Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Profesi: Beratnya Penerapan Faktor Keselamatan dan Resiko di Dunia Kerja

24 Mei 2024   21:48 Diperbarui: 24 Mei 2024   22:24 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi seperti big data, artificial intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT) dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko dengan lebih efisien. Penggunaan sensor IoT di tempat kerja dapat memantau kondisi lingkungan secara real-time dan memberikan peringatan dini tentang potensi bahaya, sehingga tindakan pencegahan dapat diambil segera.

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya keselamatan and resiko harus terus didorong agar semakin meningkat, mendorong permintaan untuk produk dan layanan yang lebih aman. Kampanye keselamatan publik dan pendidikan tentang pentingnya manajemen risiko telah membantu meningkatkan kesadaran ini.

Kampanye keselamatan jalan raya yang diadakan oleh pemerintah dan organisasi non-profit telah berhasil mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di banyak negara. Masyarakat yang lebih sadar akan risiko cenderung mendukung kebijakan dan praktik yang meningkatkan keselamatan, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Regulasi dan standar yang lebih ketat terkait keselamatan and resiko juga menciptakan peluang untuk meningkatkan standar keselamatan secara keseluruhan. Pemerintah di berbagai negara telah mengeluarkan berbagai regulasi yang mengharuskan perusahaan untuk mematuhi standar keselamatan yang tinggi.

Di Indonesia, misalnya, UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan terkait lainnya mengatur tentang kewajiban perusahaan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Penegakan regulasi ini mendorong perusahaan untuk terus memperbaiki praktik manajemen risiko mereka.

Kerjasama dan kolaborasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat sipil, juga dapat membantu dalam mengembangkan dan menerapkan solusi yang lebih efektif untuk keselamatan and resiko. Contohnya, program kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta untuk meningkatkan keselamatan di industri manufaktur dapat menghasilkan solusi inovatif dan praktik terbaik yang dapat diadopsi oleh seluruh industri. Kolaborasi ini juga memungkinkan pertukaran pengetahuan dan sumber daya yang lebih efektif, sehingga meningkatkan kemampuan semua pihak dalam mengelola risiko.

Secara keseluruhan, meskipun terdapat tantangan yang signifikan dalam menerapkan prinsip-prinsip keselamatan and resiko, peluang untuk meningkatkan keselamatan dan mengelola risiko dengan lebih baik juga sangat besar.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, meningkatkan kesadaran masyarakat, mematuhi regulasi yang ketat, dan membangun budaya keselamatan yang kuat, organisasi dapat mengatasi tantangan ini dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terjamin bagi semua.

Sebagai contoh misalnya, walaupun sudah memiliki Standard Operating Procedures (SOP) yang dirancang untuk memastikan keselamatan kerja, kenyataannya tenaga kerja kadang masih lalai dalam menerapkannya. Pemandangan seperti ini bisa saja kita temukan, bahkan pada perusahaan besar dan terkenal seperti PT PLN (Persero).

PT PLN, sebagai perusahaan milik negara yang bertanggung jawab atas penyediaan listrik bagi seluruh Indonesia, memiliki peran yang sangat vital. Mengingat risiko tinggi yang terkait dengan pekerjaan di bidang kelistrikan, PT PLN telah mengembangkan dan menerapkan berbagai SOP untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi karyawannya. Namun, kendala dalam penerapan SOP ini tidak jarang terjadi di lapangan.

Lalai dalam penerapan SOP dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, faktor kurangnya kesadaran atau disiplin di kalangan pekerja. Meskipun pelatihan dan sosialisasi mengenai SOP sudah dilakukan, beberapa pekerja mungkin menganggap SOP sebagai formalitas semata dan tidak memahami sepenuhnya pentingnya mematuhi setiap prosedur untuk keselamatan mereka sendiri dan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun