Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Potret SDM Sebuah Bangsa dari Bingkai Angka Partisipasi Kasar dan Angka Lulusan Perguruan Tinggi

22 Mei 2024   10:53 Diperbarui: 22 Mei 2024   12:43 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan tinggi yang masih rendah juga turut berkontribusi terhadap rendahnya APK PT. Banyak masyarakat yang belum melihat pendidikan tinggi sebagai kebutuhan penting, terutama di kalangan keluarga dengan latar belakang ekonomi rendah. Edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan tinggi perlu ditingkatkan untuk mengubah pandangan ini.

Angka Tingkat Kelulusan (TK) Perguruan Tinggi

TK Perguruan Tinggi menunjukkan persentase mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studi dalam jangka waktu tertentu. Di Indonesia, TK Perguruan Tinggi juga tergolong rendah, yaitu 67.5% pada tahun 2024, dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura (95.0%) dan Malaysia (81.4%). Rendahnya TK Perguruan Tinggi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kualitas pendidikan, dukungan bagi mahasiswa, motivasi mahasiswa, dan kondisi ekonomi.

Faktor Penyebab Rendahnya TK Perguruan Tinggi

Kualitas pendidikan yang belum merata di semua perguruan tinggi mempengaruhi kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan studi mereka tepat waktu. Perguruan tinggi yang memiliki fasilitas dan tenaga pengajar yang kurang memadai cenderung menghasilkan mahasiswa yang kesulitan dalam menyelesaikan studi mereka.

Kurangnya dukungan bagi mahasiswa, seperti bimbingan belajar, akses ke sumber daya, dan program konseling, menjadi hambatan besar bagi banyak mahasiswa. Dukungan akademis dan non-akademis yang memadai sangat diperlukan untuk membantu mahasiswa menghadapi tantangan selama studi.

Rendahnya motivasi mahasiswa untuk menyelesaikan studi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti minat, tujuan hidup, dan kondisi keuangan. Mahasiswa yang merasa kurang berminat atau tidak memiliki tujuan yang jelas cenderung mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studi mereka.

Kondisi ekonomi negara yang belum stabil mempengaruhi kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan studi mereka. Mahasiswa dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang sulit sering kali harus bekerja sambil kuliah, yang dapat mengganggu konsentrasi dan waktu yang mereka miliki untuk menyelesaikan studi.

Uang Kuliah Tunggal (UKT)

UKT merupakan sistem pembiayaan pendidikan tinggi di Indonesia yang dihitung berdasarkan kemampuan finansial mahasiswa. Meskipun bertujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan, UKT di beberapa perguruan tinggi masih tergolong tinggi dan menjadi salah satu faktor penghambat APK PT dan TK Perguruan Tinggi.

Permasalahan UKT

UKT yang tinggi dapat menjadi beban bagi mahasiswa, terutama dari keluarga kurang mampu. Sistem yang ada saat ini sering kali belum sepenuhnya mencerminkan kemampuan finansial setiap keluarga, sehingga masih banyak mahasiswa yang kesulitan membayar biaya kuliah.

Sistem UKT yang belum sepenuhnya adil dan transparan sering kali menimbulkan ketidakpuasan di kalangan mahasiswa. Ada kasus di mana mahasiswa dengan latar belakang ekonomi yang sama dikenakan UKT yang berbeda, yang menimbulkan kesan ketidakadilan.

UKT yang tinggi dapat menurunkan minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Banyak calon mahasiswa yang memilih untuk bekerja langsung setelah lulus SMA daripada melanjutkan pendidikan tinggi karena pertimbangan biaya.

Penutup

Meningkatkan APK PT dan TK Perguruan Tinggi di Indonesia merupakan upaya penting untuk meningkatkan kualitas SDM dan mendorong kemajuan bangsa. Upaya ini perlu dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk akses pendidikan, biaya pendidikan, kualitas pendidikan, dan UKT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun