Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Profesi: Beratnya Penerapan Faktor Keselamatan dan Resiko di Dunia Kerja

24 Mei 2024   21:48 Diperbarui: 24 Mei 2024   22:24 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menerapkan prinsip-prinsip keselamatan and resiko (keselamatan dan risiko) secara efektif dapat menjadi sebuah tantangan yang kompleks. Salah satu tantangan utama adalah kompleksitas dunia modern yang terus berkembang dengan teknologi dan sistem yang saling terkait.

Seiring dengan kemajuan teknologi, risiko yang dihadapi juga semakin kompleks. Misalnya, dalam sektor industri, integrasi teknologi baru seperti otomatisasi dan robotika memerlukan pemahaman mendalam tentang potensi risiko baru yang mungkin muncul.

Pemodelan risiko dan analisis data menjadi lebih rumit karena banyaknya variabel yang terlibat. Oleh karena itu, profesional di bidang ini harus memiliki keterampilan yang lebih maju dan pendekatan interdisipliner untuk mengelola risiko secara efektif.

Ketidakpastian juga menjadi tantangan besar dalam manajemen risiko. Risiko dapat muncul dari berbagai faktor yang tidak terduga seperti bencana alam, kecelakaan industri, atau perubahan teknologi yang cepat. Contoh nyata adalah pandemi COVID-19 yang mengubah banyak paradigma tentang manajemen risiko di tempat kerja dan kesehatan masyarakat.

Untuk mengelola ketidakpastian ini, organisasi harus memiliki rencana kontinjensi yang kuat dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi. Penggunaan alat analisis prediktif dan simulasi skenario dapat membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan respons terhadap berbagai kemungkinan risiko.

Biaya merupakan faktor lain yang signifikan dalam penerapan prinsip-prinsip keselamatan and resiko. Investasi yang diperlukan untuk menerapkan teknologi canggih, pelatihan staf, dan pembangunan infrastruktur yang aman seringkali sangat besar.

Misalnya, dalam industri minyak dan gas, perusahaan harus menginvestasikan jutaan dolar untuk memastikan operasi yang aman dan mematuhi standar keselamatan internasional. Biaya ini dapat menjadi hambatan bagi perusahaan kecil dan menengah yang mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengadopsi praktik terbaik dalam manajemen risiko.

Budaya keselamatan yang kuat juga merupakan tantangan tersendiri. Membangun budaya keselamatan yang berkelanjutan membutuhkan waktu dan komitmen dari semua tingkat organisasi. Kepemimpinan yang baik harus memprioritaskan keselamatan dalam setiap keputusan dan tindakan.

Sebagai contoh, di industri konstruksi, pelatihan keselamatan yang berkelanjutan dan partisipasi aktif dari pekerja sangat penting untuk mengurangi insiden kecelakaan kerja. Tanpa komitmen yang kuat dari pimpinan dan partisipasi aktif dari seluruh karyawan, upaya untuk meningkatkan keselamatan dan mengelola risiko akan kurang efektif.

Di balik tantangan-tantangan tersebut, terdapat berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penerapan keselamatan and resiko. Kemajuan teknologi memainkan peran penting dalam manajemen risiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun