Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang paling khidmat dan penuh dengan refleksi diri. Walaupun tak selalu melakukannya, tahun ini kami (saya, isteri, anak perempuan dan mama mertua) melakukan ziarah tersebut di daerah Batusangkar dan Akabiluru.
Padang ke Padang Panjang
Pada tanggal 2 Maret 2024 Kami berangkat dari rumah, Cubadak Ampo, Anduring, Kuranji Padang jam 6 pagi dan terus menyinggahi mama di Siteba. Sampai di Siteba mama sudah menunggu di depan rumahnya dan langsung masuk ke mobil.
Dari Siteba kami mengambil jalan pintas melewati Meransi yang bisa langsung keluar di Bypass, di depan Kantor Walikota Padang.
Selanjutnya setelah masuk ke bypass, saya langsung tekan gas untuk mengambil kecepatan sekitar 80-100 km/jam. Kecepatan yang sangat mahal dan susah didapat kalau berada di jalur jalan raya Padang -- Bukittinggi.
Hal ini dikarenakan pada ruas jalan tersebut kecepatan 80 km/jam tidak lagi mudah diperoleh karena kepadatan jalan dan kondisi jalan ya g tidak begitu bagus.
*****
Tidak banyak halangan yang berarti di perjalanan walaupun ada di beberapa lokasi kendaraan agak melambat, terutama di lokasi pembuatan jalan layang untuk tol Padang-Sisincin di Lubuk Alung.
Sewaktu mau memotong kendaraan lain di daerah Kayutanam, kami mengalami kecelakaan kecil. Ketika saya mau memotong kendaraan di depan, ternyata kendaraan yang saya ikuti melambat sehingga saya tidak cukup waktu untuk memotong  kendaraan tersebut, sementara kendaraan lain dari arah berlawanan sudah dekat, syukurnya kecepatannya tidak tinggi.
Untuk mengindari kecelakaan saya memperlambat kendaraan saya dan menunggu kendaraan yang di sebelah kiri maju ke depan. Ternyata kendaraan tersebut malah mendekat dan terjadilah gesekan. Bunyi yang terdengar keras membuat istri saya berteriak histeris.
Setelah membiarkan kendaraan tersebut melaju dan menghindar ke kiri, saya juga membanting setir mengikutinya.
Saya perkirakan mobil tersebut akan berhenti, ternyata tidak.