Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kisah Si Ajo dan Beruk Terlatih, Ceramah Malam Ketiga di Masjid At-Taqwa

16 Maret 2024   23:41 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:15 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengakhiri ceritanya yang penuh hikmah dan humor, si penceramah melihat banyak jama'ah yang tersenyum, tanda mereka menikmati dan mengambil pelajaran dari kisah yang baru saja dibagikan.

Dalam suasana yang hangat dan penuh keakraban, si penceramah bertanya dengan nada bersahaja, "Sekarang saya harus menggunakan bahasa apa yang sebaiknya malam ini?"

Pertanyaan itu disambut dengan gelak tawa dari jama'ah. Seorang jama'ah dengan cekatan menyeletuk, "Pakai bahasa beruk saja, Ustaz!" Jawaban spontan itu memicu tawa yang lebih lebar lagi di antara jama'ah, menambah keceriaan di malam Ramadhan yang berkah.

Pelajaran dari cerita Penceramah

Cerita yang telah kita bagi malam ini mengandung pesan yang mendalam dan berlapis. Pertama, ia mengingatkan kita tentang pentingnya memahami latar belakang dan konteks lawan bicara kita, atau dalam konteks cerita ini, jama'ah. Setiap interaksi membutuhkan pemahaman yang baik tentang kebiasaan, bahasa, dan nilai-nilai yang dipegang oleh mereka yang kita ajak berkomunikasi.

Kedua, cerita tersebut mengajarkan kita untuk tidak menjadi seperti si beruk yang tidak mampu berpikir dan beradaptasi meskipun memiliki keahlian tinggi. Kita harus selalu siap untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah, menggunakan kecerdasan dan kemampuan kita untuk menghadapi tantangan baru.

Ketiga, cerita ini menekankan bahwa dalam setiap interaksi, semua pihak yang terlibat harus berusaha untuk saling mempelajari dan memahami satu sama lain. Komunikasi yang efektif membutuhkan usaha dari kedua belah pihak untuk menciptakan pemahaman bersama dan kerjasama yang harmonis.

Melalui cerita ini, kita diajak untuk merefleksikan bagaimana kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Pesan yang disampaikan melalui kisah ini mengajak kita untuk menjadi pendengar yang baik, pembelajar yang rajin, dan komunikator yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun