Pulau Jawa, panggung megah demokrasi,
Dengan 61% suara, kuasa terhimpun.
Di sini, takdir bangsa terukir dalam bilangan,
Namun, bukan sekadar angka, melainkan cerminan harapan.
Dalam riuh, suara-suara menari,
Menari di atas lembaran putih kertas suci.
Tapi di antara senyum dan harapan,
Terselip kekhawatiran akan nasib bangsa.
Kau catat dengan bijaksana,
Di sini, kekuatan berpuluh juta bersembunyi.
Namun, keunggulan tak selalu bersinar terang,
Di antara para penantang, tiada yang mampu berdiri tegak.
Denanyar, Jombang, jeda dalam detak demokrasi,
Di sini, suara-suaranya berbisik.
Prabowo-Gibran, mengibarkan panji unggul,
Namun Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud tetap menantang.
Kawal Pemilu, sorot matamu menatap,
Angka-angka bergulir di layar kaca.
Prabowo-Gibran, melayang di atas angin,
Namun, Anies-Muhaimin masih mengukir jejak.
Di TPS Jokowi, ironi tersirat dalam nama,
Di bawah bayang-bayang kekuasaan sang petahana.
Prabowo-Gibran, mengibarkan bendera kemenangan,
Namun, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud tetap berkibar.
Suara Pulau Jawa, bukan sekadar angka,
Di antara bilangan, terukir nasib bangsa.
Dalam detak-demak demokrasi, terpola harapan,
Namun, keadilan haruslah menjadi pemenang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H