Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Perubahan Iklim Global dan Pengaruhnya Terhadap Perancangan Kota Mandiri

22 Februari 2024   18:13 Diperbarui: 22 Februari 2024   18:16 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan iklim sendiri merujuk pada perubahan jangka panjang dalam kondisi rata-rata iklim atau variabilitas iklim, yang disebabkan oleh faktor-faktor baik alami maupun manusia. Perubahan tersebut dapat berdampak pada frekuensi, intensitas, dan durasi dari peristiwa cuaca ekstrem, seperti angin topan, banjir, kekeringan, gelombang panas, dan kebakaran hutan.

Tak hanya itu, perubahan iklim juga mampu memicu pergeseran musim, pencairan es dan salju, kenaikan permukaan laut, serta penurunan keanekaragaman hayati. Dampak negatif perubahan iklim ini tidak hanya terbatas pada Kota Bandung, namun juga merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia dan ekosistem secara luas. Mulai dari peningkatan risiko bencana alam, penurunan produktivitas pertanian, hingga penyebaran penyakit dan munculnya konflik sosial-ekonomi.

PBB: Perubahan Iklim Mendatangkan Gelombang Bencana Cuaca yang Lebih Besar

Laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti bahwa gelombang bencana seperti panas ekstrem, kebakaran hutan, angin topan, dan banjir akan menjadi lebih sering terjadi sebagai dampak langsung dari perubahan iklim. Data dan analisis yang melibatkan lebih dari 220 ilmuwan dari seluruh dunia menunjukkan bahwa suhu permukaan bumi telah meningkat sekitar 1,1 derajat Celsius sejak era pra-industri. Bahkan, perkiraan menunjukkan bahwa peningkatan suhu ini kemungkinan akan mencapai 1,5 derajat Celsius dalam dua dekade mendatang.

Laporan ini memberikan peringatan keras bahwa perubahan iklim tidak hanya membawa dampak yang dapat diprediksi, tetapi juga perubahan yang tak terduga dan tidak dapat dikembalikan, seperti kematian massal terumbu karang, pencairan es di kutub, dan pergeseran arah arus laut. Di tengah semakin meningkatnya ancaman ini, laporan PBB menegaskan pentingnya sistem peringatan dini untuk mengurangi risiko bencana, sekaligus menekankan perlunya upaya serius dalam mengurangi emisi gas rumah kaca guna mencapai target yang disepakati dalam Perjanjian Paris.

Rujukan dalam laporan PBB tersebut merujuk pada laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), sebuah badan ilmiah yang memainkan peran kunci dalam memberikan penilaian ilmiah tentang perubahan iklim, dampaknya, serta solusi adaptasi dan mitigasi. Laporan terbaru IPCC, yang merupakan laporan keenam dalam serangkaian laporan sebelumnya, terdiri dari tiga bagian utama: Dasar Ilmiah tentang Perubahan Iklim, Dampak, Adaptasi, dan Kerentanan, serta Mitigasi Perubahan Iklim.

Bagian pertama dari laporan keenam IPCC, yang dirilis pada Agustus 2021, menitikberatkan pada fondasi ilmiah dari perubahan iklim. Laporan ini menguraikan penyebab, dampak, dan proyeksi perubahan iklim dengan merujuk pada lebih dari 14.000 publikasi ilmiah. Proses penyusunan laporan melibatkan lebih dari 230 penulis utama dan 750 penulis kontributor dari 66 negara, menegaskan kekuatan dan keandalan data yang dihadirkan.

Perbedaan dan Karakteristik Badai, Topan, Siklon, dan Tornado

Badai, topan, siklon, dan tornado merupakan fenomena cuaca ekstrem yang sering kali memunculkan kebingungan karena kesamaan bentuk angin kencang berputar. Meskipun demikian, masing-masing memiliki ciri khas yang membedakannya dalam hal ukuran, kecepatan, lokasi, dan penyebab terjadinya.

Badai adalah fenomena cuaca ekstrem yang ditandai oleh angin kencang berputar dengan diameter yang besar, melebihi 200 km, dan dapat terjadi baik di darat maupun di laut. Topan, di sisi lain, merupakan badai tropis yang muncul di Samudra Pasifik Barat, dikenal dengan kecepatan anginnya yang melampaui 118 km/jam. Sementara itu, siklon adalah istilah yang merujuk pada badai tropis yang terbentuk di Samudra Hindia atau Pasifik Selatan dengan kecepatan angin yang sebanding dengan topan.

Di lain pihak, tornado adalah fenomena yang berbeda dari ketiga yang disebutkan sebelumnya. Tornado adalah angin kencang yang berputar dengan diameter relatif kecil, kurang dari 2 km, yang terjadi di darat akibat perbedaan tekanan udara. Yang membedakan tornado dari badai, topan, dan siklon adalah kecepatan anginnya yang bisa mencapai puncak ekstrim, bahkan melebihi 480 km/jam, menjadikannya salah satu fenomena cuaca paling mematikan di planet ini.

Selain perbedaan dalam karakteristik fisik, fenomena cuaca ekstrem ini juga dipengaruhi oleh perubahan iklim global. Perubahan iklim, yang mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi dan pergeseran pola angin serta hujan, berpotensi meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi dari kejadian cuaca ekstrem. Dampaknya bisa sangat merugikan, termasuk kerusakan fisik, korban jiwa, dan kerugian ekonomi yang signifikan.

Studi-studi telah menyoroti bahwa perubahan iklim berpotensi meningkatkan risiko terjadinya badai tropis yang lebih kuat dan lebih basah, serta tornado yang mungkin terjadi lebih sering dan tersebar lebih luas, terutama di wilayah Amerika Serikat. Inilah mengapa pemahaman tentang perbedaan antara badai, topan, siklon, dan tornado, serta kesadaran akan dampak perubahan iklim, sangat penting dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap cuaca ekstrem di masa depan.

Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun