Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kisah Si Ajo dan Beruk Terlatih, Ceramah Malam Ketiga di Masjid At-Taqwa

16 Maret 2024   23:41 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:15 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baginya, panggilan 'beruk' bukan hanya sebutan, melainkan pengakuan atas dedikasi dan kecintaannya terhadap profesinya.

Kebiasaan unik ini memberikan ilustrasi yang jelas tentang bagaimana pilihan bahasa dan kebiasaan komunikasi dapat mempengaruhi tindakan dan reaksi seseorang.

Dalam kasus Ajo, panggilan yang lebih spesifik dan terkait langsung dengan pekerjaannya memiliki resonansi yang lebih kuat daripada nama pribadinya.

Ini menunjukkan bahwa kata-kata yang kita gunakan dan cara kita berkomunikasi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap bagaimana pesan kita diterima dan direspon oleh orang lain.

Dalam konteks yang lebih luas, fenomena ini bisa dilihat dalam berbagai situasi sosial dan profesional. Misalnya, seorang guru yang dikenal oleh murid-muridnya dengan sebutan 'Pak Guru' mungkin merasa lebih dihormati dan diakui dalam perannya sebagai pendidik. Sebaliknya, seseorang yang sering dipanggil dengan julukan atau sebutan yang tidak diinginkan mungkin merasa kurang dihargai atau bahkan diabaikan.

Si Mas dan Beruk Terlatih

Di tengah hiruk-pikuk kampung yang rindang, Ajo memiliki tetangga yang berasal dari Jawa. Tetangga ini, seorang pria yang cerdik dan penuh perhitungan, sering mengamati Ajo bekerja dengan beruknya. Dia terpesona melihat betapa mudahnya Ajo menghasilkan uang, dan dia mulai memimpikan kemungkinan yang sama untuk dirinya sendiri. Setiap hari, dia menghitung pohon kelapa yang berbaris di kampungnya dan di kampung sebelah, membayangkan kekayaan yang bisa diperoleh dari pohon-pohon tersebut.

Dengan hati yang dipenuhi harapan dan pikiran yang dipenuhi perhitungan, si Mas memutuskan untuk mengambil langkah berani. Dia mendekati Ajo berkali-kali dengan sebuah tawaran: membeli beruk yang terlatih itu dengan harga yang tidak bisa ditolak.

Si Mas tersenyum lebar, membayangkan berapa banyak kelapa yang bisa dipetik dan berapa banyak uang yang bisa dihasilkan dari penjualan buah-buahan itu.

Ajo, yang pada awalnya ragu, akhirnya luluh juga. Beruknya, yang telah menjadi rekan kerjanya yang setia, dijual dengan harga yang tinggi, jauh melampaui harga beruk pemanjat kelapa lainnya.

Dalam hati kecilnya, Ajo merasa sedikit berat melepas beruk yang telah bersamanya dalam suka dan duka. Namun, dia juga yakin bahwa dia bisa melatih beruk lain untuk menjadi pemetik kelapa yang handal.

Si Mas dengan beruk baru di tangannya, merasa sangat bahagia. Dia tidak sabar untuk memulai petualangan barunya, mengharapkan bahwa beruk tersebut akan membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun