Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cawe-cawe Mr. Presiden, Skandal atau Strategi? (Bagian 3)

5 Februari 2024   16:00 Diperbarui: 5 Februari 2024   18:11 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bro, aku saranin kamu segera menghubungi pengacara dan LSM yang bisa membantumu. Kamu harus siap menghadapi gugatan hukum dari pihak istana. Kamu harus siap membela diri dan media onlinemu. Kamu harus siap membuktikan kebenaran dan kredibilitas beritamu. Kamu harus siap menghadapi segala konsekuensi yang harus kamu tanggung,” tambah Dita, suara yang menaburkan biji keadilan di tanah gersang hatinya.

Hatinya berdebar kencang, terasa seperti kuda yang siap berlari menghadapi lautan api. Dengan langkah-langkah kecil, Hamdi bangkit dari keputusasaan, menemukan semangat di balik bayang-bayang ketakutan yang melingkupi. Ia bukan lagi sendiri, karena teman-temannya telah memberinya semangat untuk berjuang, berani menghadapi badai yang menerjangnya.Hamdi membaca balasan dari teman-temannya dengan perasaan bercampur aduk. Ia merasa terharu dan bersyukur dengan bantuan dan dukungan yang diberikan oleh teman-temannya. Ia merasa bahwa teman-temannya adalah sahabat dan rekan yang setia, solid, dan peduli. Ia merasa bahwa teman-temannya adalah sumber yang bisa ia percaya dan andalkan.

*****

Hamdi berdiri di ambang pilihan-pilihan yang menggantung, bagai kabut yang menyelinap di lembah yang sunyi. Ia merasa dirinya seperti seorang musafir yang tersesat di persimpangan jalan, tak tahu harus melangkah ke arah mana. Pilihan-pilihan itu terhampar di hadapannya seperti kisah-kisah yang belum terungkap, menanti untuk dijalani dengan segala konsekuensi yang melekat padanya.

Mata Hamdi memandang jauh ke cakrawala, mencari jawaban di antara gemerlap bintang yang bersinar di langit malam. Namun, langit yang biru pekat tak memberikan petunjuk yang jelas. Hanya bisikan angin malam yang menyusup perlahan ke telinganya, membawa pesan-pesan tak terucapkan dari alam semesta yang mengelilinginya.

Dalam hatinya, Hamdi merasakan keraguan yang menggerogoti keberanian dan keyakinannya. Tantangan-tantangan yang mengancam seperti badai yang menggelayuti kapal kecilnya di lautan yang luas. Dia merasa dirinya terombang-ambing di antara ombak yang ganas, tak tahu harus berlayar ke arah mana untuk mencari tempat berlabuh yang aman.

Teman-temannya memberikan saran-saran yang melingkupi dirinya seperti awan gelap yang menghalangi sinar matahari. Saran Rani, meskipun penuh semangat, terasa seperti kilatan petir yang mengancam untuk membuyarkan segala yang telah dibangunnya. Saran Andi, meskipun terdengar menawarkan perlindungan, terasa seperti reruntuhan yang siap roboh menimpa kepalanya. Dan saran Dita, meskipun terdengar menantang, terasa seperti belati yang tajam yang mengancam untuk menusuk hatinya.

Di tengah gemuruh batinnya, Hamdi merenung. Ia mempertimbangkan setiap pilihan dengan cermat, menimbang segala konsekuensi yang mungkin terjadi. Tetapi di antara keraguan dan ketakutan, ia juga merasa ada semacam kekuatan yang mengalir di dalam dirinya. Sebuah kekuatan yang menuntunnya untuk tidak menyerah begitu saja di tengah badai yang melanda.

Akhirnya, Hamdi menyadari bahwa keputusan harus diambil, tak peduli seberat apapun pilihan itu. Dia menghela nafas dalam-dalam, merengkuh keberanian yang tersisa di dalam dirinya. Dalam kedalaman hatinya, ia menemukan ketetapan untuk menghadapi apapun yang akan datang, siap menerima segala risiko dan konsekuensi dari setiap langkah yang akan diambilnya.

Dengan langkah mantap, Hamdi memilih untuk menghadapi takdirnya. Dia meneguhkan hatinya untuk tetap berdiri di jalannya, siap menghadapi segala tantangan dan rintangan yang menunggunya di perjalanan ke depan. Meskipun tak tahu pasti apa yang akan terjadi, dia yakin bahwa keberanian dan keteguhan hatinya akan membawanya melintasi samudra yang ganas menuju tempat yang lebih baik. (bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun