Tepat di usianya yang ke-40 tahun, Dr. Yin harus menelan pil pahit. Bak kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya dia jatuh juga.
Sebuah kasus malpraktek mencoreng nama baiknya dan mengantarkannya ke jurang kejatuhan. Sepasang suami istri yang melahirkan anak kembar di rumah sakitnya menjadi korban kelalaiannya.
Pasangan ini diminta membayar Rp 50 juta di awal untuk operasi sesar anak kembar mereka. Karena tidak punya pilihan, mereka terpaksa menuruti permintaan Dr. Yin.
Operasi berjalan sukses, dan ibu serta kedua anak kembarnya selamat dan sehat. Namun, dua hari setelahnya, sang ibu, Wang, mengalami pendarahan hebat saat buang air kecil. Dia dilarikan kembali ke rumah sakit Dr. Yin.
Betapa terkejutnya Wang dan suaminya saat mengetahui bahwa ada kain kasa yang tertinggal di dalam perutnya. Kain kasa tersebutlah yang menyebabkan pendarahan hebat tersebut.
Kasus ini membuat gempar dunia maya. Netizen ramai-ramai mengutuk kelalaian Dr. Yin dan rumah sakitnya. Tak pelak, reputasi Dr. Yin yang selama ini gemilang pun hancur seketika.
Melihat situasi yang tidak menguntungkan, para pimpinan dan kolega Dr. Yin mulai menjauhinya. Dia dianggap sebagai penyebab utama kejadian ini dan harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi.
Para kolega Dr. Yin yang dulu selalu memuji dan menghormatinya kini mencibir dan menyalahkannya. Mereka merasa kecewa dan dikhianati olehnya.
Kasus ini pun tak luput dari perhatian penegak hukum. Suami Wang melaporkan Dr. Yin dan dokter yang bertugas pada hari operasi ke polisi.
Dr. Yin dan dokter yang bertugas dihadapkan pada proses hukum. Mereka terancam hukuman penjara yang berat atas kelalaian dan kecerobohan mereka.
Kejatuhan Dr. Yin begitu tragis. Ambisi dan keserakahannya telah membawanya ke jurang kehancuran. Dia telah kehilangan semua yang dia miliki: reputasi, karir, dan kepercayaan orang-orang di sekitarnya.