Bulan Ramadan memang memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam, terutama karena di bulan ini Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat pertama yang diturunkan, "Iqra'", yang berarti "bacalah", menekankan pentingnya membaca dan menuntut ilmu sebagai jalan menuju pemahaman yang lebih mendalam dan pengembangan diri yang holistik.
Perintah untuk membaca ini bukan hanya terbatas pada Al-Quran, tetapi juga mencakup berbagai jenis literatur yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi dan masyarakat. Dengan demikian, di bulan Ramadan, umat Islam diingatkan untuk lebih intens dalam membaca dan merenungkan makna ayat-ayat Al-Quran, serta literatur lain yang bermanfaat, sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh keberkahan serta petunjuk-Nya.
Membaca, dalam konteks ini, menjadi lebih dari sekadar aktivitas; ia menjadi ibadah yang dapat mengantarkan kepada keberkahan dan kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat. Ini sejalan dengan komitmen pribadi saya untuk membaca selama bulan Ramadan, yang tidak hanya mencakup Al-Quran dan materi akademis, tetapi juga literatur agama, filsafat, motivasi, dan karya sastra yang menginspirasi. Dengan membaca, saya berharap untuk memperkaya jiwa dan memperkuat koneksi spiritual saya dengan Tuhan, serta berbagi
*****
Bulan Ramadan adalah saat yang penuh berkah, di mana kita dianjurkan untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. Sebagai seorang pengajar yang berinteraksi dengan ilmu pengetahuan setiap hari, membaca merupakan bagian alami dari rutinitas saya, terutama karena tugas saya sebagai akademisi.
Al-Quran tetap menjadi bacaan utama saya di bulan Ramadan. Mengenang kembali Ramadan tahun lalu, saya berhasil khatam satu kali dan memiliki keinginan untuk menyelesaikan khatam kedua, yang sayangnya belum tercapai. Namun, bulan Ramadan kali ini saya lihat sebagai kesempatan yang sempurna untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Selain Al-Quran, buku-buku materi kuliah juga mendapat perhatian khusus dalam daftar bacaan saya. Saya sering mengulang materi kuliah untuk menyegarkan ingatan sebelum mengajar, agar pengetahuan saya tetap terjaga dan terkini. Tidak hanya mengulang, saya juga berusaha menemukan inovasi dalam mata kuliah yang saya ajarkan.
Ramadan memberikan kesempatan berharga untuk menelusuri literatur baru yang relevan dan memperkaya pemahaman saya akan materi tersebut. Dengan demikian, saya dapat memberikan pengajaran yang lebih berkualitas dan menarik bagi mahasiswa.
Namun, bukan hanya buku akademis yang menarik perhatian saya. Dalam suasana Ramadan yang penuh kedamaian dan introspeksi, saya merasa terdorong untuk menjelajahi literatur tentang agama, filsafat, dan motivasi diri. Melalui bacaan ini, saya berharap mendapatkan inspirasi baru dan mendalami pemahaman saya tentang kehidupan, spiritualitas, dan tujuan hidup.
Saya juga ingin mengalokasikan waktu untuk menikmati karya sastra, puisi, dan cerita pendek. Membaca karya-karya sastra adalah cara efektif untuk memperluas imajinasi, memahami berbagai perspektif, dan meningkatkan keterampilan bahasa. Selama Ramadan, saya berencana untuk menikmati karya-karya sastra yang menginspirasi dan memberikan pesan moral yang mendalam.