Angka ini dihasilkan dari perkalian jumlah Muslim, persentase pengurangan konsumsi energi, jumlah hari Ramadan, dan rata-rata emisi gas rumah kaca per orang per hari.
Dengan demikian, penurunan frekuensi memasak selama Ramadan mungkin dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi karbon secara global.
Baca Juga:
Sumatera Barat Berduka Menjelang Ramadhan: Hujan Lebat, Angin Kencang, Banjir Bandang, dan Longsor Melanda
Peningkatan Keamanan Pangan Dunia
Peningkatan Keamanan Pangan Dunia melalui Ramadan dapat dilihat dari sudut pandang pengurangan konsumsi makanan yang lebih mindful dan disiplin selama bulan puasa. Dengan memperhitungkan jumlah umat Islam di seluruh dunia dan asumsi bahwa mereka mengurangi konsumsi makanan sebesar 10% selama Ramadan, kita dapat melihat dampak positifnya terhadap ketersediaan pangan global.
Dengan memperhitungkan bahwa terdapat sekitar 2 miliar umat Islam di seluruh dunia, dan asumsi bahwa mereka mengurangi konsumsi makanan sebesar 10%, kita dapat mengestimasi pengurangan total konsumsi makanan selama Ramadan. Jika kita mengasumsikan bahwa rata-rata konsumsi makanan per hari adalah 2 kg per orang, maka total pengurangan konsumsi makanan 400 juta kg.
Ini berarti selama bulan Ramadan, jumlah makanan yang dikonsumsi akan berkurang sebesar 400 juta kg. Dengan pengurangan konsumsi makanan sebesar ini, kita dapat melihat efek positifnya pada keamanan pangan dunia.
Selain dampak langsung pada individu yang menjalankan puasa, pengurangan konsumsi makanan selama Ramadan juga memiliki dampak yang lebih luas pada keberlanjutan pangan global. Dengan mengurangi konsumsi makanan secara kolektif, terutama pada produk pokok seperti beras, gandum, dan sumber daya pangan lainnya, Ramadan memberikan kesempatan untuk memperkuat ketahanan pangan dunia.
Dengan mengasumsikan bahwa pengurangan konsumsi makanan selama Ramadan mencapai 400 juta kg, dampak ini dapat dirasakan di berbagai tingkat. Pertama, dari sudut pandang individu, Ramadan memberikan kesempatan untuk mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai keberlanjutan dalam pola makan sehari-hari.
Kedua, secara lebih luas, pengurangan konsumsi makanan selama Ramadan dapat membantu mengurangi tekanan pada sumber daya pangan global dengan mengurangi permintaan selama periode waktu tertentu.
Dengan mempertimbangkan bahwa pengurangan konsumsi makanan selama Ramadan setara dengan 2% dari total produksi padi global per tahun, kita dapat melihat bahwa dampaknya bisa signifikan.
Meskipun persentase ini mungkin terlihat kecil, namun secara kolektif, setiap upaya untuk mengurangi konsumsi makanan berlebihan dan memperhitungkan keberlanjutan dalam pola makan sehari-hari dapat membantu membangun fondasi yang lebih kokoh untuk keamanan pangan global di masa depan.