaman dan kebijaksanaan juga merupakan elemen penting dalam kepemimpinan. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat."

Eksistensi dan Potensi Kepala Daerah Muda

Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asia Tenggara memiliki banyak persoalan yang perlu diperbarui. Pemerintahan sebagai pembuat kebijakan memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan perbaikan tersebut, termasuk peran kepala daerah.

Saat ini, semakin banyak pemuda yang terjun ke dalam dunia politik, termasuk menjadi kepala daerah. Hal ini menunjukkan adanya eksistensi pemuda dalam membangun bangsa yang lebih baik. Pemuda dianggap memiliki kecenderungan untuk lebih berinovasi dan berpikir out of the box dalam memecahkan masalah.

Kepala daerah muda memiliki potensi besar untuk menjadi solusi dalam pembaruan sistem pemerintahan di Indonesia. Mereka memiliki pemikiran yang segar dan belum terkontaminasi oleh kebiasaan yang sudah ada sebelumnya. Pemuda juga memiliki energi dan semangat yang besar untuk melakukan perubahan.

Yang Diharapkan dari Kepala Daerah Muda

Kepala daerah muda memiliki keunggulan yang mendasar, seperti keberanian untuk mengambil risiko dan melakukan tindakan yang tidak biasa tetapi bermanfaat bagi masyarakat. Mereka lebih terbuka terhadap gagasan dan inovasi baru, serta dapat lebih mudah mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun