Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tarawih Pertama di Masjid At-Taqwa: Hujan Lebat dan Jamaah yang Masih Sedikit

11 Maret 2024   06:53 Diperbarui: 11 Maret 2024   06:59 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi, sambutan dari pembawa acara 

 

Pengantar 

Awal Ramadhan 1445 Hijriah diiringi hujan lebat di kota Padang. Hujan turun deras setelah shalat Maghrib, membasahi bumi dan menyejukkan udara. Masyarakat kota Padang, termasuk saya, bersiap untuk memulai puasa. Namun, keragaman mewarnai awal Ramadhan tahun ini.

Selesai makan malam tiba-tiba ada dering telepon melalui WA. Ternyata itu adalah panggilan dari ketua pengurus Masjid At-Taqwa, pak Met. Bukan nama sebenarnya, tetapi demikian semua kami memanggil beliau.

Pak Aulia, kapan mulai puasa. Saya jawab dengan besok, 11 Maret 2024. Saya ikut ketetapan Muhammadiyah saja karena Arab Saudi dan sebagian besar negara di dunia juga demikian.

Mantap kalau begitu. Terdengar suara pak Met di seberang sana. Kalau begitu kita mulai tarawih malam ya. Ya jawab saya. Terdengar lagi jawaban, Bungkus... Yang artinya kita lakukan atau kita sepakat.

Di Indonesia, perbedaan penetapan awal Ramadhan kembali terjadi. Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru mengumumkan 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 12 Maret 2024, berdasarkan hasil Sidang Isbat. Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 11 Maret 2024.

Menembus Hujan Menuju Masjid

Meskipun hujan turun deras, tekad saya untuk melaksanakan shalat tarawih pertama di Masjid At-Taqwa tidak surut. Saya beranjak dari rumah dengan berpayung, menembus hujan yang masih cukup deras. Sesampainya di masjid, hujan sudah sedikit reda.

Jama'ah Masjid yang tidak seramai tahun lalu

Hujan lebat dan perbedaan penetapan Ramadhan mungkin menjadi faktor utama yang menyebabkan sedikitnya jamaah pada tarawih pertama di Masjid At-Taqwa dibandingkan tahun sebelumnya.

Sesampainya di masjid Shalat Isya baru saja dimulai, dan hanya beberapa orang jamaah yang terlihat hadir. Jumlahnya bahkan belum mencapai satu saf. Pada tahun sebelumnya bisa mencapai 4 saf untuk jama'ah lelaki saja,  begitu juga dengan jama'ah perempuan dengan jumlah yang hampir sama.

Satu saf dengan ukuran tubuh normal bisa diisi oleh 22 orang jama'ah , jadi diperkirakan baru ada sekitar 30an orang yang hadir malam ini. Semoga malam besok akan lebih ramai lagi dan semoga juga malam besok tidak hujan lebat.

Saya pun langsung bergabung dengan imam dan mengikuti shalat berjamaah yang masbuk, artinya jama'ah yang terlambat bergabung dari takbiratul ihram bersama imam.

****"

Alhamdulillah, setelah shalat Isya selesai, jumlah jamaah sudah bertambah. Sekitar satu setengah saf terisi oleh jamaah yang datang untuk melaksanakan shalat tarawih, atau sekitar 60 orang.

Meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, saya merasa bersyukur melihat semangat mereka untuk memakmurkan masjid di malam pertama Ramadhan.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Kenapa Jamaah belum Ramai 

Ada beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan sedikitnya jamaah pada tarawih pertama di Masjid At-Taqwa:

Hujan lebat: Hujan deras yang turun sebelum shalat Isya mungkin membuat sebagian orang enggan keluar rumah dan memilih untuk shalat tarawih di rumah.

Kesibukan: Mungkin beberapa orang masih sibuk dengan pekerjaan atau persiapan menjelang Ramadhan, sehingga tidak sempat datang ke masjid.

Perbedaan Suasana Tarawih Pertama: Hujan, Jamaah Terlambat, dan Kecenderungan Baru.

Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah penetapan hari yang berbeda antara pemerintah yang kebanyakan diisi oleh NU dan Muhammadiyah. Sebagian masyarakat memilih menunggu hasil sidang Isbat yang dilakukan oleh Kemenag, sedang yang lain ikut fatwa PP Muhammadiyah.

Awal Ramadhan yang Berbeda

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, awal Ramadhan 1445 Hijriah di Kota Padang diwarnai dengan hujan lebat. Hujan turun deras setelah shalat Maghrib, menghadirkan suasana yang berbeda dari biasanya. Biasanya, awal Ramadhan di Padang identik dengan cuaca yang cerah dan udara yang sedikit panas, sehingga banyak warga yang berbondong-bondong datang ke masjid untuk melaksanakan shalat tarawih.

*****

Perbedaan penetapan awal Ramadhan tahun ini juga menarik untuk disorot. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Kota Padang terlihat lebih cenderung mengikuti ketetapan Muhammadiyah. Hal ini terlihat dari jumlah jamaah tarawih di Masjid At-Taqwa yang lebih banyak pada tanggal 11 Maret 2024, meskipun pemerintah baru menetapkannya sebagai awal Ramadhan pada tanggal 12 Maret 2024.

Hari pertama bulan Ramadan Versi Pemerintah

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024. Penetapan ini berdasarkan hasil Sidang Isbat yang digelar pada hari Minggu, 10 Maret 2024.

Sidang Isbat dihadiri oleh perwakilan ormas Islam, pakar astronomi, dan pejabat dari Kementerian Agama. Sidang ini mempertimbangkan hasil hisab dan rukyat yang dilakukan di berbagai titik di Indonesia.

Keputusan Kemenag ini berbeda dengan penetapan Muhammadiyah yang menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024. Perbedaan ini terjadi karena Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sedangkan Kemenag menggunakan metode hisab rukyat.

Meskipun terdapat perbedaan penetapan, umat Islam di Indonesia diharapkan tetap menjaga toleransi dan kekhusyu'an dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

Seharusnya pemerintah membuat tim yang solid dalam menetapkan hari pertama Ramadhan untuk mengindari perbedaan. Hal ini pernah dilakukan oleh Soeharto dulu, seingat saya tidak pernah ada perbedaan, awal dan akhir puasa selalu sama. Ummat Islam akan lebih nyaman.

Keberagaman Global dalam Menyambut Ramadhan

Di tengah keragaman di Indonesia, menarik untuk melihat bagaimana negara-negara lain menyambut Ramadhan tahun ini. Berikut adalah beberapa negara yang kemungkinan besar memulai puasa Ramadhan pada tanggal 11 Maret 2024:

Asia: Arab Saudi, Oman, Qatar, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab, Yordania, Lebanon, Palestina, Bangladesh, Brunei Darussalam, Malaysia

Afrika: Maroko, Algeria, Tunisia, Libya, Mesir, Sudan, Somalia, Mauritania, Mali, Niger, Chad

Eropa Timur Tengah: Turki

Australia: Australia

Amerika: Kanada (di beberapa wilayah)

Negara-negara di atas umumnya menggunakan metode hisab rukyat untuk menentukan awal Ramadhan.

Sementara itu, beberapa negara berikut kemungkinan besar memulai puasa Ramadhan pada tanggal 12 Maret 2024:

Asia: Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam

Amerika: Amerika Serikat

Negara-negara ini umumnya menggunakan metode hisab atau kombinasi hisab dan rukyat.

Kecendrungan mengikuti ketetapan PP Muhammadiyah

Berikutnya adalah beberapa alasan mengapa banyak ummat Islam Indonesia mengikuti awal Ramadhan berdasarkan keputusan PP Muhammadiyah.

Kesamaan dengan Banyak Negara: Penetapan awal Ramadhan oleh Muhammadiyah sejalan dengan banyak negara di dunia, termasuk Arab Saudi dan Malaysia. Hal ini mungkin membuat masyarakat Kota Padang merasa lebih yakin dan mantap untuk mengikuti ketetapan Muhammadiyah.

Keterbukaan Informasi: Akses informasi yang semakin mudah dan cepat membuat masyarakat Kota Padang lebih mudah untuk mengetahui dan memahami perbedaan penetapan awal Ramadhan.

Kepercayaan terhadap Muhammadiyah: Muhammadiyah memiliki reputasi yang baik sebagai organisasi Islam yang kredibel dan terpercaya dalam menentukan awal Ramadhan.

Hal lain lagi adalah kepastian penetapan berdasarkan metode hisab memberikan rasa aman dan persiapan menyambut puasa Ramadhan bisa dilakukan dengan lebih rinci dan terencana.

*****

Perbedaan suasana tarawih pertama di Kota Padang tahun ini menunjukkan beberapa hal:

Perubahan pola pikir masyarakat: Masyarakat Kota Padang mulai menunjukkan kecenderungan baru dalam mengikuti penetapan awal Ramadhan.

Pentingnya edukasi: Diperlukan edukasi yang lebih gencar kepada masyarakat tentang metode penetapan awal Ramadhan dan pentingnya toleransi antarumat beragama.

Kesempatan untuk refleksi: Perbedaan ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk merenungkan makna puasa Ramadhan dan memperkuat toleransi antarumat beragama.

Malam Pertama Ramadhan Tanpa Ceramah 

Malam pertama Ramadhan di Masjid At-Taqwa tidak terasa berbeda dari biasanya. Selalunya diawali dengan sambutan dari pengurus masjid, panitia Ramadhan, dan perwakilan pemerintah setempat. Barangkali hal yang sama juga dilakukan olah banyak masjid dan mushalla di Indonesia ya.

Suasana hangat dan penuh kekeluargaan menyelimuti ruangan, menandakan dimulainya bulan suci yang penuh berkah.

*****

Pembukaan diawali oleh pembawa acara Pak Doni, seorang guru PNS di Tsanawiyah Durian Tarung yang juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah.

Beliau berperawakan sederhana ini merupakan sosok inspiratif yang menjadi tulang punggung kegiatan keagamaan di Masjid At-Taqwa.

Dedikasi Pak Doni terlihat dari berbagai tanggung jawabnya, mulai dari mengurus Taman Pendidikan Quran (TPQ), mengorganisir kegiatan Ramadhan, hingga memimpin pesantren terpadu bagi siswa SD, SMP, dan SMA tahun ini.

*****

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Pak Met, ketua pengurus Masjid At-Taqwa. Sosoknya yang tinggi besar, kini terlihat lebih ramping dibandingkan dua tahun lalu.

Beliau telah berhasil menurunkan berat badannya dari 125 kg dengan menerapkan pola makan sehat dan rutin berolahraga di gym. Transformasi Pak Met menjadi contoh inspiratif bagi jamaah untuk hidup lebih sehat.

Pada kesempatan itu, Pak Met juga menyampaikan beberapa pesan penting, termasuk tentang kepengurusan masjid yang akan berakhir pada bulan Maret 2024.

Beliau menekankan perlunya pembentukan kepengurusan baru sesegera mungkin, sembari menyelesaikan penambahan bangunan masjid dengan dana sumbangan dari Pemda Sumbar sebesar 50 juta rupiah.

Pak Met juga menyinggung rencana pembangunan fisik masjid yang masih jauh dari selesai. Diperkirakan, dibutuhkan dana minimal 500 juta rupiah untuk menyelesaikan pembangunan menara, tempat wudhu dan WC yang nyaman, serta TPQ di lantai 2 masjid.

*****

Sambutan terakhir disampaikan oleh Pak Das, ketua RW yang menggantikan posisi saya sejak tahun lalu. Beliau menyampaikan berbagai informasi penting, termasuk tentang kongsi kematian yang telah diinisiasi tahun lalu.

Seluruh jamaah Masjid At-Taqwa diundang untuk bergabung tanpa terkecuali dengan kongsi kematian tersebut. Kongsi kematian ada badan setingkat RW yang sengaja dibentuk sebagai kepedulian dan solidaritas antar sesama.

Penutup

Meskipun jumlah jamaah yang hadir tidak banyak, tarawih pertama di Masjid At-Taqwa tetap terasa istimewa. Hujan lebat yang mengiringi seolah menjadi pertanda bahwa Ramadhan telah tiba dengan membawa berkah dan rahmat. Semoga di malam-malam berikutnya, jumlah jamaah yang hadir semakin banyak dan suasana Ramadhan semakin terasa di masjid At-Taqwa dan di seluruh penjuru kota Padang.

Meskipun terdapat perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, esensi ibadah di bulan suci ini tetap sama. Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, di mana umat Islam di seluruh dunia meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Malam pertama Ramadhan di Masjid At-Taqwa menjadi momen istimewa yang tidak diawali dengan ceramah keagamaan, tetapi juga dengan semangat kebersamaan, gotong royong, dan optimisme dalam membangun masjid dan meningkatkan kualitas hidup jamaah. Semangat ini menjadi modal penting untuk menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh kekhusyukan dan ketaatan.

Semoga di bulan Ramadhan tahun ini, kita dapat menjalankan ibadah dengan penuh khusyuk dan penuh makna, serta menjalin silaturahmi dengan sesama umat Islam di berbagai belahan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun