Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kisah Si Ajo dan Beruk Terlatih, Ceramah Malam Ketiga di Masjid At-Taqwa

16 Maret 2024   23:41 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:15 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, nasib berkata lain; Ajo sedang tidak dapat dihubungi karena sedang bertugas di luar kota, mencari beruk baru dan mengunjungi anaknya.

Dalam kebingungan dan keputusasaan, Si Mas bertemu dengan seorang dari Payakumbuh yang sedang mencari beruk terlatih.

Orang tersebut telah mendengar tentang kehebatan beruk Ajo dan tertarik untuk memilikinya.

Tak disangka, pertemuan ini membuka jalan keluar bagi Si Mas Jawa. Dengan perasaan campur aduk, ia menjual beruk tersebut dengan harga normal, berusaha menghentikan kerugian yang semakin bertambah.

Meskipun hatinya berat, Si Mas Jawa mengambil keputusan ini sebagai langkah terbaik dalam situasi yang sulit.

Beruk Terlatih dibeli orang Payakumbuh

Di Payakumbuh, si Abai menyambut kehadiran beruk terlatih dengan sukacita. Dengan hati suka, ia membawa beruk tersebut ke rumahnya, berharap akan memulai lembaran baru.

Si Abai, yang telah mendengar tentang kebiasaan Ajo memandikan beruk, memutuskan untuk melakukan hal yang sama. Dengan penuh semangat, ia menyabuni beruk itu, bahkan memberikan sampo untuk memastikan kebersihannya.

Setelah proses pembersihan, si Abai memberikan perintah "mambonom... mambonom..." kepada beruk terlatih untuk membilas diri. Beruk itu, dengan patuh, menyelam ke dalam air.

Waktu terus berjalan, dan si Abai mulai merasa bingung, mengapa beruk itu bisa bertahan menyelam begitu lama. Dalam kekaguman yang bercampur keheranan, tiba-tiba beruk itu muncul ke permukaan dengan perut yang kembung dan tak bernyawa.

Ternyata, dalam rutinitas mandi yang biasa dilakukan Ajo, setelah disabuni dan digosok, beruk itu hanya disuruh "mancilam" yang berarti menyelam sebentar untuk membersihkan sabun.

Namun, "mambonom" yang diucapkan si Abai memiliki arti menyelam lama. Karena kesetiaan dan kepatuhan, beruk itu menyelam selama mungkin hingga akhirnya kehabisan nafas.

Akhir cerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun