Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Politik Malin Kundang dan Malin Kundang Politik

21 Januari 2024   13:51 Diperbarui: 21 Januari 2024   15:58 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Salah satu contoh penggunaan istilah politik Malin Kundang adalah kasus hubungan antara Joko Widodo (Jokowi) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Jokowi adalah presiden Indonesia yang saat ini menjabat untuk periode kedua. PDIP adalah partai politik yang telah mengusung Jokowi menjadi presiden dua kali, pada tahun 2014 dan 2019. PDIP juga adalah partai politik yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia dan putri dari Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia. 

Hubungan antara Jokowi dan PDIP tampaknya tidak harmonis menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2024. PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai calon presiden dan wakil presiden. Namun, Jokowi tidak secara tegas menyatakan dukungannya kepada pasangan tersebut. Bahkan, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, rival politik PDIP. 

Pernyataan Jokowi yang tidak mendukung pasangan PDIP, dan membiarkan putranya maju bersama Prabowo, dianggap sebagai bentuk pengkhianatan dan perpisahan politik oleh beberapa kader PDIP. Mereka mengkritik Jokowi dan mengibaratkannya sebagai Malin Kundang politik. Mereka mengatakan bahwa Jokowi telah melupakan jasa dan kebaikan PDIP yang telah mengusungnya menjadi presiden. Mereka juga mengatakan bahwa Jokowi telah mengkhianati Megawati, yang merupakan ketua umum PDIP dan mantan presiden Indonesia.  

Contoh lain penggunaan istilah politik Malin Kundang adalah kasus hubungan antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Anies adalah gubernur DKI Jakarta yang saat ini telah selesai menjabat untuk periode pertama. Prabowo adalah menteri pertahanan dan ketua umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Prabowo adalah orang yang telah membantu Anies menjadi gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017, dengan mengusungnya bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Malin Kundang Politik: Kritik dan Konsekuensi

Setelah kita melihat beberapa contoh penggunaan istilah politik Malin Kundang, mari kita membahas tentang makna dan implikasi dari istilah tersebut. Apa sebenarnya tujuan dan dampak dari mengkritik seseorang sebagai Malin Kundang politik? Apa saja konsekuensi yang bisa timbul dari penggunaan istilah tersebut? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengambil contoh beberapa kasus politik yang terkait dengan istilah tersebut.

Salah satu tujuan dari mengkritik seseorang sebagai Malin Kundang politik adalah untuk menunjukkan rasa kekecewaan dan kepedulian terhadap sikap dan perilaku seseorang yang dianggap telah berkhianat atau berpisah dengan partai, organisasi, atau tokoh politik yang telah membantunya atau mendukungnya dalam perjalanan kariernya. Dengan mengkritik seseorang sebagai Malin Kundang politik, kritikus berharap bahwa seseorang tersebut akan sadar dan menyesali kesalahannya, dan kembali bersatu dengan partai, organisasi, atau tokoh politik yang telah berjasa kepadanya.

Salah satu contoh tujuan dari mengkritik seseorang sebagai Malin Kundang politik adalah kasus hubungan antara Jokowi dan PDIP. Beberapa kader PDIP yang mengkritik Jokowi sebagai Malin Kundang politik mungkin berharap bahwa Jokowi akan sadar dan menyesali sikapnya yang tidak mendukung pasangan PDIP, dan membiarkan putranya maju bersama Prabowo. Mereka mungkin berharap bahwa Jokowi akan kembali bersatu dengan PDIP dan Megawati, dan mendukung pasangan Ganjar-Mahfud sebagai calon presiden dan wakil presiden.

Namun, tujuan dari mengkritik seseorang sebagai Malin Kundang politik tidak selalu tercapai. Bisa jadi, seseorang yang dikritik sebagai Malin Kundang politik tidak merasa bersalah atau menyesal, tetapi malah merasa marah atau tersinggung. Bisa jadi, seseorang yang dikritik sebagai Malin Kundang politik tidak mau kembali bersatu dengan partai, organisasi, atau tokoh politik yang telah berjasa kepadanya, tetapi malah semakin menjauh atau berlawanan dengan mereka. Bisa jadi, seseorang yang dikritik sebagai Malin Kundang politik tidak menganggap dirinya sebagai Malin Kundang politik, tetapi malah menganggap kritikusnya sebagai Malin Kundang politik.

Salah satu contoh dampak dari mengkritik seseorang sebagai Malin Kundang politik adalah kasus hubungan antara Anies dan Prabowo. Beberapa pendukung Prabowo yang mengkritik Anies sebagai Malin Kundang politik mungkin tidak menyadari bahwa Anies tidak merasa berkhianat atau berpisah dengan Prabowo, tetapi malah merasa berkompetisi secara sehat dan demokratis dengan Prabowo. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa Anies tidak mau kembali bersatu dengan Prabowo. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa Anies tidak menganggap dirinya sebagai Malin Kundang politik.

Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa penggunaan istilah politik Malin Kundang bisa memiliki konsekuensi yang beragam dan tidak terduga. Istilah ini bisa menjadi alat untuk menyampaikan kritik atau sindiran yang tajam dan menyakitkan, tetapi juga bisa menjadi bumerang yang memicu reaksi atau balasan yang keras dan menyerang. Istilah ini bisa menjadi cara untuk menunjukkan rasa kecewa atau kepedulian yang mendalam, tetapi juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan rasa marah atau benci yang berlebihan. Istilah ini bisa menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi kita semua, tetapi juga bisa menjadi sumber konflik dan perpecahan bagi kita semua.

Kesimpulan

Dari artikel ini, kita bisa menyimpulkan beberapa hal tentang politik Malin Kundang dan Malin Kundang politik.Politik Malin Kundang dan Malin Kundang politik adalah fenomena yang ada dalam dunia politik Indonesia, yang berkaitan dengan cerita rakyat Malin Kundang yang berasal dari Sumatera Barat. Politik Malin Kundang dan Malin Kundang politik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang dianggap telah berkhianat atau berpisah dengan partai, organisasi, atau tokoh politik yang telah membantunya atau mendukungnya dalam perjalanan kariernya. Politik Malin Kundang dan Malin Kundang politik adalah istilah yang digunakan untuk mengecam atau mengkritik seseorang yang dianggap telah melupakan jasa atau kebaikan yang telah diberikan kepadanya oleh partai, organisasi, atau tokoh politik yang telah berjasa kepadanya. Politik Malin Kundang dan Malin Kundang politik adalah istilah yang memiliki tujuan, dampak, dan konsekuensi yang beragam dan tidak terduga, tergantung pada konteks, situasi, dan perspektif yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun