Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ngarai Sianok: Pesona Alam yang Memukau dengan Bahaya yang Mengintai

5 Juni 2024   19:11 Diperbarui: 5 Juni 2024   19:25 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor lain yang memperparah situasi adalah curah hujan ekstrem yang terjadi pada hari itu. Curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat menyebabkan volume air sungai meningkat drastis, melampaui kapasitas sungai dan menyebabkan banjir.

3. Ketidakmampuan Sistem Drainase:

Sistem drainase di sekitar Ngarai Sianok kemungkinan tidak mampu menampung dan mengalirkan air hujan dengan volume yang besar. Hal ini menyebabkan air tergenang di daratan dan memicu banjir.

4. Ketebalan Hutan di Ngarai Sianok:

Penurunan ketebalan hutan di Ngarai Sianok juga dapat berkontribusi pada banjir. Hutan memiliki peran penting dalam menyerap air hujan dan mengurangi risiko banjir. Penurunan ketebalan hutan dapat memperparah erosi tanah dan meningkatkan volume air yang mengalir ke sungai.

5. Aktivitas Manusia:

Aktivitas manusia di sekitar Ngarai Sianok, seperti pembuangan sampah sembarangan dan alih fungsi lahan, juga dapat memperparah risiko banjir. Aktivitas ini dapat merusak lingkungan dan meningkatkan potensi terjadinya bencana alam.

Legenda Katik Muno: Kisah Ambisi dan Penebusan Dosa

Konon, Katik Muno datang ke Minangkabau bersama pimpinannya, Sang Sapurba. Awalnya, dia dikenal sebagai sosok yang lemah lembut dan baik hati. Namun, seiring waktu, hasratnya untuk menjadi penguasa semakin kuat. Keinginan ini membuatnya berubah menjadi kejam dan menindas penduduk sekitar.

Melihat tingkah lakunya yang jahat, Sang Sapurba merasa malu dan kecewa. Untuk menghindari konflik dengan pimpinannya, Katik Muno memilih untuk berubah menjadi seekor naga raksasa. Dengan kekuatannya, dia membelah daratan menjadi dua bagian. Belahan inilah yang kemudian dikenal sebagai Ngarai Sianok.

Awalnya, Ngarai Sianok dipenuhi dengan api yang membara. Api tersebut merupakan simbol kemarahan Katik Muno atas kekalahan dan pengkhianatannya kepada Sang Sapurba. Namun, setelah pertempuran sengit, Sang Sapurba berhasil mengalahkan Katik Muno.

Sebagai tanda penyesalan dan permintaan maaf, Katik Muno mengubah aliran api menjadi aliran air yang menyejukkan. Air ini terus mengalir hingga saat ini dan menjadi salah satu daya tarik utama Ngarai Sianok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun