Audit ini harus dilakukan dengan teliti, cermat, dan sesuai dengan hukum dan undang-undang. Pembagian Bansos yang terkesan dipaksankan menjelang pencoblosan pada Pemilu 14 Februari dan juga ada yang dibagikan di pingir jalan dan di depan istana presiden, berkemungkinan besar akan mengandung salah sasaran.
Begitu juga Bansos yang diberikan di berbagai tempat di Indonesia melalui apparat sipil dan apparat desa, juga tidak menutup kemungkinan mengandung unsur nepotisme dan keberpihakan kepada salh satu Capres, bukankan para kepala desa sudah dipanggil oleh preesiden dan dikumpulakn oleh Gibran sebelum pencoblosan?
Cara yang Lebih Manusiawi dalam Pembagian Bantuan
Salah satu kritik yang sering muncul terkait dengan bansos Jokowi adalah cara pembagian bantuan yang masih menggunakan barang langsung seperti beras dan sembako. Pembagian langsung sembago seolah meberi kesan adanya pihak pemberi dan penerima, pemberinya apparat dan penerima mereka yang disebut miskin, padahala sembako tersebut dalah uang negara yang berasal dari pajak rakyat dan didistribusikan seberapa bagian kepada masyarakat miskin yang memerlukan.
Banyak pihak yang menganggap bahwa cara ini sangat rawan penyelewengan, karena dapat dimanfaatkan oleh para pedagang untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga atau kualitas beras dan sembako. Selain itu, cara ini juga dapat menimbulkan gesekan sosial dan deal-deal di luar kewajaran antara yang membagikan dan yang menerima bantuan.
Menurut saya perlu ada usulan untuk menetapkan cara yang lebih manusiawi dalam pembagian bantuan kepada masyarakat yang berhak, yaitu dengan menggunakan mekanisme transfer uang tunai ke rekening penerima. Cara ini dianggap memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
- Lebih menghargai martabat dan kesejahteraan penerima. Dengan transfer uang tunai, penerima dapat membeli beras dan sembako sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya, tanpa harus menerima barang yang sudah ditentukan oleh pemberi. Hal ini dapat meningkatkan rasa hormat dan percaya diri penerima, serta mengurangi stigma sosial terhadap mereka.
- Lebih efisien dan transparan dalam proses distribusi. Dengan transfer uang tunai, pemberi dapat menghemat biaya transportasi dan penyimpanan beras dan sembako, serta menghindari risiko kerusakan atau kehilangan barang. Selain itu, pemberi juga dapat memantau dan melaporkan secara akurat jumlah dan identitas penerima, serta menghindari kebocoran atau penyimpangan dana.
- Lebih mendorong pemberdayaan dan diversifikasi ekonomi penerima. Dengan transfer uang tunai, penerima dapat memiliki lebih banyak pilihan dan kebebasan dalam mengelola uangnya, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non-pangan. Hal ini dapat mendorong penerima untuk berinovasi, berkreasi, dan berusaha meningkatkan pendapatan dan kualitas hidupnya.
Beberapa bantuan uang tunai oleh berbagai negara kepada rakyatnya
Ada beberapa negara lain yang sudah menerapkan cara pembagian bantuan sosial dengan menggunakan transfer uang tunai ke rekening penerima, baik bersyarat maupun tidak bersyarat. Beberapa contoh negara tersebut antara lain:
Brasil, yang memiliki program Bolsa Familia, yaitu bantuan uang tunai bersyarat yang diberikan kepada keluarga miskin dengan syarat anak-anak harus bersekolah dan mendapatkan imunisasi.