Beberapa adegan dalam film ini menunjukkan pelanggaran kode etik Polri, seperti arogansi, penyalahgunaan wewenang, dan penelantaran tugas.Â
Penggambaran negatif semacam ini dapat menurunkan martabat profesi polisi di mata masyarakat dan mencoreng nama baik institusi kepolisian secara keseluruhan, meskipun tidak semua anggotanya terlibat dalam pelanggaran kode etik.Â
Film yang mengangkat tema profesi polisi perlu menampilkan realitas yang berimbang, tidak hanya fokus pada sisi negatifnya. Penggambaran yang seimbang dapat membantu masyarakat memahami kompleksitas pekerjaan polisi dan tantangan yang mereka hadapi. Â
Film juga perlu menekankan pentingnya integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai polisi.Â
Dengan menampilkan contoh-contoh petugas yang bekerja dengan dedikasi dan komitmen tinggi, film dapat membantu membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.Â
Selain itu, penggambaran yang adil dan realistis dapat menjadi sarana untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian, menunjukkan bahwa meskipun ada oknum yang tidak profesional, masih banyak petugas yang bekerja dengan integritas dan profesionalisme. Â
Sebagai penutup, film Vina: Sebelum 7 Hari bisa saja memicu dampak negatif terhadap penegakan hukum dan etika profesi polisi. Oleh karena itu, penting bagi para pembuat film untuk mempertimbangkan dengan cermat penggambaran profesi polisi agar tidak menimbulkan stigma negatif dan memperburuk citra institusi kepolisian.Â
Dengan demikian, film dapat berfungsi sebagai alat yang konstruktif untuk mengedukasi masyarakat dan mendukung reformasi positif dalam penegakan hukum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H