Meskipun keuangan terbatas, jangan lupa untuk tetap berbagi rezeki dengan sesama. Anda dapat menyisihkan sebagian uang Anda untuk dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
5. Bersyukur dan Bersikap Positif
Sikap mental yang positif juga penting untuk membantu Anda menjaga keuangan agar tetap sehat. Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki dan jangan membandingkan diri dengan orang lain.
Dengan menerapkan tips-tips di atas dan sedikit usaha ekstra, Anda dapat menjaga keuangan agar tetap sehat selama Ramadhan meskipun situasi ekonomi dan penghasilan terbatas. Ingatlah, bulan Ramadhan adalah momen untuk meningkatkan ibadah dan amal shaleh, bukan untuk berfoya-foya.
Kisah Sedih di Bulan Ramadhan
Di balik kemeriahan bulan Ramadhan, terselip kisah sedih dari kalangan miskin yang harus berjuang untuk bertahan hidup. Bukan kebahagiaan yang mereka rasakan, melainkan kegelisahan dan keprihatinan akibat kondisi ekonomi yang serba sulit.
1. Ibu Ani: Berjuang Mencari Nafkah di Tengah Kenaikan Harga
Ibu Ani, seorang janda dengan dua orang anak, merasakan beratnya beban hidup di bulan Ramadhan. Penghasilannya sebagai penjual gorengan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi dengan harga bahan pokok yang terus melambung tinggi.
"Minyak goreng naik drastis, tepung juga mahal. Belum lagi harga telur dan daging yang hampir tidak terjangkau. Untung ada bantuan dari tetangga dan masjid, jadi kami masih bisa makan," keluh Ibu Ani dengan mata berkaca-kaca.
2. Pak Budi: Dilema Memilih antara Kebutuhan Pokok dan Kebutuhan Ramadhan
Pak Budi, seorang buruh harian lepas, dihadapkan dengan dilema yang menyedihkan. Penghasilannya yang tidak menentu membuatnya harus memilih antara membeli kebutuhan pokok atau kebutuhan Ramadhan seperti zakat dan fitrah.
"Sebenarnya ingin sekali membeli baju baru untuk anak-anak di Hari Raya nanti. Tapi, kebutuhan pokok seperti beras dan minyak goreng saja masih belum tercukupi. Mungkin tahun ini kami harus merayakan Lebaran dengan sederhana," kata Pak Budi dengan nada sedih.