Kedua, adanya tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat sering kali mendorong pekerja untuk mengabaikan SOP demi efisiensi waktu. Di sektor kelistrikan, di mana gangguan pasokan listrik dapat berdampak luas, tekanan untuk segera memperbaiki masalah dapat mengorbankan keselamatan.
Ketiga, pengawasan yang tidak konsisten juga menjadi masalah. Supervisi yang kurang ketat atau tidak adanya konsekuensi yang jelas bagi pelanggaran SOP bisa membuat pekerja merasa bahwa mereka bisa lolos dari tanggung jawab ketika tidak mematuhi aturan.
Meningkatkan disiplin dalam penerapan SOP membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Perusahaan harus terus-menerus mengedukasi dan melatih pekerja tentang pentingnya SOP dan risiko yang bisa timbul jika diabaikan. Kampanye keselamatan yang berkelanjutan dan pemberian penghargaan bagi pekerja yang konsisten mematuhi SOP dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan.
Selain itu, pengawasan dan penegakan disiplin harus diperketat. Pengawas lapangan harus memastikan bahwa setiap pekerja mematuhi SOP, dan sanksi harus diberlakukan secara adil dan tegas untuk setiap pelanggaran. Dengan demikian, budaya keselamatan dapat terbentuk secara alami dalam lingkungan kerja.
Tidak kalah penting, perusahaan perlu memastikan bahwa SOP yang ada selalu relevan dengan kondisi lapangan dan mengikuti perkembangan teknologi serta praktik terbaik di industri. Evaluasi dan revisi SOP secara berkala adalah langkah yang penting untuk memastikan bahwa prosedur keselamatan tetap efektif dan sesuai dengan kebutuhan operasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H